Chapter 9

564 18 49
                                    

Malam ini sudah lima kali Masumi bolak balik  berpindah antara tempat tidur, meja kerjanya yang dikamar lalu pindah kembali  duduk dibawah jendela kamarnya, mengambil dokumen hingga untuk satu lembar dokumen dia butuh waktu satu jam tanpa tahu apa...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini sudah lima kali Masumi bolak balik  berpindah antara tempat tidur, meja kerjanya yang dikamar lalu pindah kembali  duduk dibawah jendela kamarnya, mengambil dokumen hingga untuk satu lembar dokumen dia butuh waktu satu jam tanpa tahu apa yang dibacanya.

Wajahnya memanas, dan berulang kali jarinya mengusap bibirnya merasakan kembali betapa beruntungnya kulit bagian wajahnya itu hari ini.

Masumi tidak henti- hentinya mengulang- ulang adegan demi adegan sore itu, bukan karena dia telah mengungkapkan perasaannya saja pada Maya, lebih dari itu dia semakin yakin Maya adalah  candu baginya. Nafasnya, seluruh kehidupannya, masa depannya.

Melirik jam di nakas hampir pukul 11 malam.  Apa dia sudah tidur? Apa aku lihat saja sebentar ke kamarnya ya? Dia sudah tidur atau belum? Barangkali ada yang dia butuhkan? Segelas susu hangat ? Es krim? Air mineral? Atau ciumanku?

Masumi menyugar rambutnya, menyambar jubah kamarnya ketika sudah berada di depan pintu kamarnya, dia berbalik kembali kedalam kamar.

Kalau dia mengusirku dari kamarnya bagaimana? Dia lantas marah dan...aaarghhh..

Aku hanya ingin melihatnya sebentar saja, setelah itu aku akan menenggelamkan diri di dokumen- dokumenku.

Masumi kembali berjalan menuju pintu kamar, Jantungnya berpacu lebih cepat, wajahnya kembali memanas.

Astaga jika menuruti keinginannya dia tidak ingin ada jarak diantara dia dan Maya saat ini, bagaimana bisa, jika kau tahu bersamanya sangat menyenangkan, membuatnya hangat, dan sangat bahagia, lalu  kau ingin waktu berhenti saat itu juga, apa kau rela menjaraki satu lantai dan membayangkan gadis itu berada tepat dibawah kamarmu??

Hah jelas Masumi tidak rela. Dia lebih memilih tidur di lantai kamar gadis itu asalkan mereka berada dalam satu kamar.

Setelah berusaha tidak membuat suara untuk menuruni tangga, dan kini dia berdiri mematung di depan pintu kamar Maya, Masumi menelan ludahnya dengan gugup. Jantungnya berdegup kencang.

Aku hanya ingin mengatakan selamat malam dan selamat beristirahat saja!!  Tadi dia kan sudah mengatakannya, iya tadi dia yang bilang, aku kan belum!! Diamlah!!

Masumi membuka handel pintu kamar Maya perlahan, lalu menutup pintunya.

Dia beranjak masuk kedalam kamar, cahaya kamar hanya berasal dari lampu taman.

Kaki Masumi membentur sesuatu yang keras, Masumi mengumpat pelan dan menyumpahi apapun yang dia tabrak barusan, tulang keringnya seketika berdenyut.

Akibat bunyi benturan itu,  tubuh yang terbungkus selimut berwarna pink keabuan itu  bergerak, kelopak Mata dengan bulu mata yang lebat dan lentik itu  terbuka dan kini mata gadis itu melotot kearahnya.

"Apa yang anda lakukan dikamarku? " Bisik Maya dengan marah.

Masumi bergegas menuju tempat tidur Maya. lalu duduk ditepi tempat tidurnya.

FIGHT FOR METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang