Happy Reading
"Woahhh, keren banget rambut gue," pekik Vanya. Satria sudah jengkel sekali dengan kedua manusia yang berada didepan nya.
Sudah gila mereka ini. Rambutnya diwarnai biru. Gila sekali. Leon pun juga ikut mewarnai. Entah bagaimana reaksi orang-orang saat melihat kedua manusia aneh itu. Couple lagi. Nanti dikira jadi duta warna rambut lain.
~rambut Vanya
~rambut Leon (hayoo siapa itu?)
"Heh!! Besok kalian sekolah bakal di hukum sama guru." Vanya dan Leon tidak menghiraukan ucapan Satria. Mereka masih fokus pada kegiatannya.
"Yon, pewarna rambutnya beli dimana? Besok beli warna purple yok."
"Di **** boleh. Besok beli dulu terus kita urus rencana yang kemarin."
Satria seperti menjadi nyamuk. Dari tadi dia hanya melihat dan mendengar kan interaksi antara Leon dan Vanya. Satria bicara pun tidak dihiraukan. Ada yang ingin menemani bang Satria?
Satria juga bersyukur, adiknya melupakan masalah tadi. Dia juga sudah tidak emosi lagi. Entah lah orang tuanya mencari dirinya dan Vanya tidak. Satria tidak peduli. Lagi pula dia juga punya sedikit tabungan dan apart sendiri.
"Yon, besok butuh bantuan gue nggak?"
Leon dan Vanya langsung menghentikan kegiatannya, mulai tertarik pada topik pembicaraan Satria.
"Nggak usah bang, aman kok. Ada Roni juga."
"Bagus, gue nggak perlu ngotori tangan ganteng ini buat mukul orang."
"Pede banget lo bang."
"Iya dong, Satria." Vanya menatap sinis abangnya.
"Pengen martabak," ucap Vanya pelan. Satria yang mendengarnya, membelalakkan mata.
"Anjrot, Van lo dibuntingin siapa?! Ngomong sama gue. Atau jangan-jangan lo ya Yon."
Leon dan Vanya serempak memukul Satria dengan bantal sofa. Abangnya ini sudah tidak ada brain.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEOVAN [COMPLETE]
Ficción GeneralLeon Marcellio Alberichts adalah laki-laki yang tampan, kejam, dingin, mempunyai sorot mata yang tajam dan jangan lupakan ketua geng yang bernama Dixton. Dipertemukan kembali dengan seorang gadis yang bernama Vanya Adelia Fererro mungkin sebuah kebe...