Chapter 5

506 22 37
                                    

Tanpa melihat wajah mungil itu, Masumi bisa merasakan kepedihan dan kehancuran hati gadis-nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa melihat wajah mungil itu, Masumi bisa merasakan kepedihan dan kehancuran hati gadis-nya. Dan seperti rasa di dadanya, dia  merasakan sangat sesak, dia tidak percaya dengan Keputusan yang dia dengar, Akting Ayumi memang  sangat indah, tapi Masumi tahu Ayumi hanya berakting, sementara gadis-nya, gadisnya  bukan berakting, gadis itu......

"Tapi...menjadi pewaris Drama Agung seperti Bidadari Merah tentunya tidak hanya membutuhkan kemampuan akting  yang indah saja. " Lanjut Mayuko

Ruangan yang tadinya riuh dengan teriakan dan sorak kemenangan dari Tim Onodera seketika hening, senyap .

Ucapan Mayuko membuat dadanya kembali berdebar lebih kencang, buliran keringat dingin membasahi kening Masumi.

"Ayumi tidak diragukan lagi kau berhasil memerankan Bidadari Merah yang sangat cantik, indah,  dan gerakan- gerakanmu sungguh sempurna, tapi aku harus mengatakannya, Akoyamu tidak nyata, tidak ada perasaan dalam Akoyamu, Kau belum mengisinya dengan cinta, ketulusan, keihklasan dan pengorbanan, untuk itu, gadis yang sempurna yang menjadi Bidadari Merah sekaligus Akoya dan berhak memegang hak pewaris karya agung adalah dia yang bisa berperan dan mengisinya bukan hanya sekedar berakting."

"Gadis itu  adalah MAYA KITAJIMA"

Kepalan tangan Masumi seketika hendak menggebrak meja dihadapannya,  saat nama gadisnya disebut, rasanya dia ingin meledak karena puas dan bangga, jika  tidak ingat Shiory  duduk disampingnya.

Dia juga hendak bersorak seperti yang kini terjadi di meja Maya.

 Suara sorakan terdengar sangat keras dari arah meja Maya, gadis itu kembali hendak terjungkal ketika teman- temannya seketika menghambur memeluknya serentak.

Pemandangan itu membuat nafas Masumi tercekat haru. Dadanya menggembung bahagia.

Perjuangan gadisnya tidak sia- sia, jatuh bangun merintis dari panggung kecil, bahkan pernah mengalami titik terendah dalam kehidupannya kini Gadis itu kembali mengejutkan Jepang dengan kemampuannya.

Masumi menghembuskan nafas lega, dan senyum mengembang di bibirnya.

Dia tidak tahu, ekspresi wajahnya menyebabkan wanita cantik disampingnya semakin muram.

Maya masih tidak bisa percaya pendengarannya, gadis itu masih bengong.

Dia mendapat pelukan dan ciuman di pipinya dari teman- teman wanitanya, meski Koji juga sangat ingin ikut melakukannya,

Dada Maya rasanya menggembung saking bahagianya, sesaat dia telah merasakan gagal dan dunia serasa hancur dibawah kakinya, namun kini dia merasakan bahagia yang dengan kata- kata saja sulit dia utarakan.

"Maya, majulah kedepan, kau berhak menerima ini." Ucap Mayuko 

Seketika pelukan dari teman- temannya mengendur, dan dengan Jengah disertai wajah merona Maya berdiri dengan kikuk.

FIGHT FOR METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang