Yoongi mengerjab matanya. Bukan main hatinya begitu terkejut melihat wajah Jimin yg pucat pasi dengan peluh sebesar Biji Jagung di wajah bercampur air mata.
Nafas pendeknya membuat Jimin sulit bersuara apalagi sekedar mencicit membangunkan Yoongi. Perut besarnya di landa sakit bertubi tubi. Dan bayi mereka yg sedari tadi terus bergerak gelisah dalam perut Jimin membuat lengkap rasa ngilu bercampur lemas.
"bertahanlah sayang." Yoongi terus mengusap sayang Jimin yg tersenyum lirih. Sambil menelpon rumah maid untuk menyiapkan mobil. "Bisa berjalan?" Jimin menggeleng pasrah.
Dengan lembut Yoongi mengangkat tubuh bulat Jimin menuju Lift.
Berterima kasihlah pada Ibu suri yg setelah tau Jimin Hamil ia segera memasang lift di rumah itu. Kalau tidak bisa bisa Yoongi akan berakhir dengan patah tulang karna harus mengankat tubuh bulat Jimin yg cukup ehm.. berat.Para maid berbondong membantu Jimin dan Yoongi sampai dengan cepat ke mobil. Lalu Ny. Shin yg datang tergopoh dengan tas bayi yg sudah lengkap.
Para Maid sudah menantikan hari ini. Hari kelahiran pangeran kecil. "Semangat tuan muda Jimin.!" Serentak para maid memberikan semangat pada Jimin yg sudah lemas. Dan Jimin tersenyum lirih menanggapi mereka semua. Lalu mobil melaju.
Jimin terus saja menangis tanpa suara selama perjalanan dan itu membuat hati Yoongi begitu terasa di remat. sesekali Yoongi menyerahkan kemeja piyamanya untuk di remat Jimin menahan sakitnya. Hanya kecupan kecupan sayang yg bisa Yoongi berikan pada Jimin untuk sedikit menenangkannya.
Tiba di rumah sakit Jimin segera di bawa ke ruang tindakan operasi.
"Tuan mau menemani istrinya?" Tanya seorang suster pada Yoongi..
Yoongi setengah hati. Bukan karna ia takut darah atau jarum suntik. Tapi apa dia akan kuat melihat Jiminnya kesakitan. Tapi kalau tidak masuk Jimin akan sendirian berjuang.
"Aku masuk." Putusnya ketika sekian detik perang batin.
Yoongi berganti pakaian steril serba Hijau. Dan dia menyelinap masuk ke dalam ruang operasi di mana Jimin sudah dengan selang oksigen dan kabel di sekujur tubuh.
Yoongi duduk di atas kepala Jimin dan menyerang Jimin dengan kecupan sayang. "You can do it, love. Aku disini.. menemanimu.."
"Terima kasih, hyung. mau berjuang bersamaku disini." Kata Jimin tersenyum manis. Yoongi tak berani menatap lurus ke arah kain hijau di depannya.
Ia hanya memandang wajah Jimin yg pucat dan berkeringat. Sesekali Yoongi menyeka keringat dari dahi Jimin. Meskipun Yoongi sendiri merasa gugup ketika mendengar suara gunting sedang merobek sesuatu.
Lalu dokter menarik sesuatu dari balik selimut Hijau khas bedah dengan berlumur darah. Segumpal daging dengan tali pusar panjang di angkat dokter ke udara dan membuat Yoongi melemas.
Yaa itu buah cinta mereka. Masih segar dengan darah yg masih menyelimuti beberapa bagian tubuhnya. Suster memotong tali pusar itu dan membawa segumpal daging itu ke sebrang ruangan.
"HHUUWEWWKKK... OOOEEEKKK.."
Yoongi melega mendengar suara tangis bayinya pecah. "Terima kasih Jim.. terima kasih.." lagi jimin di hadiahi kecupan penuh sayang oleh Yoongi. Ia sangat bersyukur saat ini.
Dan Jimin terlihat lega terlepas dari rasa sakitnya yg berhenti. Bahkan air matanya menahan sakit kini berhenti menjadi air mata haru karna mendengar isak bayi anaknya.
"Selamat tuan tuan. Dia laki laki."
"Min Mino." Ucap Jimin dan Yoongi bersamaan.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] A F E K S I | Yoonmin
Fanfiction[Complete] Pikiran Yoongi yg semula di peruntuk kerja kerja dan bisnis kini berubah. Dia memikirkan hal hal yg berhubungan dengan perasaan seperti ini. Entah sudah berapa banyak wanita yg ia kencani, tiduri hanya untuk mendapat afeksi seperti ini. S...