Taehyung meninggalkan kediaman Jero Bendesa dengan perasaan yang sangat amat senang. Dengan cepat ia kembali ke istana untuk memberitahu kabar gembira tersebut kepada Raja Kalianget yang juga merupakan ayah angkatnya.
Raja yang melihat kedatangan Jayaprana pun langsung bertanya. "Bagaimana, Jayaprana? Apakah lamaranmu diterima oleh anak Jero Bendesa?"
"Ya, Paduka. Lamaran hamba diterima oleh keluarga Layonsari."
"Syukurlah, Jayaprana. Aku ikut senang mendengarnya." Raja Kalianget lalu memanggil pengawalnya dan mahapatih untuk mengatur pernikahan antara Taehyung dan Tzuyu.
"Pengawal! Umumkan kepada seluruh keluarga istana bahwa pernikahan Jayaprana dengan Layonsari akan dilaksanakan pada hari Selasa Legi."
Pengawal pun memberi hormat kepada Raja. "Laksanakan, Paduka."
Raja Kalianget lalu menunjuk mahapatih. "Dan kamu, Mahapatih. Perintahkan para puwangga istana untuk membangun balai-balai dan mengurus segala persiapan demi keperluan pesta pernikahan Jayaprana dan Layonsari."
"Akan hamba laksanakan, Paduka."
Ketika para pengawal dan mahapatih pergi untuk melaksanakan tugas mereka masing-masing, Taehyung kembali memberi hormat kepada Raja Kalianget sebagai ungkapan rasa terima kasihnya.
"Beribu terima kasih hamba ucapkan, Paduka Raja."
"Tidak usah sungkan, Jayaprana. Kamu sudah kuanggap seperti anakku sendiri. Sebaiknya sekarang kamu pergi dan bersiap-siaplah untuk upacara pernikahanmu."
"Hamba mohon undur diri, Paduka."
Ketika hari pesta pernikahan itu tiba, Taehyung bersama para patih dan punggawa istana serta masyarakat desa pergi ke kediaman Jero Bendesa untuk menjemput calon istrinya. Sementara itu, Raja Kalianget tidak bisa hadir dikarenakan kondisi kesehatannya yang sedang memburuk. Maka para pengikut Raja yang akan menggantikan kehadirannya.
Setelah serangkaian upacara pernikahan yang dilaksanakan di kediaman Jero Bendesa selesai, kedua mempelai kemudian diiring ke istana Raja Kalianget menggunakan tandu yang sudah dipersiapkan.
Ketika rombongan pengantin itu telah tiba di istana, kedua mempelai turun dari atas tandu untuk memohon doa restu dari Raja Kalianget. Taehyung yang turun lebih dulu membantu Tzuyu untuk turun lalu menggandengnya ke hadapan Raja.
"Yang Mulia Baginda Raja Kalianget, hamba, Jayaprana, memohon restu Baginda untuk melangsungkan pernikahan hamba dengan calon istri hamba, Layonsari."
Raja Kalianget mengangguk tanpa menjawab ucapan Taehyung walau hanya sepatah kata pun. Matanya saat ini hanya terfokus pada calon istri anak angkatnya, Layonsari. Sebelumnya, Raja benar-benar tidak pernah menyangka bahwa Jero Bendesa memiliki putri secantik itu. Dan akhirnya tanpa disadari, Raja Kalianget pun telah terpikat oleh kecantikan Layonsari.
Upacara pernikahan berlangsung sangat meriah. Sebagian besar masyarakat Kalianget menyaksikan pesta pernikahan Taehyung dan Tzuyu dengan sangat antusias. Masyarakat juga berbondong-bondong mengucapkan selamat kepada kedua mempelai yang sama-sama dianugerahi paras yang menawan.
Setelah pesta pernikahan itu usai, Taehyung dan Layonsari kembali menghadap kepada Raja Kalianget.
"Hamba dan istri hamba mohon undur diri untuk pergi kerumah kami, Paduka Raja."
"Ya, baiklah. Kalian berdua boleh pergi."
Kemudian Taehyung dan Tzuyu pun pergi dari kawasan istana tanpa tahu apa yang sedang ada dipikiran Raja Kalianget.
Setelah acara pernikahan usai, baik Taehyung maupun Tzuyu sedang duduk berdua di depan gubuk mereka. Taehyung memang sengaja memilih tinggal di gubuk daripada di dalam istana karena dia tidak mau orang-orang berpikir kalau dia memanfaatkan kebaikan sang Raja padanya.
Awalnya memang tak semudah itu, Raja bersikukuh meminta Taehyung tinggal bersama Tzuyu dengannya di istana namun Taehyung menolak dengan halus.
"Langit malam ini indah sekali," ucap Tzuyu menatap gugusan bintang yang terlukis di gelapnya langit malam menemani sang rembulan yang bersinar malu-malu di balik awan.
Taehyung malah asyik menatap lekat-lekat wajah istrinya ketimbang bintang-bintang yang ada di atas sana. "Tapi tak ada yang seindah dirimu, Layonsari."
Mendengar ucapan Taehyung membuat jantung Tzuyu berdegup sangat kencang dan dia enggan membalas tatapan mata Taehyung karena dia malu.
Taehyung menangkup wajah Tzuyu lalu dihadapkannya ke arahnya. "Aku merasa beruntung bisa mempersunting dirimu, Layonsari. Padahal tak pernah terbersit sama sekali untuk menikah di umurku yang masih sangat muda ini. Namun aku harus berterima kasih pada Sang Hyang Widi karena sudah mempertemukanku denganmu. Kamu adalah perempuan tercantik setelah Ibuku yang aku temui."
"Bli, kau terlalu berlebihan memujiku," ucap Tzuyu sambil menunduk tersipu malu.
"Aku tidak berlebihan karena itu kenyataannya. Aku bahkan sangat betah berlama-lama menatap wajahmu, adi."
Lalu kedua pasang mata saling beradu, degup jantung saling memburu, lidah pun terasa kelu. Taehyung mendekatkan wajahnya pada Tzuyu lalu menghapus jarak di antara mereka. Taehyung melumat bibir ranum Tzuyu yang terasa manis. Lidah mereka saling bertaut kemudian pasokan nafas pun semakin menipis. Taehyung mengakhirinya. Dahi Taehyung dan dahi Tzuyu saling menempel, keduanya menundukkan wajahnya, menghirup oksigen dengan rakus. Taehyung tertawa sementara Tzuyu hanya tersenyum. Keduanya merasakan kebahagiaan yang amat sangat.
Namun mereka tidak akan pernah tahu kebahagiaan mereka akan sampai mana bermuara, apakah akan bertahan selamanya atau malah berakhir nestapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days With Folklore
Historical FictionList of stories: 1. Bawang Merah dan Bawang Putih 2. Jayaprana dan Layonsari 3. Tragedi Cinta Hayam Wuruk dan Diyah Pitaloka 4. Putri Gading Cempaka 5. Taehyung and The Seven Fairy 6. Golden Snail [01 Oktober 2020]