Sifra Maree Victoria
Brigitte—kakak pertamaku—memberikan pesan berupa; Kode merah, yang dapat diartikan ada hal penting yang harus dibahas. Oleh karena itu, aku beserta dengan Zara—kakak keduaku—segera memasuki kamarnya dan aku menutup pintunya dengan rapat.
“Ada apa?” aku dan Zara bertanya secara bersamaan, karena kami memang tidak tahu ada hal penting apa yang terjadi sehingga Brigitte memberikan pesan berupa kode merah.
Brigitte memandang ke arah Zara, lalu ke arahku. Dan dengan wajah yang terlihat sedih, dia mengatakan, “kalian ingat bahwa aku akan menikah Pangeran Jungkook dan dia akan datang kemari untuk melamar pada bulan depan?”
“No, we don’t,” I said sarcastically.
“Ya, tentu saja. Ibu tidak berhenti membicarakan hal itu semenjak rencana pernikahannya ditetapkan.” Ujar Zara, tidak mempedulikan kalimatku.
Brigitte menghela nafas dengan berat. “Well, ada suatu masalah yang terjadi. Aku . . . hamil.”
“WHAT?” tentunya aku dan Zara sangat terkejut karena kami tidak tahu bahwa ini yang akan dibicarakannya.
Pantas saja dia memberikan kode merah.
Brigitte menunduk. “Maaf. Tapi aku benar-benar hamil. Aku tidak tahu bagaimana cara membatalkan pernikahanku dengan Pangeran Jungkook. Ibu pasti akan sangat kecewa.”
“Astaga, Brigitte. Kau akan menikah dengan Pangeran Jungkook dan kau akan menjadi The Queen of Callon. How do you end up carrying another man’s seed?” tanya Zara.
“Secara teknis, tentu saja dia menyelingkuhi sang Pangeran.” Jawabku.
Zara mendecak. “Sif, ini permasalahan serius. Jangan terus bergurau seperti ini.”
“Hei, aku serius. Pandangan keluarga kita terhadap masalah ini akan sama. Mereka akan berpikir bahwa Brigitte telah menyelingkuhi Pangeran Jungkook.”
“Lalu, apa yang harus kulakukan?” Brigitte menyeka air matanya yang membasahi pipinya.
“Siapa ayah dari bayinya?”
“Kim Taehyung.”
“For God’s sake, what?” Zara semakin terkejut. Ya, Brigitte bukan hanya hamil, melainkan dia mengandung anak dari Kim Taehyung yang merupakan sepupu dari Pangeran Jungkook. Hal ini akan membuat situasi semakin kacau.
Zara menggelengkan kepalanya. Dia seperti tidak tahu harus mengatakan apa lagi. Dan tentunya aku hanya diam.
Aku bahkan tidak mengerti kenapa Brigitte sampai sebodoh ini. Dia lebih dewasa dan lebih tua dari diriku. Tidakkah seharusnya dia lebih berhati-hati?
“Kapan?” Zara kembali bertanya.
“Satu bulan yang lalu, di sebuah pesta di country club. Kami berdua mabuk. One thing led to another and well,” Brigitte kembali menunduk.
Kini giliranku yang menghela nafas. “Bri, ini gila. Sungguh gila. Bagaimana caranya untuk menyembunyikan ini semua? Cepat atau lambat, pasti Ayah dan Ibu akan tahu. Mereka juga akan sangat kecewa padamu.”
“Sifra, I do not know,”
“Will you keep the baby?”
Brigitte mengangguk. “Tentu saja aku akan mempertahankan bayinya.”
Zara menatap Brigitte, lalu dia pada akhirnya setuju. “Oke. Baiklah, kau bisa mempertahankan bayinya. Tapi kita tidak bisa memberitahu siapa ayah dari bayi ini.”
KAMU SEDANG MEMBACA
HARD TO GET PRINCESS
FanficBelum pernah kutemui seumur hidupku ada seorang wanita yang menolak untuk kunikahi. Well, itu merupakan kali pertama. Entah dia bodoh atau dia memang benar-benar tidak menyukaiku sehingga dia menolak untuk kunikahi. Tapi aku tidak akan menyerah. Aku...