Jihoon memandang sendu nenek Junkyu yang sedang duduk tepat disebelahnya. Wanita tua tersebut barusan mengajaknya duduk bersama untuk bercerita.
Soalnya cucunya yang asli sekarang pasti tidak akan bisa mendengar apa yang neneknya ucapkan.
"Menurut kamu, Junkyu itu bagaimana?"
"Apa ya, Junkyu anak yang ceria, baik, lembut dan manis?"
Nenek Junkyu tersenyum lalu mencubit pelan pipi Jihoon. "Kamu juga lucu nak Jihoon."
"Ah ngga, aku ganteng nek."
Keduanya hanya terkekeh.
"Kamu mau tanya sesuatu sama nenek? Mumpung nenek lagi mau jawab sesuatu."
Jihoon menoleh lalu menggaruk tengkuk belakangnya yang tak gatal sebelum bertanya. "Kenapa nenek nikahin Junkyu sama Haruto? Bukannya selain pernikahan Haruto juga bisa tanggung jawab?"
Nenek Junkyu terkekeh, sudah ia duga pasti Jihoon akan menanyakan ini.
"Umur nenek sudah ngga panjang lagi Jihoon. Jangan kasih tau Junkyu soal ini..."
"Tapi nek!"
"Nenek juga tidak punya uang warisan untuk kehidupan Junkyu kalau nenek sudah tidak ada di dunia lagi. Kalau nenek titip Junkyu sama kamu, pasti akan merepotkan. Lalu cara lain yang terpikirkan oleh nenek hanya itu, menikahkan mereka."
Jihoon tampak memajukan bibirnya cemberut. "Padahal aku tidak kerepotan."
"Kamu tuh memang sesuka itu sama Junkyu ya?" tanya nenek Jihoon bercanda.
Tapi tidak disangka yang lebih muda mengangguk cepat. "Iya, aku suka sekali sama Junkyu nek!"
Nenek Junkyu terdiam, padahal niat awalnya bertanya seperti tadi hanya bercanda.
"Eum, tapi nek. Selain menikah bukannya uang kompensasi juga bisa ya? Nenek kan bisa meminta uang yang banyak sebagai gantinya?"
Dengan cepat nenek Junkyu menggeleng. "Ngga, uang sebanyak apapun pasti akan habis karena Junkyu dan nenek punya banyak hutang. Lebih baik menikah, jadi biarlah Junkyu dibiayai di sana."
"Duh, andai saja aku ini kaya raya ya. Pasti ne— ASTAGA NENEK!"
Wajah Jihoon seketika memucat ketika ia melihat nenek Junkyu sedang memegang dadanya dengan nafas yang tidak beraturan sekarang.
"Hah... dada nenek sakit sekali..."
Setelah berujar seperti itu, nenek Junkyu tiba-tiba saja pingsan tidak sadarkan diri.
Tangan Jihoon bahkan sudah berkeringat dingin karena tidak tau apalagi yang harus ia lakukan disaat seperti ini.
Satu-satunya cara yang ia pikiran sekarang hanya satu, minta tolong kepada Yoonbin.
***
"Kau gila? Daripada menungguku untuk membawa nenek Junkyu ke rumah sakit, kenapa tidak pesan taksi agar lebih cepat?!"
Jihoon menatap Yoonbin sengit. "Aku gugup! Aku juga takut, h-hiks aku takut..."
Kalau begini caranya, Yoonbin kan jadi tidak tega. "Maaf, jangan menangis lagi."
Dipeluknya pelan tubuh Jihoon agar merasa sedikit tenang. Yang lebih muda juga kelihatannya tidak marah diperlakukan seperti itu.
"Nenek Junkyu... satu-satunya alasan Junkyu bisa semangat sama kehidupan dia. Hiks, gimana..."
Yoonbin tidak menjawab, tangannya ia bawa untuk menepuk pelan punggung Jihoon agar tangisnya mereda.
"Kasih tau Junkyu tentang hal ini ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Nikah | Harukyu
Fanfiction❛❛Setidaknya, bahagiakan aku untuk satu kali saja.❞ Haruto sebenarnya tau jika ada seseorang yang terluka karena sikapnya. Dan Junkyu juga tau jika Haruto tidak pernah membuka hati untuknya walau mereka sudah menikah. Bukannya apa, tentu saja pern...