6. Hari yang ditunggu

5K 860 119
                                    

"Woah, kau cantik sekali Kim Junkyu..."

Junkyu tersipu mendengar pujian Jihoon barusan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Junkyu tersipu mendengar pujian Jihoon barusan. "Tidak, ini karena make-up." dalihnya.

"Kenapa kau tidak pernah mengakui kalah kau itu cantik alami?" ujar Jihoon setelah meletakkan peralatan make-up nya pada tempat semula.

Ya, Park Jihoon adalah orang yang merias Kim Junkyu pada hari pernikahannya.

Jujur, sebenarnya Junkyu juga takjub melihat perubahan dirinya walau hanya sekedar menambahkan sedikit riasan pada wajahnya.

Ternyata make-up itu efeknya sehebat ini ya?

Pantas saja teman wanita di sekolahnya dulu selalu memakai make-up bahkan disaat jam pelajaran sedang berlangsung sekalipun.

"Kau gugup?" tanya Jihoon yang dibalas anggukan oleh Junkyu.

Hei, siapapun juga pasti akan gugup jika itu adalah hari pernikahannya sendiri kan?

"Kalau kau gugup, lihat saja aku dan nenek yang duduk di kursi paling depan!"

"Tetap saja aku gugup..."

Jihoon hanya terkekeh, lalu dengan tidak sabarannya ia mendorong Junkyu untuk keluar dari ruang rias menuju ruang rias nya Haruto.

Sepertinya Haruto sudah selesai sedari tadi, terlihat dari ia yang sedang bersantai memainkan ponsel di kursi riasnya.

"Kamu sudah siap sedari tadi?"

Haruto menoleh lalu mengangguk, hingga tak lama kemudian ia segera mengalihkan pandangannya dari Junkyu. Jujur, ada yang aneh ketika ia melihat penampilan Junkyu barusan...

Haha, tidak mungkin kau terpana hanya karena ia diberi sedikit riasan kan Watanabe Haruto?

"Sudah siap?"

Haruto melangkahkan kakinya mendekati Junkyu, mengulurkan satu tangannya untuk digenggam oleh Junkyu lalu mengajaknya untuk berjalan ke altar yang dimana sudah banyak tamu undangan menunggu di sana.

Junkyu, jangan gugup!

Walaupun tidak bisa mendengar, namun dilihat dari tatapan saja... Junkyu tau jika semua orang sedang mengagumi dirinya dan Haruto.

"Ruto, aku gugup..." cicit Junkyu.

Haruto mendesah nafas pelan, dieratkan nya genggaman tangan mereka guna untuk meredakan kegugupan tersebut.

Ya, Junkyu tidak perlu gugup. Ia hanya perlu berdiri mengikuti Haruto hingga sang pendeta telah mengesahkan mereka sebagai pasangan suami istri.

Ah, atau mungkin suami suami ya?

Menunggu dan menunggu, ia hanya bisa menunggu sembari melihat pendeta dan Haruto saling melemparkan kata tanpa ia ketahui apa yang mereka katakan.

Terpaksa Nikah | HarukyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang