Haruto menatap ragu secangkir teh di hadapannya.
Beberapa menit yang lalu ia baru saja pulang dari rumah Wonyoung ketika mengingat ada pertemuan dengan keluarga Junkyu dirumahnya jam delapan malam.
Ternyata bunda nya telah menjemput kedua orang tersebut ketika ia tidak bisa dihubungi sebelumnya.
Membuat Haruto dapat bernafas lega, karena tak harus ikut menjemput dengan keadaan perut yang sakit seperti ini.
"Kamu kalau sakit perut minum aja teh yang aku buat, ngga aku kasih racun kok..." ujar Junkyu ketika Haruto masih menatap ragu teh buatannya.
Bukannya apa, Haruto trauma dengan masakan orang lain karena Wonyoung...
"Jika ini tidak enak maka aku boleh banting cangkir ini ke lantai ya?" tulis Haruto pada selembar kertas yang sudah disiapkan oleh bunda nya.
"Jangan! Bagaimana jika nanti kamu terpijak pecahan beling nya?!"
Haruto menatap datar Junkyu dihadapannya. Apa-apaan? Ia kira Junkyu akan marah atas perkataannya sebelumnya, tapi kenapa pemuda itu tidak marah dan malah mengkhawatirkan dirinya?
Menatap sekali lagi cangkir teh dihadapannya, akhirnya Haruto memilih untuk meneguk minuman itu hingga kandas.
"Bagaimana rasanya?"
PRANG!
"Rasanya pahit sekali! Apa-apaan ini?!" bentak Haruto setelah membanting cangkir gelas tersebut.
Junkyu tidak dapat mendengar apa yang Haruto bicarakan, ia hanya bisa menahan tangisnya sekarang ini.
"Ada apa in— astaga Haruto sayang! Kamu tidak apa-apa?!"
Haruto tidak menjawab perkataan bundanya yang entah sejak kapan sudah ada disana.
Lalu dengan segera ia meninggalkan ruang makan tersebut, menyisakan bunda nya dan Junkyu yang masih sama-sama terdiam atas apa yang terjadi barusan.
"Hah, dasar merepotkan..." desis bunda Haruto yang mana ia sendiri tau perkataan tersebut tidak akan pernah Junkyu balas.
Tak lama kemudian wanita cantik tersebut melangkahkan kakinya menjauh menuju kamar sang anak sembari tetap mengoceh tentang keberadaan Junkyu yang merepotkan.
Setelah dirasa tidak ada orang lagi diruang tersebut, Junkyu segera menumpahkan air mata yang menumpuk di pelupuk matanya sembari tetap membersihkan satu persatu pecahan beling di lantai.
"Akh!"
Junkyu meringis kesakitan ketika telapak kakinya tidak sengaja memijak salah satu pecahan beling tersebut, membuat darah mengalir deras karena lukanya cukup dalam.
Duh, lantainya jadi kotor kan...
***
Sial, kenapa perutnya terasa enakan sekarang...
Padahal Haruto kira minuman yang Junkyu buat untuknya tadi akan mengakibatkan rasa sakit di perutnya semakin menjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Nikah | Harukyu
Fanfiction❛❛Setidaknya, bahagiakan aku untuk satu kali saja.❞ Haruto sebenarnya tau jika ada seseorang yang terluka karena sikapnya. Dan Junkyu juga tau jika Haruto tidak pernah membuka hati untuknya walau mereka sudah menikah. Bukannya apa, tentu saja pern...