Chapter 2

589 96 25
                                    

Sifra Maree Victoria

Brigitte sudah pergi.

Meski semua sudah sepakat mengenai hal itu, tapi tetap saja, aku sedikit tidak rela dengan kepergiannya itu. Kenapa dia harus pergi dan diasingkan seperti ini karena kehamilannya?

Dia sedang hamil dan seharusnya dia bersama dengan keluarganya, yaitu aku, Zara, Ayah dan Ibu. Bukannya justru berada di tempat asing yang tidak diketahuinya untuk menyembunyikan kehamilannya.

Dunia sedikit tidak adil untuk Brigitte, bukan?

Karena Brigitte sudah pergi, Ayah pun juga demikian, namun dengan berbeda arah dan tujuan.

Ayah pergi ke istana untuk menemui Yang Mulia Raja dan Ragu dengan tujuan memberitahu mengenai pembatalan pernikahan Brigitte dan Pangeran Jungkook. Hal itu memang perlu disampaikan agar tidak ada permasalahan yang menghampiri keluarga kami lagi.

Jika pernikahannya dibatalkan, maka Zara yang akan menikahi Pangeran Jungkook dan semua masalah akan selesai. Tidak ada lagi kecurigaan untuk menanyakan di mana keberadaan Brigitte dan apa alasan pernikahannya dibatalkan.

Semoga saja semuanya akan selesai segera.

Ketika Ayah kembali dari istana, kami semua berkumpul dan mendekat padanya untuk menanyakan apa reaksi Yang Mulia Raja dan Ratu terhadap keputusan pembatalan pernikahan ini secara tiba-tiba.

Dengan helaan nafas panjang, Ayah mulai bercerita bahwa alasan pernikahannya harus dibatalkan karena Brigitte sedang sakit dan sedang menjalani perawatan yang intensif untuk kesehatannya.

Well, itu tidak benar dan Ayah merasa bersalah karena telah membohongi Raja dan Ratu yang merupakan orang terhormat. Tapi itu untuk kepentingan keluarga Windsor juga.

Ibu pun mengatakan, “setidaknya satu masalah teratasi. Sekarang, yang perlu dilakukan adalah menunggu kedatangan Pangeran Jungkook dan membuatnya menikahi Zara.”

Ayah mengangguk. “Ya. Kita harus menunggu kedatangan Pangeran Jungkook kemari. Dan Zara, kau bisa menjelaskan apa yang terjadi pada Brigitte. Katakan bahwa dia sedang sakit dan jika Pangeran Jungkook tetap ingin menikah, maka kau bersedia menjadi istrinya.”

“Baik, Ayah.” Zara menjawab dengan senyum di wajahnya.

Tentu dia akan setuju dan menginginkan untuk menikahi sang pangeran yang merupakan penerus kerajaan berikutnya.

Setelah pembicaraannya usai, aku dan Zara dipersilahkan untuk meninggalkan Ayah dan Ibu karena mereka memiliki hal yang penting untuk dibahas dan memerlukan privasi.

Aku dan Zara pun pergi. Kami menuju ke kamar Zara dan duduk di tepi ranjangnya.

Zara mengatakan, “betapa sedihnya aku karena Brigitte harus pergi. Kenapa dia tidak bisa tinggal di sini saja? Kita tetap bisa menyembunyikan kehamilannya. Dia tidak perlu pergi sendiri seperti ini.”

“Ya, kau benar. Tapi karena Ibu sudah memutuskan, kita juga tidak bisa berbuat apa-apa.”

“Hm. But at least, I get to marry the Crown Prince.” Katanya dengan bahagia.

“Sure.”

“Bayangkan Sifra, jika seandainya aku dan Pangeran Jungkook sudah menikah nanti, akan secantik dan setampan apa anak-anak kami. Semua orang akan memanggilku Ratu Zara. Isn’t that amazing?”

“Ya.”

Zara kemudian menggenggam tanganku. “Tapi, jika aku sudah menikah dengan Pangeran Jungkook, maka aku tidak akan tinggal di sini lagi. Itu berarti, kau akan sendiri. Kasihan sekali.”

HARD TO GET PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang