Selamat membaca.
Enjoy!Tidak ada yang bisa menandingi sejuk nya udara di desa, serta pemandangan hijau yang mampu menyegarkan mata. Ditambah kicauan burung yang siap membangunkan setiap orang, termasuk penghuni bangunan yang sudah tak berdiri kokoh itu. Nawang Tzuyu, gadis itu membuka matanya perlahan, menyesuaikan pencahayaan yang masuk. Mengingat kini hari sudah pagi dan ia harus melakukan rutinitasnya seperti biasa. Tzuyu merenggangkan tubuhnya, badan nya terasa nyeri mengingat ia hanya tidur beralaskan kasur yang tidak bisa dibilang nyaman.
Tzuyu melihat ke sisi kiri nya, melihat Taehyung masih tertidur pulas tanpa mengenakan atasan, membuatnya tersenyum mengingat hal-hal yang sudah ia lewati bersama pemuda yang kini sudah menjadi suaminya.
Usia pernikahan mereka memang baru menginjak tiga bulan, namun Tzuyu cukup terbiasa dan mulai mengerti tentang lelaki itu sepenuhnya. Sebagai seorang istri, tentunya ia harus bisa cepat beradaptasi dengan lingkungan suaminya. Termasuk rutinitasnya yang harus mencuci pakaian mereka di tepi sungai, serta menyiapkan makan siang dan mengantarnya ke sawah—tempat dimana Taehyung harus bekerja selain berburu.
Tzuyu menarik sarung yang menutupi tubuh suaminya, lalu melipatnya "Bangunlah, ini sudah pagi Taehyung."
"Jam berapa ini?" gumam Taehyung masih belum membuka mata sepenuhnya.
"Jam delapan, tidur mu sangat nyenyak ya?"
Taehyung tersenyum samar sembari duduk di tepi ranjang, guna mengumpulkan nyawanya. "Sangat nyenyak, karena terus memelukmu sepanjang malam."
Tzuyu tersipu malu, sebagai suami istri tentunya hubungan mereka semakin dekat, tak ada jarak, dan tak ada batasan apapun. Meskipun Tzuyu sedikit kewalahan dengan sifat manja lelaki itu yang tiba-tiba, tapi Tzuyu menikmati peran nya saat ini. Terlebih kini ia bukan hanya seorang istri, tapi juga akan menjadi calon ibu. Itulah mengapa Taehyung jarang pergi berburu karena tak ingin meninggalkan Tzuyu sendiri dengan kondisinya yang sedang mengandung buah hati mereka.
Pernikahan mereka memang baru berlangsung tiga bulan, namun mereka bersyukur karena di karuniai seorang anak secepat itu. Dengan usia kandungan nya yang baru memasuki minggu ke dua, Tzuyu masih bisa beraktivitas seperti biasa, meskipun Taehyung kerap kali melarangnya untuk melakukan aktivitas apapun selain diam diri dirumah. Namun tetap saja, Tzuyu tidak bisa tinggal diam seperti yang suaminya inginkan. Tzuyu hanya ingin menjadi istri dan ibu terbaik, itu saja.
"Aku akan pergi ke sawah bersama Jimin, tidak apa jika aku meninggalkan mu?"
Tzuyu tersenyum samar begitu kini sebuah tangan melingkari perutnya dari belakang, rupanya memeluk Tzuyu dari belakang sudah menjadi kebiasaan lelaki itu.
"Bukankah siang nanti aku juga akan menyusul mu? Tidak perlu khawatir, setelah selesai memasak aku dan Dahyun akan mengunjungi kalian." Tzuyu mematikan kompor sebelum akhirnya membalikan tubuhnya menghadap lelaki itu.
"Baiklah, jaga dirimu baik-baik, dan jangan membersihkan rumah. Aku tidak ingin kau merasa lelah, biar aku yang membersihkan semuanya nanti." Ucap Taehyung sembari mengecup lembut kening sang istri.
Tzuyu tersenyum, ia sangat bersyukur memiliki seorang suami yang sangat sempurna sepertinya. Bukan hanya wajah tampan yang sempurna, tapi juga sikap baik nya yang membuat Tzuyu merasa nyaman bersamanya. Terkadang Tzuyu memang merindukan tempat asalnya, serta merutuki nasib yang kini membawanya pada sebuah pernikahan dan membuatnya ini menyandang status sebagai seorang istri serta calon ibu, namun keberadaan Taehyung selalu membuat Tzuyu mensyukuri apapun yang sudah terjadi padanya. Mungkin ini memang takdir yang harus terjadi pada hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days With Folklore
Historical FictionList of stories: 1. Bawang Merah dan Bawang Putih 2. Jayaprana dan Layonsari 3. Tragedi Cinta Hayam Wuruk dan Diyah Pitaloka 4. Putri Gading Cempaka 5. Taehyung and The Seven Fairy 6. Golden Snail [01 Oktober 2020]