The end of the harmony

962 149 38
                                    

Pengumuman: perjalanan panjang, jangan lupa minum antimo biar gak mabok.







2 months later.

"HATI-HATI YA NARO ORNAMENNYA, PELAN-PELAN!" teriak Mark, sebagai penanggung jawab.

Jennie dan tim gak akan bisa sampe ke titik ini tanpa bantuan Mark, Jaemin, Haechan, Xiaojun, dan Lucas sebagai volunteers. Meski tugas mereka gak jauh dari ngurus tata letak panggung, decoration, costumes, tapi segala bantuan mereka berarti banget buat yang lain. Meringankan para Kakak-kakak yang masih juga disibukan dengan tugas perkuliahan.

Setelah dua bulan lamanya, penuh pertimbangan, penuh kerja keras. Akhirnya akan terbayarkan di esok hari. Untuk angkatan ini resital sengaja diadakan lebih dulu dari skripsi sebagai syarat untuk sidang. Selesai sempro, Jennie, Johnny, Jaehyun, Rosé, Doyoung, Taeyong, gak cuma harus mikirin revisi, tapi juga persiapan resital. Gimana dah tuh mau mati aja.

H-7 acara semua berjalan sesuai rencana meski kadang mereka dihadapkan dengan kendala yang dari mana aja datengnya. Gak terduga. Dari masalah sama jasa sewa dekor dan instruments, sampe yang paling parah demo lagu mereka damage karena software DAW nya error. Giliran dicoba recover, yang bisa dibalikin cuma versi lamanya yang mana seminggu lalu sebelum adanya perubahan di part Taeyong dan Rosé.

Semuanya stress, semuanya depresi. Beruntungnya they got each others, untuk saling menguatkan. 

"Jaem, tim fotografi lo besok aman kan?" tanya Jennie, nepok pundak Jaemin yang lagi motret buat dokumentasi.

"Aman dong, Kak! Semuanya udah beres. Tinggal nasi padangnya aja besok hahahaha...."

"Yah, padahal gue mau beliin yoshinoya, tapi lo maunya nasi padang yaudah lah ya." Jennie pura-pura telfon Johnny, "Jo, besok konsumsi naspad aja—"

"ET ET ET JANGAN LAH KAAAK! Kasian itu udah rejeki si yoshinoya masa gara-gara gue doang dibatalin? Jangan lah!" Jaemin cengengesan.

Jennie geleng-geleng kepala dan ngacak rambut Jaemin singkat, "Yaudah ya, gue tinggal ke sana dulu."

"Sip sip!"

Rosé pun juga sama sibuknya kaya Jennie, mondar-mandir, ngurus instruments. Cepolan rambutnya udah gak berbentuk, lipstick nya juga udah pudar.

"Can, kayanya piano ditaro rada pojok dikit deh. Kalo di tengah ntar terlalu jadi pusat perhatian, takut yang lain ketutupan." Rosé menunjuk piano yang berada di tengah panggung untuk sesi solo nya.

"Ya bagus dong, Teh. Kan biar makin cakep si Teteh main pianonya, jadi main character kitu." jawab Haechan.

"Yeeeeeh, gak bisa lah! Kan ini acara rame-rame, masa gue doang yang jadi sorotan? Gak mau!"

"Hahahaha aduh, siap siap. Emang dah ya, lu udah cantik, humble pula, Teh. Jadi pengen nikung."

"HAH APA COBA NGOMONG DEPAN PACARNYA SINI!" Jaehyun muncul, gak tau dari mana.

"Hadeeeh ini romeo apa setan kok muncul tiba-tiba?"

"Setan, Can."

"Oh ya pantesan...."

Rosé cekikikan liat pertengkaran bodoh antara Haechan dan Jaehyun, lalu memekik kencang, "EHHHHH YAAMPUN LUPA!!!!!!"

Akord, Taeyong ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang