"Mom....bisa nggak kali ini chaeyoung egois ?" tanya chaeyoung.Tiffany menautkan alisnya karena bingung dengan ucapan chaeyoung. Ia tidak tau apa yang dimaksud anaknya.
---------------------------------
"Chaeng cuma mau habisin waktu liburang chaeng seperti anak-anak pada umumnya, chaeng cuma mau mom punya sedikit waktu buat chaeng. Chaeng berusaha ngertiin kalau mom nggak punya waktu saat hari-hari lainnya, tapi chaeng nggak bisa ngertiin kalau mom tetap bekerja saat weekend" ucap chaeyoung mengeluarkan semua yang ia pendam selama ini.
"Bukannya selama ini kamu baik-baik aja saat mom nggak punya waktu sama kamu bahkan saat weekend, lalu kenapa saat ini kamu mempermasalahkannya, apa karena berteman dengan mereka kamu jadi berani mengatakan itu sama mom HAAAHHH ?" marah tiffany.
"Mom.... ini nggak ada sangkut-pautnya sama sahabat aku, aku mengatakan semua itu karena aku lelah selalu ngertiin mom tapi mom nggak pernah ngertiin aku. Mom ngelarang aku keluar rumah kecuali kesekolah dan mom juga ngelarang aku bawa teman kerumah, mom pikir aku nggak bosan dirumah sebesar ini seorang diri ?" ucap chaeyoung dengan menekankan kata bosan, sebesar dan seorang diri.
"KAMU PIKIR MOM NGELAKUIN INI KARENA APA HHAH ? MOM NGELAKUIN KARENA MOM HARUS LINDUNGIN KAMU" teriak tiffany dengan emosi.
"Seenggaknya mom luangin waktu sebentar buat nyelesain kesalapahaman satu minggu yang lalu.
Bahkan setiap punya masalah mom selalu melarikan diri, bukan cuma masalah seminggu yang lalu tapi masalah bertahun-tahun yang lalu pun mom selau ngehindarin.
Mom nggak pernah berusaha buat nyelesain masalah yang terjadi makanya mom tetap seperti ini, tetap terjebak dengan masalalu" ucap chaeyoung dengan tatapn sendu.PLAKK
Tiffany menampar chaeyoung karena benar-bemar emosi saat mendengar chaeyoung membahas masalalunya.
"BERANI BANGET KAMU NGOMONG SEPERTI ITU SAMA MOMMY" teriak tiffany penuh amarah.
Chaeyoung terdiam meresapi rasa sakit dipipinya akibat tamparn tadi, ia tidak menyangka tiffany akan tega menamparnya karena ini pertama kalinya. Biasanya semarah apapun tiffany nggak akan menggunakan ia hanya terus memaki dan berteriak.
"Mm....omm" ucap chaeyoung dengan suara bergetar, Ia menatap tifany dengan sorot terluka dan kecewa (?).
Tiffany terdiam menatap tangan yang baru saja menampar pipi anaknya, ia juga nggak dengan tindakan yang baru saja dilakukannya. Ia bisa melihat dengan jelas bekas tangannya dipipi kanan chaeyoung.
Ada perasaan menyesal karena telah menampar anaknya tapi emosi dan egonya mengatakan kalau tindakannya sudah benar."Maaf mom.....chaeng nggak ada niat buat kurangajar sama mom, chaeng cuma mau ngabisin sisa waktu chaeng dengan mom.
Maaf kalau chaeyoung selalu membuat mom dalam keadaan sulit, maaf juga karena kehadiran chaeyoung mom harus meninggalkan mimpi mom, hiks...maaf kalau chaeyoung nggak bisa jadi anak yang mom mau." ucap cheyoung sambil menghapus airmatanya.Ia berusaha terlihat kuat, ia nggak mau terlihat cengeng didepan momnya.
"Hikss.....mm...maafin chaeng......mom jangan pukulin chaeng lagi, chaeng janji bakal jadi anak yang penurut, chaeng bakal ngelakuin apapun yang mom suruh hikss......" ia berusaha menghentikan tangisnya tapi airmatanya nggak mau berhenti keluar.
Ia ketakutan membayangkan kalau momnya akan memukulnya lagi.
Tiffany nggak peduliin chaeyoung yang menangis terisak. Ia malah pergi dengan mobilnya dan meninggalkan chaeyoung yang menatapnya dengan tatapn memohon agar segera menyelesaikan kesalah pahaman mereka nda kembali seperti semula.Sedangkan chaeyoung yang ditinggal tiffany mulai terdiam sambil memegangi kepalanya yang tiba-tiba sakit yang semakin lama sakitnya semakin terasa. Chaeyoung meremas kepalanya dengan air mata yang terus mengalir keluar karena nggak bisa menahan sakitnya.
BRUKK
👇