Sugar and Smoke ; yejisu [✓]

Solemnly

Notes : setiap chapter mungkin akan lebih singkat dari biasanya. i'm trying to make this story go fast but also slow at the same time. so please enjoy! :)

——————

Cinta pertama sulit untuk dilupakan.

Jisu percaya hal itu. 

Karena ketika matanya bertemu dengan sepasang manik indah milik Yeji, Jisu seakan lupa kalau ia berada di dunia yang sama dengan gadis itu. 

Jisu dapat merasakan jantungnya berdegup dua kali lebih cepat ketika Yeji berada di sampingnya, melakukan hal kecil yang seharusnya menjadi hal lumrah untuk dilakukan seorang sahabat. 

Namun hal itu tidak berlaku untuk Yeji. 

Jisu tahu ada sesuatu di balik dadanya yang seakan ingin meledak setiap kali Yeji menatapnya, menyelipkan helai rambutnya ke belakang telinga, atau hanya melakukan hal sederhana seperti tertawa. 

Jisu selalu ingin melihatnya lagi.

Ia ingin merasakan tangan Yeji berada di sela-sela rambutnya lagi,  atau hanya sekadar mendapati sepasang mata itu menatap ke arahnya lagi.

Darah yang dipompa dari jantung ke seluruh tubuhnya seakan meneriaki nama Yeji, terus-menerus dan tidak mau berhenti.

Katakan kalau Jisu sudah gila, karena kenyataannya memang begitu.

Yeji memiliki kharisma yang Jisu sendiri tidak dapat menjelaskan secara gamblang. 

Gadis itu terlalu sempurna untuk dideskripsikan hanya dengan kata-kata. 

Terlalu indah, sangat indah hingga Jisu berpikir kalau dunia hanya berputar untuk Yeji saja.

Ada perasaan campur aduk yang tersimpan di balik dadanya, perasaan yang entah sejak kapan menghinggap di sana, perasaan yang terus-menerus tumbuh tak terkendali hanya untuk Yeji, si kutu buku yang ia kenal pertama kali di bangku sekolah dasar.

Namun Jisu tidak tahu apa yang harus ia lakukan.

Haruskah ia memberi tahu Yeji?

Haruskah gadis itu meminta bantuan kepada sahabatnya untuk menghilangkan segelintir perasaan yang bahkan ia tidak tahu mengapa ada di sana?

Jisu tidak tahu harus bagaimana.

Ia tidak tahu.

Ribuan pertanyaan tentang perasaan telah ia lontarkan untuk dirinya sendiri. 

Ribuan pertanyaan yang ia sendiri tidak tahu jawabannya.

Ribuan pernyataan yang sama tentang...

Mengapa Yeji begitu berarti untuknya?

—