Chapter 8

5.6K 481 11
                                    

Setelah serangkaian pemeriksaan medis pada tubuh Jimin maka diagnosa akhir penyakit Jimin keluar.

Lambungnya berlubang. Dan harus melakukan operasi agar lubang dan luka di lambungnya tidak semakin membengkak.

Jimin yg mendengar kata operasi semakin melemas. Sungguh bagaimanapun dia takut jarum suntik. Dan bukan hanya itu, Jimin juga memikirkan biaya rumah sakit yg sudah pasti akan membengkak juga.

Bahkan Jimin berusaha nego dengan sang dokter agar ia bisa berobat jalan saja. Tapi nyatanya tidak bisa seperti mengobati luka di lutut yg di beri antiseptik lalu kering.

"Aku akan tanggung semuany, Jiminie."

Jimin tak tahu harus menimpalinya apa. Tetap saja ia takut. Sudah sakit hatinya karna Nara, lalu perut nya sekarang pikirannya yg di buat mengkeret. Lengkap sudah.

Karna stress yg cukup tinngi menekan Jimin, tekanan darahnya pun ikut melonjak. Jika Jimin tidak bisa tenang maka operasi tidak bisa segera di lakukan mengingat resiko berbahaya.

Yoongi masuk ke dalam ruangan setelah dokter menjekaskan kondisi terakhir. Dan Jimin sedang merengek seperti anak kecil meminta es krim pada Namjoon untuk segera memulangkannya.

"Hei kid," kata Yoongi duduk di sisi ranjang setelah Namjoon bergeser. Gummy smile milik Yoongi menghias wajah pucatnya yg tampan.
Dan Jimin tertegun melihat gummy smile itu lagi.

"Kau harus sembuh. Apa sih yg menekan pikiran mu?"

"ada di sini saja sudah buat aku stress tuan muda."

Pintu kamar terbelalak lebar dan menampilkan wajah alien yg begitu shock bukan main tanpa permisi. Ia melesat dan langsung menghadiahi Jimin pelukan hangat serta kecupan kecupan sayang di seluruh wajah gemas Jimin.

Tentu saja perlakuan Taehyung membuat Yoonvi terbakar sampai mendelikan mata sipitnya. Tapi melihat reaksi Jimin yg tersenyum, Yoongi sedikit mereda. Hanya setitik.

"Aigoo uri Jiminie.. aku sedih." Kata Tae yg tiba tiba menangis.

"Tae. Aku baik baik saja."

"Bagaimana kau baik baik saja kalau kau mau di operasi?"

Jimin mengedarkan pandangan bertanya pada Namjoon dan Yoongi.

"Maaf aku yg menelepon Seokjin dan memberi tahu kabarmu. Mungkin saja dengan kehadiran teman temanmu, stress mu bisa berkurang Jim." Sela Namjoon.

"Aigoo gembil ku. ." Sura Seokjin mengudara dan segera menghambur kearah Jimin tergolek. Tak lama Hosoek dan Jungkook masuk berbarengan.

"Yoongi hyung." Jungkook datang dengan sebucket bunga lalu memeluk rindu Yoongi. Hosoek pun sama membawa sekotak camilan dan menjabat tangan sang Dirut lalu beradu bahu.

Nyatanya Hosoek memang dekat dengan Yoongi.

Seokjin dan Taehyung baru memberi salam pada atasannya setelah sadar Jungkook menyapa nama Yoongi.

Jimin tersenyum lebar, sangat lebar.

"Aduh Jiminie.. kau membuat jantungku mau copot." Kata Hosoek setelah menaruh bingkisan di atas nakas. "Lama tak mendengar kabar dan tak melihatmu, tiba tiba Taehyung memberitahu begini."

"Ah.. lihat dirimu bayi, kurus sekali. Apa kau tidak minta ekstra daging di baki makanmu? Heuh?" Seokjin mengelus pipi Jimin yg tanpa rona.

"Maaf ya. Aku membuat kalian khawatir." Jimkn tersenyum.

Yoongi benar benar lega ketika melihat senyuman manis bak kembang gula Jimin menghias. Setidaknya dia tau kalau stress yg baru saja di alaminya itu memudar.

[✓]   A F E K S I  | YoonminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang