T E N

50 39 8
                                    

Happy Reading!
Jangan lupa pencet tombol vote dan tinggalkan komentar.

Playlist :
Magic Shop ~ BTS.

•°•°•°•

SANDRA terbangun dari mimpinya di tengah malam. Ia sedikit mengusap matanya. Dilihatnya jarum jam menunjukkan angka 2 dini hari. Tenggorokannya serasa kering. Sandra tidak tahu apakah mamanya sudah pulang bekerja atau belum. Memang sudah satu minggu ini setelah pertengkaran hebat antara mama dan papanya, papanya menghilang entah kemana. Jadi, hanya Sandra dan mamanya yang berada di rumah.

Sandra melangkahkan kakinya keluar kamarnya yang serba k popers itu. Ia berjalan ke arah dapur untuk mengambil segelas air. Jalan ke arah dapur memang melewati kamar milik orang tuanya, ralat kamar milik mamanya sekarang.

Samar-samar ia mendengar suara tangisan dari dalam kamar. Dilihatnya celah pintu yang terbuka sedikit. Ia pun segera mengintip.

Ia melihat mamanya menangis di tengah malam. Hati Sandra merasakan sesak saat melihat mamanya yang menyentuh foto pernikahan mama dan papanya. Memang, rumah tangga keluarganya sedang diambang kehancuran. Perbedaan prinsip diantara mereka mungkin mengharuskan mereka berpisah.

Mata Sandra berkaca kaca saat Mamanya menyebut namanya. Ia sangat menyayangi mamanya. Bahkan sangat. Melihat mamanya menangis membuat hati Sandra teriris. Tanpa ia sadari, setetes air mata jatuh dari kelopak matanya.

"Aku tidak tega melihat Sandra yang menjadi korban diantara kita. Tetapi mungkin ini adalah keputusan terbaik. Aku janji akan menjaga Sandra hingga kelak ia sukses." Ucap mamanya. Samar Sandra mendengarnya.

Sandra pun berbalik arah menuju kamarnya. Ia mengurungkan niatnya yang sebelumnya untuk mengambil segelas air. Air matanya sudah tidak dapat ditahan lagi. Ia menutup pintu kamarnya dengan pelan agar tidak menimbulkan suara. Sandra pun menangis di dalam diam. Sungguh menjadi anak broken home sangat tidak menyenangkan.

Jujur, ia merasa iri dengan keluarga yang lengkap diluar sana. Bahkan ia tidak pernah merasakan kasih sayang seorang papa di masa kecilnya. Ia hanya selalu mendapatkan kekerasan dari ayahnya. Tidak satupun kejadian ia bisa merasakan hangatnya kasih sayang seorang papa.

Percayalah, orang yang biasanya selalu tersenyum dan terlihat baik-baik saja biasanya menyimpan banyak luka di hatinya. Ia selalu memilih untuk menangis di dalam diam. Tidak ada seorangpun yang bisa mengetahui isi hatinya kecuali Tuhan.

Sandra menitikkan air matanya saat kilasan-kilasan masa lalunya yang kelam terputar di otaknya. Sandra berusaha melawan ketakutannya. Kepala Sandra cukup pusing. Ia harus bisa melawan semua ini.

Sandra lelah. Sakit di kepalanya bukannya berkurang tetapi malah bertambah. Semua memori muncul di kepalanya. Semua kesakitan yang ia alami. Ia ingin berteriak tetapi ia takut mengganggu mamanya.

"Seharusnya kamu gak pernah lahir di dunia."

"Saya nyesel jadi papa kamu."

"Anak pungut."

"Terkadang saya bingung, kamu benar anak saya atau bukan?"

"Dasar anak pembawa sial. Mati kamu anak jalang!"

"ENGGAK!" Sandra pun berteriak dengan kencang. Mamanya yang berada di ajang sebelah terkejut mendengar teriakan Sandra. Ia melihat Sandra sudah terjatuh dari tempat tidurnya dengan terus memegangi kepalanya.

STROBERI || KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang