Happy Reading
Leon masuk kerumahnya dengan gontai. Dia malas untuk sekedar pulang ke rumah. Benar saja di garasi terdapat mobil orang tuanya. Leon memutar bola matanya malas. Saat dia akan pergi langkahnya terhenti.
"Mau kemana lagi kamu?" Ucap papa Leon
"Pergi."
"Semalam tidak pulang, kemana kamu?"
"Pergi."
"Papa sedang bicara Leon."
"Siapa juga yang bilang kalo lo lagi macul," gumam Leon pelan.
"Apa Yon?"
"Nggak." Leon langsung nyelonong masuk ke rumahnya. Dia sampai lupa kalo rencananya akan pergi.
"Oh iya gue kan mau pergi, kenapa masuk lagi. Anjir kalo balik malu lah." Leon menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Akhirnya dia masuk ke kamar saja.
Leon merebahkan tubuhnya dikasur. Menerawang langit-langit kamarnya.
"Vanya kenapa kalo gue deket lo rasanya jantung gue dag dig dug?" Ucap Leon bermonolog.
"Akhhh Vanya buat gue gila." Leon menyembunyikan kepalanya di bantal.
"Mandi aja deh." Leon segera bergegas ke kamar mandi.
Selesai mandi, Leon kembali merebahkan tubuhnya di kasur. Dia jadi kepikiran Vanya kembali. Apakah gadis itu sudah tidur.
"Sialan gue haus lagi, males banget turun terus ketemu si tua bangka itu."
"Astagfirullah Yon tua tua gitu orang tua lo, eh tapi mereka nggak nganggep gue anak." Leon mengusap wajahnya gusar.
"Bodo amatlah mau mereka nganggep atau engga yang penting gue hidup."
"Turun engga." Setelah menimbang-nimbang cukup lama. Leon memutuskan untuk turun saja.
Dia turun dan mendapati kedua orang tuanya berkutat dengan kertas dan laptop. Leon menghela nafas pasrah. Sudah biasa dia melihat pemandangan seperti itu. Bahkan Leon sudah muak dengan itu.
Kedua orang tua Leon belum juga menyadari kedatangan Leon. Mereka tampak sangat fokus. Mungkin jika ada maling atau kebakaran, mereka juga tidak peduli. Rasanya Leon ingin sekali membakar kertas-kertas sialan itu. Tapi sayangnya dia tidak mau. Nanti kedua orang tuanya geer lagi.
Setelah dahaga Leon terobati, dia kembali naik ke kamarnya. Tetapi suara mamanya membuat langkah Leon terhenti.
"Leon, kemarin malam tidak pulang kemana?"
"Pergi," jawab Leon sedikit ketus. Dia masih menghormati orang yang sudah melahirkannya.
"Udah makan?"
"Hm." Ana terseyum miris melihat anaknya yang dingin kepadanya.
"Besok mama dan papa pergi ke luar negeri lagi."
"Hm." Lagi lagi Leon hanya membalas dengan deheman. Dihatinya dia terus menggerutu kesal.
'Baru aja pulang, eh pergi lagi. Biasanya juga langsung pergi, kenapa pake izin. Keliatan banget basa-basi nya.' Batin Leon
"Leon dirumah sendiri nggak pa-pa kan?"
'udah biasa'
"Hm."
KAMU SEDANG MEMBACA
LEOVAN [COMPLETE]
General FictionLeon Marcellio Alberichts adalah laki-laki yang tampan, kejam, dingin, mempunyai sorot mata yang tajam dan jangan lupakan ketua geng yang bernama Dixton. Dipertemukan kembali dengan seorang gadis yang bernama Vanya Adelia Fererro mungkin sebuah kebe...