T&TSF ~ One Of Seven

278 88 16
                                    

Selamat membaca :)
Enjoy!




Malam yang gelap nan sunyi menjadi saksi bisu bagaimana dua manusia itu menatap canggung satu sama lain. Tidak, bukan dua. Karena salah satunya bukanlah seorang manusia seutuhnya.

Jaka Taehyung, pemuda itu menarik napas sepelan mungkin, otaknya memungkiri perasaan asing yang baru saja mampir. Begitu menggelitik, hingga ia terus bertanya perasaan apa yang sedang ia rasakan saat ini?

Jatuh cinta? Berapa gadis desa yang sudah ia tolak dan abaikan begitu saja. Lalu sekarang... hati kecilnya mengatakan bahwa ia menyukai gadis Kayangan di hadapan nya, yang benar saja.

"Jangan takut, aku bukan orang jahat." Taehyung berusaha meyakinkan Bidadari tak bersayap itu, yang sedari tadi menunjukan rasa waspada serta tak nyaman nya. "Oh ya, bagaimana mungkin gadis cantik seperti mu berada di hutan malam-malam begini?" Berpura-pura tak tahu apapun menjadi pilihan pemuda itu demi menyimpan rapat rahasianya.

"Aku tersesat." Taehyung mengangkat sebelah alis nya mengetahui bahwa gadis dihadapan nya memilih berbohong. Jelas saja Tzuyu akan berbohong, memangnya siapa yang akan percaya jika dirinya mengatakan bahwa ia adalah seorang gadis Kayangan yang terjebak di Bumi karena selendangnya yang hilang. Namun, jikapun Tzuyu berkata jujur tentu saja Taehyung akan percaya mengingat ia menyaksikan nya sendiri, dan bahkan dialah akar hilang nya selendang tersebut. Tapi, bukankah ia tidak bisa disalahkan sepenuhnya? Taehyung menemukan selendang itu tersangkut pada ranting pohon untuk menutup luka Fusena, bukan mengambilnya dengan niat mencuri. Namun, tetap saja tindakan nya juga salah karena memilih untuk menyembunyikan selendang milik gadis di hadapannya.

"Baiklah, mau ikut denganku?" Tawar Taehyung yang mendapat tatapan ragu dari manik indah gadis itu.

"Aku tidak bisa ikut dengan mu."

"Mengapa?"

"Rumahku bukan disini." Tzuyu terduduk lagi sambil menundukan wajahnya, hal tersebut tentunya membuat Taehyung berjongkok mensejajarkan dirinya dengan Tzuyu yang masih menunduk. Entah mengapa rasanya tak nyaman melihat air mata itu keluar dari kedua iris gadis dihadapan nya. Perasaan bersalah menguasai dirinya, namun sungguh Taehyung tak bisa memungkiri rasa ingin memiliki gadis ini untuk hidup bersamanya. Bukan karena obsesi, tetapi karena sesuatu yang tidak ia mengerti telah tumbuh dalam hatinya.

"Lalu dimana rumahmu? Katakan, aku akan mengantar mu." Tzuyu langsung mendongakkan wajahnya, hingga akhirnya mereka saling terpaku oleh iris masing-masing. Rasanya waktu seperti berjalan lambat ketika kedua iris itu saling tatap dan menyelami tatapan masing-masing. Tzuyu berpikir, apakah jika ia adalah manusia sungguhan akan ada seorang pemuda yang akan mengantarnya pulang karena tersesat? Sungguh, Tzuyu merasa hangat oleh perlakuan lembut pemuda tampan yang kini menghapus air matanya dengan ibu jarinya. Tzuyu tidak pernah merasakan ini, namun ia meyakini satu hal bahwa lelaki ini merupakan orang baik yang mungkin bisa menyelamatkan dirinya.

"Aku tidak tersesat." Tzuyu memilih berkata jujur begitu ia mulai mempercayai pemuda itu. Sedangkan Taehyung, ia memilih diam menunggu satu kalimat lagi yang hendak Tzuyu lontarkan.

"Rumahku di atas sana, kau tidak akan bisa mengantarku."  Taehyung merasa hati nya sedikit tergores melihat bagaimana gadis itu memandang langit, dan suara yang bergetar.

"Maksudmu, kau tinggal di atas awan?" Sekali lagi, berpura-pura tak tahu apapun adalah pilihan terbaik.

Namun begitu gadis di hadapannya mengangguk pasti, membuat Taehyung terkekeh pelan "Kau bercanda rupanya, mana ada orang yang tinggal di atas awan." Taehyung pura-pura tidak tau dan tertawa hambar. Sedangkan Tzuyu berdiri membersihkan kotoran yang menempel pada bajunya.

30 Days With FolkloreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang