Chapter 4

5.6K 465 14
                                    

"Yak! Bodoh! Kenapa tak memberiku kabar semalam! Bonsai!! Aku hampir menuju galaksi lain untuk mencarimu!!" Pekik Taehyung ketika mereka berada di ruang Loker untuk bergsnti seragam.

Di sertai dengan pukulan manja dan jambakan yg terasa seperti belaian sayang.

Sayang di sayang bukan sayang betulan.

Tentu saja pukulan yg di layangkan Taehyung cukup membuat tubuh mungil Jimin terhuyung. Oh oh jangan lupa jambakan yg cukup membuat rambut Jimin akan pitak.

"Tae.. aakh sakith! Aoucch..! Maaf."

Akhirnya berhenti juga penjajahan terhadap tubuh bonsai Park Jimin.

Taehyung mendengus. "Kau berhutang penjelasan padaku!"

"Semalam aku bersama pak Dirut di sebuah restoran."

"HAH?? PAK DIRUT?-" Jimin membekap mulut besar Taehyung dengan jari jari kecilnya.

"Hust! Kecilkan suaramu!" Taehyung menarik paksa jari mungil Jimin dan meminta Penjelasan lebih. "Aku membuat kesepakatan hitam di atas putih yg sah. Dan menerima Take and Give nya."

"Hah? Kok bisa?"

...

Semalam di restoran mewah..

.,

"Lets Talk Park Jimin. "

Jimin masih menundukan kepala nya, Jimin tahu betul ini bukan hal baik. Berkali kali ia menghela nafas lelah dan resah.

Mengulas kejadian lalu yg begitu memilukan sekaligus memalukan harga dirinya sebagai lelaki.

"Kau sudah memberikanku cap lima jari bantet mu di pipi ku." Pelayan datang membawa baki yg berisi pesanan Yoongi tadi. "Jadi tentu aku harus memberimu hal yg serupa bukan? You know i mean. Must be Take and Give."

Sebenarnya Jimin gak faham dengan ucapan berbelit belit Yoongi dan dia gak suka itu. Jadi dengan sikap yg cukup tegas, Jimin mengangkat wajahnya dan balik menatap Yoongi penuh kehati hatian.

"Ini kan bukan salahku sepenuhnya. Pak Dirut yg tiba tiba menyerangku. Membuatku melayangkan jari bantetku."

Seringaian itu kembali menghias wajah dingin sang Dirut. Ia tertawa kecil.

"Bodoh." Yoongi mengangkat Gelas winenya yg baru saja di tuang pelayan padanya. "Lalu kenapa kau masuk ke kamarku pagi itu?"
Yoongi menyesap wine merahnya.

"Itu kan memang pekerjaan ku. Lalu apa yg kau lakukan di bak mandi? Ku pikir kau mati pak." Jimin mencebikan bibir plum nya.

Menggemaskan.

"Aku mandi dan tertidur."

Itulah Yoongi sang Dirut yg hobi tidur dimana saja di luar jam kerjanya.

Jimin melongo. Bagaimana mungkin seorang pemilik perusahaan tidur di bak mandi.

Jangan lupa, telanjang lagi.

Mereka hanya saling melempar pandang dalam kesunyian dengan pikirannya masing masing. Juga suasana canggung yg menguar.

"Jadi aku boleh pulang, pak?" Jimin pada akhirnya buka suara.

"Tidak boleh. Kita belum mencapai kesepakatan karna umpatan dan jari bantetmu.!"

"Kalau begitu cepat putuskan! Aku juga sibuk malam ini."

"Karna jari bantetmu. Aku hampir saja kehilangan tender berjumlah 1 milyar. Aku tidak menghadiri rapat kolega karna capnya itu." Jimin menepak Jidat lengangnya. "Jadi kita buat kesepakatan. Jadi asistenku. Gantikan Namjoon dalam menyiapkan seluruh kebutuhanku sampai waktu yg ku pikir cukup untuk mengganti setengah dari nominal itu."

[✓]   A F E K S I  | YoonminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang