Upper Heart

1.4K 173 5
                                    

Yeji kini telah berubah menjadi Yeji yang atletis dan populer. 

Hari demi hari, gadis itu tumbuh menjadi pribadi yang semakin dewasa, cantik, dan berjiwa sosial. 

Sangat berbeda dengan Yeji beberapa tahun lalu yang terkesan culun dan pemalu.


Namun Yeji tetaplah Yeji di mata Jisu.


Meski dengan penampilan yang berubah cukup drastis, Yeji yang Jisu kenal masih tetap sama dengan Yeji yang mengulurkan sekotak krayon ke arahnya sepuluh tahun silam.

Tangan kecil yang dengan malu-malu kembali terulur untuk menjabat milik Jisu, tersenyum dengan polos dan ragu, memberanikan diri untuk bicara meski dengan suara yang serak dan bergetar, "Aku Hwang Yeji, nama kamu siapa?"


Jisu selamanya tidak akan pernah melupakan hari itu.


Hari di mana Yeji mulai masuk ke dalam hidupnya dengan sangat teratur, menjadikan dirinya sebagai rutinitas hingga prioritas.


Yeji selalu mendahulukan segala kepentingan Jisu diatas segalanya, bahkan dirinya sendiri.

Gadis itu selalu ada di samping Jisu, memeluknya dengan bangga ketika Jisu berhasil menjuarai olimpiade sains tingkat nasional, menggenggam tangannya setiap kali rasa gugup menyerang Jisu hingga ke tulang, memberi usapan lembut yang menenangkan pada pundak dan punggungnya ketika Jisu tak berhenti menangisi kepergian ayahnya selama berhari-hari.


Yeji selalu ada di sana. Di hampir setiap momen hidupnya.


Tersenyum geli, Jisu mengingat bagaimana masa kecilnya yang terlalu banyak ia habiskan bersama Yeji.

Mengingat bagaimana Yeji mendapat banyak bekas luka di tubuhnya karena terlalu sering melindungi Jisu. 

Bertengkar dengan para siswa laki-laki yang tidak berhenti mengganggu Jisu ketika mereka duduk di bangku SMP, dan ketika Yeji terjatuh setelah berhasil menyelinap keluar sekolah hanya untuk menyemangati Jisu di babak semi final beberapa waktu silam.

Namun dibalik semua itu, Yeji bukanlah sosok yang sepenuhnya Jisu gambarkan.

Gadis itu populer, juga disukai banyak orang, dan hal itu ia jadikan kesempatan emas untuk menarik-ulur perasaan yang datang padanya.

Jisu tahu betul bagaimana Yeji mempermainkan hati orang lain dengan cara yang sopan. 


Lalu Jisu menarik kembali seluruh keberaniannya secara otomatis.


Jisu tidak pernah berani memikirkan tentang Yeji lebih dari apa yang ia punya sekarang.

Yeji adalah sahabatnya, teman yang paling ia percaya, dan gadis itu tidak mau mengambil resiko untuk kehilangan hal yang ia anggap paling berharga dalam hidupnya.

Tidak hanya karena keegoisannya.

Bagi Jisu, selagi Yeji masih ada di sini, di sisinya, tanpa berubah,

meski dengan kenyataan bahwa gadis itu berkali-kali dimiliki orang lain yang bukan dirinya,

Jisu akan tetap bersyukur.


Karena baik Yeji dan perasaan yang Jisu milikki, keduanya adalah anugerah yang Tuhan berikan padanya.


Ada hal yang diciptakan untuk tidak dimiliki, kan?






Sugar and Smoke ; yejisu [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang