Waktu berlalu begitu cepat hingga tanpa sadar Jisu kini duduk di bangku auditorium kampusnya, menunggu namanya dipanggil untuk naik ke atas panggung dan menerima sertifikat kelulusan dari universitas.
Semua berjalan begitu cepat bagi Jisu yang sendirian, jauh dari rumah dan keluarga, juga tanpa Yeji.
Jisu tidak pernah menyangka ia bisa melalui tahun-tahun terberatnya. Gadis itu tidak lagi pernah kembali ke rumahnya.
Ia memilih untuk tinggal di kotanya sekarang, mencari kedamaian dan mencoba beradaptasi dengan lingkungan baru, dan alasan untuk menghindari Yeji juga terselip di dalamnya.
Namun Jisu tahu kalau ia masih punya keluarga, dan tiba pada suatu hari di mana ia memutuskan untuk kembali, menemui ibu dan kakaknya ketika libur akhir tahun tiba.
Jisu berpikir semua akan berjalan sesuai rencana sebelum gadis itu menyadari suatu hal.
Yeji juga pulang untuk liburan.
Jisu menyadarinya ketika ia dengan tanpa sengaja menangkap sosok Yeji tengah bermain basket di lapangan, di tempat yang tak jauh dari rumah lamanya.
Kaki-kaki jenjang Yeji bergerak lincah di atas tanah, sementara tangannya sibuk menggiring bola.
Sama seperti sebelumnya, Jisu merasa paru-parunya seakan terjepit dan ia kehilangan napasnya sekali lagi.
Namun entah mengapa, kali ini terasa sakit.
Sangat sakit.
Ada ribuan kenangan yang terlintas di dalam pikiran gadis itu. Kenangan tentang Yeji dan dirinya semasa sekolah.
Meski Jisu telah meyakinkan dirinya kalau ia sudah melupakan Yeji, namun gadis itu tidak bisa menghindari kenyataan bahwa Yeji adalah orang yang menemani gadis itu hampir separuh dari umurnya.
Dan Jisu dapat merasakannya lagi.
Ia sama sekali belum melupakan Yeji.
Ah, semesta sepertinya senang bermain-main dengan Jisu.
Merasa dirinya sedang diperhatikan, Yeji menoleh ke tempat di mana Jisu berdiri.
Seakan ada magnet yang menarik mereka satu sama lain, keduanya saling bertatapan.
Ada ekspresi kaget yang timbul di wajah Yeji selama sepersekian detik sebelum gadis itu tersenyum, mengangkat satu tangannya lalu memberi Jisu sebuah lambaian kecil.
Semua terlihat familiar.
Keberadaan Yeji di hadapannya, senyum gadis itu, juga tatapan matanya...
Semua masih terlihat sama bagi Jisu.
Dan untuk kesekian kalinya, lagi dan lagi, Jisu kembali tenggelam dalam perasaannya.
—
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar and Smoke ; yejisu [✓]
Fanfiction❝ They were a poem, but the universe refused to write their verse. ❞ ㅡ Jisu tidak yakin kalau ia bisa melupakan Yeji nantinya. [ completed story ✓ ] •gxg! •yejisu angst •baku