Chapter 2

6.4K 553 40
                                    

Selama briefing berlangsung, dalam hati Jimin berkomat kamit merapal doa tolak balak dari amarah sang Dirut.

Mengingat Jimin sudah mendorong sang Dirut hingga Terjungkal, mengumpat dengan teriakan juga melayangkan cap lima jari di pipinya yg pucat mulus itu yg nampaknya masih berbekas.

Tidak begitu sejelas tadi sih, tapi cukup menarik atensi siapapun yg ada di sebelahnya.

Beruntung sang Dirut tak mengatakan apapun tentang kejadian aneh pagi ini dan menunjuk nunjuk lantang Jimin. Ffiuh..

Mereka bubar dengan tertib dan kembali ke pekerjaan masing masing bagiannya.

Jimin yg sedari tadi menahan nafasnya, kini bisa menghembuskan nafasnya begitu lega. Memasok oksigen sebanyak mungkin untuk kembali mengumpulkan mood yg hampir punah.

"Tumben banget yaa dirut langsung dateng ke lapangan." Bisik para staff seraya meninggalkan ruangan.

"Bener juga sii. Baru kali ini aku liat dirut langsung. Biasanya kan tuan Namjoon yg datang untuk sidak bulanan." Timpal Taehyung pada Jimin. "Wajahnya itu badboy banget ya."

Rasanya Jimin gak ingin berkomentar apapun tentang Dirutnya yg kelewat lebih hormon atau sekedar menimpali ucapan Taehyung.

.

Telinga Yoongi mendengarkan jadwal yg di kumandangkan sang asisten yg merangkap sekretaris juga. Tapi tatapan nya yg kosong tak lepas dari pemandangan di luar jendela.

Sesekali hanya mengangguk menanggapi ucapan sang sekretaris agar terlihat menyimak.

Entah dimana pikirannya kini. Tapi yg jelas ingatannya masih di gadang gadangi oleh bibir ranum yg merekah berasa manis.

Itu hanya ciuman Yoongi, kau biasa melakukan nya pada wanita.

Justru itu masalah hatinya, biasanya wanita. Tapi Kan kali ini namja yg membuatnya jadi tidak biasa.

"Maaf tuan muda. Apa pipi anda benar tidak apa?"

"Heuh?" Yoongi baru benar benar kembali dari lamunannya.
Namjoon mengelus pipinya sendiri, dan Yoongi membulatkan bibirnya.

Hell, jeri bantet itu benar benar ajaib.

"Gak apa."

Lihat nanti, akan ku buat perhitungan kau bantet. Batin Yoongi yg sekarang agak kesal.

.
.
.
.
.

Jimin meregangkan tubuhnya ketika bangun tidur. Hari ini rencananya dia akan kencan bersama Nara di taman hiburan kota. Sudah seminggu dia tak bertemu sang kekasih tercinta karna kesibukan ke.2nya.

Nara sang kekasih Jimin adalah mahasiswa tingkat akhir yg sedang gencar gencarnya bikin skripsi. Jadi mulai sulit untuk mengatur waktu bertemu hanya untuk melepaskan rindu.

Mereka hanya menyempatkan berkirim pesan singkat melalui sosmed, untuk saling mengetahui kabar masing masing.

Jimin bergegas ketika arlojinya menunjukan 11. Mereka janjian di depan pintu masuk taman hiburan guna menghindari buang waktu untuk menjemput.

"Mari, saya bantu nek." Jimin mengulurkan tangan nya ketika seorang nenek membawa 3 bungkusan di tangan yg nampak agak berat di penyebrangan.

Sang nenek lantas tersenyum lebar dan memberikan 2 bungkusannya oada Jimin. "Terima kasih, nak."

Jimin hanya membalas dengan senyum manis dengan mata sabitnya.

"Waah.. kau tampak bahagia yaa.. mau bertemu pacar ya?" Sang nenek membuka obrolan.

[✓]   A F E K S I  | YoonminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang