Yoongi terus melirik arlojinya penuh rasa kesal. Asisten nya sudah telat 1 jam dari jadwalny hari ini. Untung ada Namjoon yg selalu siaga. Dengan sekali waktu semua kebutuhan Yoongi terpenuhi sudah.
Berkali kali Yoongi hubungi ponsel Jimin, tapi tak ada jawaban. Bahkan pesan di ktalknya tak di baca.
Kemana sebenarnya si bantet manis itu?
Mobil hendak keluar dari mansion kediaman Yoongi, dan disanalah Jimin berdiri dengan nafas terengah juga peluh yg membanjiri wajah gemasnya.
Yoongi yg melihat dari dalam mobil rasany tak tahan kalau hanya menonton. Dengan cepat dan sedikit khawatir, banyak kesalnya ia segera keluar dari mobil menghampiri Jimin.
"DARI MANA SAJA KAU?!" hardik Yoongi pada Jimin yg terengah. Dengan tubuh yg sedikit membungkuk. Yoongi menyadari ada yg tak beres dengan Jimin.
Wajah yg biasanya merona kini pucat pasi. Senyum yg biasa Yoongi konsumsi menghangatkan kini mendadak dingin.
"M- ma-af tu-an m-mu-da, a-aku te-her-lam-bat." Nafasnya menderu semakin cepat dan detik kemudian tubuh mungil Jimin limbung.
Yoongi menangkap cepat tubuh mungil Jimin agar tak jatuh ke aspal.
"Jimin.. hei Jimin.." Yoongi menepuk pipi Jimin yg sudah tak sadarkan diri.
Para pekerja datang untuk membantu Yoongi mengangkat tubuh Jimin yg terkulai termasuk Namjoon.
Tapi Yoongi menolak, dia sendiri yg membopong tubuh berisi Jimin kedalam mansion mewahnya.
Tanpa di suruh Namjoon menelpon sang dokter pribadi yg juga teman SMA Yoongi untuk segera datang.
Tubuh Jimin di letakan perlahan di atas kasur besar nan empuk milik Yoongi. Yoongi menelungkup kan tangannya di kening Jimin. suhunya terbilang normal.
"10 menit lagi dokter Lee akan tiba tuan muda." Namjoon memberitahu Yoongi yg memasang wajah khawatirnya.
"Atur ulang semua jadwalku. Pertemuan penting Sambung kan dengan video call. Sampai aku tahu keadaan Jimin kosongkan semua jadwal."
"Baik tuan muda."
Baru kali ini Namjoon melihat tuannya peduli dan khawatir seperti itu. Dan Namjoon tersenyum lembut ketika meninggalkan ruang kamar tuan muda.
"Jadi bagaimana Lee?" Tanya Yoongi segera ketika sang Dokter selesai memeriksa.
"Dugaan sementar adalah tukak lambung akud. Gas asam yg ada di lambungnya begitu tinggi. Menganggu kinerja paru yg dan memperlambat oksigen sampai ke otak."
"Apa berbahaya?"
" ya jika di biarkan terlalu lama. Tinggi kemungkinan bahwa lambung Jimin mengalami luka serius saat ini."
"Perlukah kita bawa ke rumah sakit untuk tindakan?"
"Untuk sementara biarkan di beristirahat sampai kantung infus ini habis. Aku butuh evaluasi keluhan apa yg Jimin rasa. Baru setelahnya ambil tindakan."
"Terima kasih banyak kalau begitu lee." Yoongi menjabat tangan Lee
"Mari ku antar dokter Lee." Namjoon mengantar dr. Lee keluar ruangan.
Yoongi duduk perlahan di pinggir kasur sembari menatap wajah damai Jimin yg tertidur pulas, wajahnya benar benar seperti bayi.
Yoongi baru menyadari bahwa pipi gembil Jimin menyusut. Menampakkan garis rahangnya. Meskipun itu tak mengurangi kadar manis dan juga kegemasan di wajahnya.
Entah atas dasar dorongan apa, Yoongi meraih jemari bantet Jimin yg bertaut jarum dan selang infus. Mengelus perlahan punggung tangan dengan sangat hati hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] A F E K S I | Yoonmin
Fanfic[Complete] Pikiran Yoongi yg semula di peruntuk kerja kerja dan bisnis kini berubah. Dia memikirkan hal hal yg berhubungan dengan perasaan seperti ini. Entah sudah berapa banyak wanita yg ia kencani, tiduri hanya untuk mendapat afeksi seperti ini. S...