Chapter 2

659 22 89
                                    

Setelah malam sebelumnya Masumi tidak bisa tidur, maka malam tadi ketika Masumi juga yakin tidak bisa memejamkan matanya, dia memutuskan memacu mobil Mercedes AMG Sportnya menuju Izzu, dan disinilah dia pada dini hari pukul 2 pagi membuka pintu Villanya.

Sebelum membaringkan tubuhnya di satu-satunya kamar yang berada di Villa itu, Masumi memutuskan untuk mandi, melempar jasnya  lalu menuju kamar mandi. Benaknya memutar kembali kejadian beberapa jam yang lalu saat berada di kediaman Takamiya.

" Mengapa ini langsung diputuskan Shiory? Nyonya? Pernikahan seharusnya kesepakatan dua pihak." Ucap Masumi dingin, sembari menutup kembali Wedding Invitation  itu.

"Shiory ingat Masumi sudah menyetujui jika pernikahan kita akan dilangsungkan..." BIbir Shiory mencebik.

"Shiory, berulang kali aku berusaha membatalkannya,aku tidak bisa membahagiakanmu Shiory, tidak jika aku tidak mencintaimu, berapa kali harus kuulangi ." Masumi bangkit dari duduknya dengan gusar.

"Masumi, mengapa ucapanmu seringkali berubah, sebentar kau setuju dilain waktu kau berbalik ingin membatalkannya." Ucap Ibu Shiory tajam

Sementara Shiory sudah menangis terisak- isak.

"Maafkan aku Shiory, aku tidak pernah yakin untuk menikahimu, kau pantas mendapatkan pria yang lebih baik dariku."

Masumi membungkuk kearah Ibu Shiory, dan tidak lama dia mendengar Shiory menjerit.

"Ini pasti karena gadis itu Ibu, gadis itu menggoda tunangan Shiory, dia menggoda Masumi."

Masumi beranjak meninggalkan kediaman Takamiya dan memacu mobilnya,  dan sama seperti malam sebelumnya dua jam dia termangu didepan apartemen Maya, menghabiskan berbatang- batang rokok, lalu memutuskan menuju Izzu.

Kelelahan menguasai Masumi, dia segera tidur setelah selesai membersihkan diri.

Saat pagi menjelang, Masumi tersentak dan segera bangkit dari tidurnya, dia melirik sudah jam 8 pagi

Dengan cepat dia menuju kamar mandi, dan segera bersiap, Maya akan segera tiba.

Saat tengah berpakaian dia mendengar suara- suara dilantai bawah, Masumi menajamkan telinga, dia mengenal suara Hijiri berbicara dengan pengurus Villa yang tentunya  tengah menyiapkan sarapan

Masumi bergegas beranjak keluar dari kamar, dia tidak mendengar suara Maya, apa gadis itu tidak jadi datang? apa gadis itu pergi ke Osaka?

Saat kakinya menjejak di anak tangga terakhir Hijiri menoleh " Nona di pantai Tuan."

Kelegaan menguasai Masumi, namun di satu waktu Dadanya langsung berdebar kencang. Jantungnya memukul rongga dadanya terlalu kuat hingga dia curiga Hijiri bisa mendengarnya.

Masumi bergegas menuju pantai, dia mengikuti jejak kaki dipasir pantai dan melihat dari kejauhan gadis mungil itu berjalan dengan perlahan, dia mengenakan gaun selutut  tanpa lengan berwarna putih, dan  topi lebar menutupi kepalanya.

Maya terlihat  berdiri memandangi air laut dihadapannya, dan saat langkah Masumi mendekat, gadis itu menoleh dan menatap Masumi.

Debar jantung mereka terdengar terlalu berisik mengalahkan debur ombak yang memecah di bibir pantai.

Masumi mematung, lalu senyuman mengembang di bibir Maya. Dan itu membuat Masumi menghembuskan nafas lega.

 Dan itu membuat Masumi menghembuskan nafas lega

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FIGHT FOR METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang