Rasa itu masih ada
Dengan rasa yang masih sama
Sama-sama sesakkan dada
Hingga raga terpanggang bara_Goresan Hati_
*******
Kimberly semakin mengubur wajahnya di balik tirai rambutnya, dia tidak ingin Nicole mengenali siapa dia.
Sedikit banyak, Kimberly pernah mendengar tentang pertunangan yang telah dilakukan oleh Nicole.
Tapi, dia baru tahu jika tunangan adiknya ternyata ....
Pantas sejak tadi dia merasa heran melihat banyak orang yang berbisik di belakangnya.
Perasaan itu terasa akrab untuknya. Perasaan dicibir dan dihina.
Dengan enggan, Kimberly menepis tangan Adrian. Dia tidak ingin semakin banyak orang salah sangka dengan dirinya.
Selama ini, dia hanya menganggap Adrian sebagai sosok Kakak yang tidak pernah dimilikinya. Tidak lebih.
"Tunggu!" Nicole memegang bahu Kimberly.
"Apa yang kamu lakukan?" Desis Adrian.
"Aku bertanya kepadanya?" Tuding Nicole.
"Lepaskan!" Perintah Adrian.
"Tidak, dia harus tahu siapa aku," tolak Nicole.
"Nak, Adrian!" Sebuah suara memotong di antara ketiganya.
Kimberly sangat familliar dengan suara tersebut.
Suara yang sebulan lalu masih sangat dirindukannya, suara yang sangat dia harapkan memanggil namanya dengan penuh kehangatan.
"Om," ucap Adrian. Meskipun dia tidak menyukai Nicole, tapi bukan berarti dia tidak menghormati orang tuanya.
Jujur, Adrian sangat mengagumi kesuksesann Richard. Dia bukanlah seseorang dengan latar belakang yang bisa dibanggakan.
Tapi, dengan keuletannya dia berhasil duduk di posisinya saat ini.
Andai Adrian tahu siapa Richard bagi Kimberly.
"Kamu datang dengan siapa?" tanya Richard.
"Saya datang dengan pegawai saya," Richard lalu mendorong tubuh kaku Kimberly. "Perkenalkan! Namanya, Kimberly."
"Apa!" teriak Nicole.
Dia langsung mengangkat wajah Kimberly. Melihat wajah di depannya, membuat Nicole seperti melihat setan.
Sementara Richard, dia seperti melihat Anita 20 tahun silam.
"Kamu!" teriak Nicole, "dasar pelacur tidak tahu diri."
"Apa yang kamu katakan?" desis Adrian.
"Kakak tidak tahu siapa dia, dia adalah pelacur yang tidak tahu diri. Dia dan ibunya sama-sama parasit," hardik Nicole.
"Jaga mulutmu," teriak Kimberly.
Kini, beberapa orang mulai mengalihkan perhatian mereka. Ingin melihat apa yang terjadi dengan kelompok kecil tersebut.
"Ada apa dengan, nicole? Amira sedikit bertanya-tanya. Tanpa menunggu lama, Amira langsung mengajak Astrid untuk mengikutinya.
"Ada apa ini, Adrian?" Tanya Astrid.
"Mah---"
"Ada apa?" Astrid bertanya sekali lagi.
"Tante lihat, Kak Adrian membawa pelacur murahan untuk menghadiri acara ini," adu Nicole.
"Kimberly," seru Astrid.
"Tante kenal dia?" tanya Nicole heran.
Tidak hanya dia , tapi Richard dan Amira pun merasa heran."Iya, dia bekerja untuk Adrian," Asrtid menjawab jujur, "kamu juga kenal dia?"
"Tante, bagaimana bisa aku tidak mengenal dia. Dia dan ibunya adalah wanita penggoda. Selama ini mereka tinggal di rumah saya, tapi sekitar sebulan lalu mereka di usir."
"Hentikan semua omong kosongmu," teriak Kimberly.
Tidak apa, jika dia yang dihina. Tapi ibunya, dia tidak akan membiarkan siapa pun merendahkannya."Apa? Memang benarkan. Kau dan ibumu adalah P-E-L-A-C-UR."
Tak kuasa menahan amarah, Kimberly melayangkan tangannya.
"Nicole," teriak Richard dan Amira. Keduanya sontak mendatangi Nicole.
"Apa yang kamu lakukan?" teriak Richard.
Tangannya sudah mulai terangkat. Kimberly yang melihat perubahan emosi sang mantan ayah, refleks mengangkat tanggan untuk melindungi kepalnya.
"Hentikan," teriak Adrian.
Richard seakan sadar, lalu menurunkan tangannya.
Adrian yang melihat ketakutan Kimberly, sedikit banyak bisa menebak siapa yang sebulan lalu melukainya. Namun, apa hubungan kesuanya?
"Kamu harus bertanggung jawab. Lihat apa yang telah kamu lakukan kepada anakku," teriak Amira. Tangannya masih setia memeluk tubuh Nicole.
"Ada apa, Kim? Kenapa kamu memukul, nicole,?" tanya Astrid heran. Setahu dia, Kimberly adalah anak yang sopan.
"Panjang ceritanya, Tante," jawab Kimberly.
"Tante bisa mendengarkan semuanya."
"T---"
Sebelum Kimbely bisa menjawab, Amira sudah terlebih dahulu menjawab.
"Kamu pasti kenal ibu pelacur ini, dia dan ibunya sama-sama pelakor. Yang tidak tahu terima kasih."
"Berhenti mengatai ibuku pelacur, kamu lebih tahu siapa pelacur yang sesungguhnya," teriak Kimberly.
Amira yang mendengar jawaban Kimberly hanya tertawa sinis.
"Katakan sekali lagi!" tantang Amira.
"Kalian berdualah yang pelacur, kalianlah yang hidup sebagai pelakor. Kalianlah parasit yang sesungguhnya." Kimberly menjerit sakit.
"Silakan tanya kepada semua orang, sejak dulu, siapa yang selalu ada di samping suamiku?"
"Kamu---"
"Apa, bukankah sudah jelas," ejek Amira.
"Sudahlah, berhenti bertengkar. Lebih baik sekarang kita segera mengobati pipi Nicole," saran Astrid, "dan kamu, Kim. Tante mau bicara sama kamu."
"Tunggu saja, aku pasti akan membuat perhitungan denganmu," ujar Nicole. Saat ini, dia merasa jika pipinya seperti terbakar.
"Begitu pun denganku." jawab Kimberly.
"Awas kamu!" Amira memelototi Kimberly. Dia dan Richard segera membawa Nicole pergi. Keduanya langsung membawa Nicole ke rumah sakit.
Kimberly yang melihat perlakuan berbeda yang dilakukan Richard, hanya mampu meremas dadanya.
"Ternyata rasa itu masih sama. Sama-sama menyakitkan. Aku pikir, aku bisa melupakan semuanya. Tapi ternyata aku salah." Batin Kimberly.
"Ayo, kita juga segera pergi dari sini," ajak Adrian.
"Ya," jawab Kimberly.
Asrtid hanya melihat keduanya yang juga meninggalkan pesta tersebut. Sebenarnya, dia ingin pergi juga. Tapi, saat ini dia datang dengan sang suami.
Jadi, dia hanya bisa menghela napasnya. Lalu pergi mencari suaminya.
Banyak yang harus mereka bicarakan nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sweetest Revenge
RomanceNubar bersama #Karyasastraku #Virgopublisher A Cover by @Nizalesi. Tanx beib.😚 ******* Bagi Kimberly, tidak ada yang namanya kasih sayang ayah dalam keluarganya. Dia hanya memiliki kasih sang ibu, tidak ada yang lainnya. Meski terlahir dari keluar...