Happy Reading
Surprise spesial hari minggu ini Leovan Update
Ayoo votee
Tinggal pencet apa susah nya?
Komen juga yang banyak. Putri suka banget baca komen kalian. Lucu hihihiLeon dan Vanya terbangun karena mendengar suara kegaduhan. Mereka membuka mata, ternyata yang ribut adalah kedua orang tua nya. Cukup terkejut karena Marcel dan Ana sudah sadar.
Mereka belum menyadari posisi nya. Ya Vanya masih bersandar di dada Leon dan Leon menumpukan dagunya di puncak kepala Vanya.
"Mereka kenapa sih?"
"Biarin, nostalgia rebutan gorengan di kantin mungkin." Vanya mendongak, Leon juga ikut menunduk. Mereka sama-sama tersenyum.
Leon yang gemas, mencubit hidung Vanya.
"Gemeuuss." Vanya terkekeh geli. Melepaskan tangan Leon yang bertengger manis di hidungnya.
"Lepas, nggak bisa napas." Leon semakin gencar mengerjai Vanya. Dia bahkan sudah mengapit kepala Vanya di ketiak nya.
"Leonn!!"
"Apa hah?" Vanya terus memberontak dan Leon asik tertawa.
"Lepas ganteng."
"Nggak cantik."
Hey anak muda. Tidak kah kalian sadari bahwa di ruangan ini masih ada manusia? Siapa lagi kalo bukan Ayah, Bunda, Papa dan Mama. Sebenarnya Satria juga ada, tetapi dia tidur di sofa lainnya tanpa tau situasi dan kondisi. Dia tetap nyenyak tidur. Padahal suasananya sangat ramai.
"Anak gue udah besar." Ucap Marcel tersenyum. Rafi dan Rani menatap Marcel sinis.
"Baru sadar pak, kemana aja dulu."
"Kerja aja terus sampai planet Uranus kebeli tuh sama anda. Nanti saya ikut ya. Kita Tamasya bareng." Rafi dan Rani bertos ala-ala.
Marcel dan Ana hanya tersenyum miris. Kemana aja mereka dulu. Uang buat beli Uranus udah cukup belum?
"Uangnya sudah cukup. Tinggal ukur tanah disana aja. DP nya juga udah lunas." Ucap Marcel santai.
"Nanti kalo lo ukur-ukur tanah tuh disana. Gue titip sate ayam ya. Mampir sebentar di Merkurius. Nah lo bakar tuh ayam nya."
"The Real Tamasya ya Wak."
"Tamasya berkeliling kota sambil naik Angkot memanglah epic , tapi pernah nggak sih lo Tamasya ke planet Uranus."
Sudahlah tinggalkan orang tua yang berjiwa kunyit itu. Kembali lagi ke Leon dan Vanya.
"Yon lo mau jadi alien HAHAHA. Pulang kampung, gue titip balok es aja deh. Made in Uranus" Leon dan Vanya sedari tadi menyimak. Sesekali tertawa. Bahkan Vanya sudah luruh ke lantai karena tertawa terpingkal-pingkal.
"Ogah gue. Bisa-bisa gue jadi daging beku nanti."
Fyi Planet ini memiliki suhu terdingin hingga -218°C dengan suhu terhangatnya -153°C. Uranus tersusun atas hidrogen, helium, dan metana.
"Gesrek semua." Vanya berusaha meredakan tawanya. Dia kembali duduk disamping Leon.
"Minum dulu nih." Vanya menerima botol yang diberikan Leon. Menenggaknya sampai habis tak tersisa.
"Laper Mi?"
"Your eyes. "
"Eh iya Gara udah pulang?"
"Udah."
Vanya mengangguk kan kepalanya. Rencananya Vanya ingin menjenguk Gara kembali di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEOVAN [COMPLETE]
General FictionLeon Marcellio Alberichts adalah laki-laki yang tampan, kejam, dingin, mempunyai sorot mata yang tajam dan jangan lupakan ketua geng yang bernama Dixton. Dipertemukan kembali dengan seorang gadis yang bernama Vanya Adelia Fererro mungkin sebuah kebe...