Happy Reading!
Jangan lupa pencet tombol vote dan tinggalkan komentar!•°•°•°•
DOKTER mengatakan jika kaki Sandra baik baik saja. Hanya sedikit terkilir di bagian pergelangan. Bulan depan pasti akan membaik dengan sendirinya.
"Terimakasih Dok." Ucap Sandra. Sandra memandang kaki kanannya yang dibalut perban berwarna coklat. Kevin dan Tante Andra berada disebelah Sandra.
"Mari, Dok, saya antar keluar." Ucap Tante Andra mempersilahkan. Tante Andra pun meninggalkan Kevin dan Sandra berdua di dalam kamar.
Tidak ada pembicaraan diantara Kevin dan Sandra. Kevin pun menghela nafasnya gusar.
"Lo baik-baik aja kan?" Tanya Kevin. Sandra pun hanya mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari kaki kanannya yang di perban.
"Tentang Alvaro sam--."
"Gue gak mau bahas tentang mereka, Vin." Ucap Sandra lalu meletakkan tubuhnya di senderan kasur. Sandra menghirup nafas kasar.
"Tapi kan lo bisa dengerin penjelasan Alvaro dulu?"
"Gak ada yang perlu dijelasin. Pengkhianat tetap pengkhianat."
"Terserah lo, San." Kevin menyerah. Sedari tadi ia sudah membujuk Sandra untuk menemui Alvaro dulu. Paling tidak hanya untuk memastikan kebenaran bukan? Mungkin saja Alvaro memiliki alasan lain, oleh sebab itu ia melakukan hal tersebut. Setiap hubungan harus memiliki komitmen yang tegas.
Sandra membuka lockscrenn ponselnya. Hal pertama yang ia lihat adalah foto Alvaro yang ia jadikan wallpaper beranda. Sandra menghela nafas kasar. Ia membuka galerinya. Isinya hanyalah momen kebersamaannya dengan Alvaro dan beberapa foto bias nya. Lagi lagi Sandra menghela nafas. Dimanapun hanya ada Alvaro dalam hidupnya.
Di tempat lain...
Saat ini bel pulang sekolah telah berbunyi. Murid-murid SMA Nusa Cendekia berbondong-bondong keluar kelas. Mereka bersemangat karena pada akhirnya keluar dari tempat yang sungguh membuat mereka pusing.
Laura pun tengah bersiap hendak menggendong tasnya sebelum Alvaro mendekatinya.
"Ra, gue mau ngomong." Ucap Alvaro.
"Gue gak mau." Tolak Laura.
"Dengerin gue sekali aja." Laura pun dengan kasar berbalik badan menghadap ke arah Alvaro. Laura pun meraih kerah seragam Alvaro.
"Gue gak mau ya gak mau, anjing. Lo udah sakiti sahabat gue dan gue gak terima. Suatu saat lo bakalan nyesel. Sebisa mungkin gue bakalan pisahin kalian berdua." Laura pun sudah tidak dapat menahan amarahnya. Ia sangat marah terhadap Alvaro. Sedangkan Maurin? Bagaimanapun juga Maurin adalah sahabat Laura dan Sandra. Tetapi dia tetaplah pengkhianat.
Laura melihat Kenzo yang berjalan di depan kelasnya. Ia pun lantas memanggil Kenzo.
"Anak itik. Woy." Laura pun dengan cepat berlari ke arah Kenzo. Kenzo yang mendengar ada yang memanggilnya pun memberhentikan langkahnya.
"Kenapa?" Kenzo berbalik sambil mengangkat salah satu alisnya.
"Gue nebeng ya." Ucap Laura sambil membuat wajah seimut-imutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STROBERI || KTH
Teen FictionWARNING! Cerita ini berasal dari imajinasi sendiri. Jika ada kesamaan nama tokoh dan sebagainya merupakan KETIDAKSENGAJAAN. Don't copy my story. Plagiat jauh-jauh. •°•°•°• Apa itu cinta? Menurut Sandra cinta adalah...