46. Kecelakaan 2

53.4K 5.6K 981
                                    

Happy Reading

Demi apapun mood banget baca komen kalian. Lucuu ya ampun

Sorry bangett kalo komen-komen kalian nggak bisa aku jawab satu-satu.

Bisa nggak sih vote nya sampai 200? :)

Tolong koreksi kalo ada typo yaa

"Cepetan pinter." Leon terus mengumpati sahabatnya yang lambat mengendarai mobil.

"Aduhh Yon, macet ini."

"Gue kerahin juga nih panglima perang," gumam Leon

Uhuk uhuk

Lagi-lagi Vanya terbatuk untuk kesekian kalinya. Leon mengalihkan perhatiannya. Dia menatap Vanya yang masih setia menutup mata.

"Hey kamu bangun?"

Mulut Vanya mengeluarkan kekehan kecil. Farel yang sedang menyetir langsung berbalik. Takut-takut ada mba kunti yang numpang kan. Riko yang disebelah kemudi juga ikut berbalik.

"Lo fokus sama jalan. Rik, lo telepon semua anak-anak, singkirkan tuh mobil motor yang ngalangin. Kalo nggak mau minggir, tabrak aja."

Yah inilah sisi nekat dari Leon. Dia akan melakukan segala cara agar miliknya baik-baik saja. Miliknya? Apakah Leon sudah meng claim Vanya sebagai miliknya?

"Ja-jahat ih." Vanya memukul pelan dada Leon.

"Hey jangan gitu tangannya nanti sakit." Leon menggenggam tangan Vanya dan meniupnya pelan.

Riko dan Farel sama-sama memutar bola matanya.

"Bini nya lagi sekarat juga masih bisa-bisanya uwu."

"Diam lo!! Mana anak-anak, lambat banget. Kalo Vanya kenapa-napa lo yang pertama kali gue hajar."

Leon berubah bukan? Dia menjadi orang yang cerewet.

"Iya, Yon. Baru juga gue telpon. Ini lagi kenapa tumben banget macet sih."

Farel juga ikut kesal. Tumben sekali jalanan macet. Biasanya juga padat merayap :)

"Sa-santai aja ja--ngan buru-buru. Na-nti malah ke--celakaan. Nanti gue is dead. Gu-e be-lum siap mati. Ka-shian jo--doh gue. A--njim gue su--sah banget ngomong. Duh pe--ngen seblak lagi."

Leon, Riko dan Farel menatap Vanya datar. Apakah Vanya benar-benar sakit. Apakah berbohong. Tapi melihat darah yang keluar dari beberapa tubuhnya, mereka percaya Vanya benar-benar kesakitan.

"Van, mending lo diam deh. Ngomong kayak orang gagu gitu."

Vanya masih setia menutup matanya, tetapi mulutnya terus menggumamkan entah apa yang tidak diketahui Leon.

"Ta-tadi aja kamu, sekarang l--lo gue."

"Vanya, diam!!" Vanya menurut dia mengatupkan bibirnya. Matanya juga sama sekali tidak terbuka

"Van, hey lo pingsan?"

Vanya menghela nafasnya. Dia membuka sedikit matanya. Tatapannya sayu. Matanya memerah.

"Ta-tadi disuruh di--am, se-sekarang ditanya-tanya."

Leon cengengesan. Dia mengelus pipi Vanya yang mulus. Vanya kembali memejamkan matanya.

"Bertahan okay." Vanya hanya bergumam sebagai jawaban.

"Ck lama."

"Gue sumpel juga tuh mulut." Gumam Farel

LEOVAN [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang