"Kita mau kemana?" Tanya Maya, setelah Masumi mengajaknya keluar dari ruangan kerjanya , dan kini keduanya berada di dalam mobil Masumi yang melaju dengan kecepatan sedang.
Tentunya tangan Masumi tidak lepas menggenggam tangan Maya, dan saat mereka keluar dari lift Gedung Daito banyak karyawan yang menganga saat melihat keduanya tetap bergandengan tangan.
Masumi mengabaikan tatapan terperanjat itu, meski Maya berusaha melepaskan tangannya , namun genggaman tangan Masumi semakin erat.
Kalian boleh bergosip sesuka hati , pikir Masumi.
"Kita....hmm.." Bibir Masumi berkedut membentuk senyuman, dia selalu menyukai kata 'kita' jika diucapkan oleh Maya, entah mengapa itu selalu terdengar sangat intim. Masumi menikmati dan meresapi sensasi kata itu dulu baru kemudian menjawab pertanyaan Maya.
"Hokaiddo." Jawabnya singkat.
"Bukankah anda baru saja tiba? Apa tidak lelah?" Tanya Maya.
Masumi terkekeh " Kau mengkhawatirkanku?"
Wajah Maya merona " Ya, sudah tentu anda lelahkan? lagipula aku hanya libur satu hari saja."
"Kau tidak akan melewatkan latihanmu lusa nanti." Jawab Masumi muram, mengapa koreografer membuat tarian mereka begitu erotis? Apa memang diperlukan improvisasi seperti itu? Seandainya masih ada waktu untuk mempelajarinya, aku saja yang menggantikan Sakurakoji!!
Maya menangkap perubahan wajah dan nada suara Masumi , bibirnya kini membentuk garis keras, tatapannya menjadi tajam dan muram.
"Itu hanya akting Tuan, tidak melibatkan perasaan, dan jika ekspresiku begitu mendalami, anda harus ingat bahwa satu- satunya pria yang ada di dalam hatiku..itu.. Uhm... Umm...anda sudah tahu jawabannya." Maya berusaha menenangkan Masumi, dia tahu Masumi cemburu, parahnya Masumi selalu cemburu setiap melihat dia berakting dengan Koji.
Hening.
"Siapa?" Tiba- tiba Masumi bersuara
" Siapa apa?" Balas Maya bertanya
"Pria didalam hatimu?" Tanya Masumi dengan bibir berkedut
" Oh.. dia... Umm.. Pria pencemburu, suka seenaknya, sering menggodaku, menyebalkan." Sungut Maya, namun senyum mengembang di bibirnya.
Masumi terkekeh " Mengapa seleramu sangat aneh, bisa memasukkan pria seperti itu dalam hatimu ?"
Maya menggedikkan bahunya, " Entahlah.. ... aku tidak memilihnya, hatiku yang memilihnya." Setelah mengucapkan kalimat spontan itu, Maya membuang pandangannya ke kaca jendela.
Dia tahu mulutnya selalu saja suka mengucapkan sesuatu tanpa dipikir, dan kemudian dia akan menyesalinya.
Mendengar ucapannya itu, Masumi seketika terbahak- bahak dan mengecup buku- buku jemarinya. Dan itu membuat wajah Maya semakin merah hingga ke telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGHT FOR ME
FanfictionSetelah dua sekuel sebelumnya Maya dan Masumi berhasil bersama, dengan khayalan Author yang menggila akibat depresi dibuat Sensei Miuchi, what if...di sekuel ini Masumi Hayami masih tak kunjung terbuka dengan perasaannya? Meskipun Hijiri telah meman...