Chapter 8

568 88 11
                                    

Sifra Maree Victoria

Pada keesokan harinya, tepatnya ketika hari sudah sore, Pangeran Jungkook dan aku sudah bersiap-siap untuk ke lokasi di mana kami akan berbulan madu.

Private jet telah disiapkan.

Kami masuk ke dalam. Semua barang-barang yang diperlukan telah disiapkan. Jadi, kami hanya perlu duduk diam saja.

Ketika private jet nya sudah lepas landas, aku melepas heels yang kukenakan dan aku mulai memijat kakiku.

Pangeran Jungkook yang melihatnya segera bertanya, “kakimu sakit?”

“Ya. Aku tidak terbiasa memakai heels selama berjam-jam.”

“Aku pijat, ya?”

“No—” tapi terlambat. Dia sudah mengambil kakiku dan ditaruh di pahanya, lalu tangannya mulai memijatnya dengan perlahan-lahan.

Ah, rasanya sedikit rasa sakitku mulai berkurang.

Dia kembali bertanya, “masih sakit?”

“Sedikit.”

“Maaf, ya. Jika kau lebih ingin memakai flat shoes, pakai saja. Jangan paksakan kakimu memakai heels.”

“Tapi aku harus—”

“Tidak perlu. Saat bersamaku, kau bisa mengenakan apa pun yang kau inginkan. Aku tidak melarangmu, ma chérie. Kau bebas berpakaian dengan gayamu.”

Aku pun mengangguk. “Baiklah. Terima kasih, Jungkook.”

“Apa pun untuk istriku.” Ujarnya sembari menatap mataku dengan dalam, namun tangannya tetap memijat kakiku.

Aku mendeham pelan dan mengubah topik pembicaraan. “Kita akan ke mana?”

“Kau inginnya ke mana?”

“Bukankah lokasi bulan madunya seharusnya sudah ditetapkan terlebih dahulu?”

Pangeran Jungkook mengangguk. “Ya, memang. Tapi jika kau ingin pergi ke tempat lain, maka kita akan ke sana. Ke mana pun yang kau mau.”

“Surprise me. So long as it doesn’t involve princess lessons, I’m good.”

“Baiklah. Perjalanannya mungkin akan melelahkan. Jadi, kau tidur saja. Akan kubangunkan kalau kita sudah sampai nanti.” Dia berdiri.

Aku bertanya. “Kau mau ke mana?”

“Kenapa? Kau tidak mau aku pergi?”

“Aku hanya bertanya saja.”

“Aku hanya akan menyelesaikan pekerjaanku yang tertunda beberapa hari lalu. Kau tidur saja. Jika nanti kau butuh apa pun, aku ada di ruang kerjaku.”

“Kau punya ruang kerja di private jet?”

“Tentu.”

Aku mengangguk. “Oke.”

Karena memang aku sudah lelah, jadi aku tidur. Jungkook sudah pergi ke ruang kerjanya. Entah kenapa, aku merasa sendirian ketika dia pergi.

Meski aku sebal saat dia dekat-dekat denganku, tapi setidaknya kehadirannya membuatku tidak merasa sepi.

Aku tidur cukup lama.

Ketika aku terbangun, hari sudah pagi. Aku menoleh ke sebelahku dan menemukan Jungkook sedang menatapku.

Seketika, aku merasa malu. Pasti wajahku jelek sekali saat aku tertidur.

“Kita di mana?” tanyaku untuk memecahkan kesunyian di pagi hari ini.

Jungkook menjawab, “di Seychelles.”

“Oh, I do not know much about this place. Should be interesting.” Ujarku.

“Wherever I am is interesting.”

Aku memutar bola mataku. “Oh, please!”

-

Untuk sementara waktu, kami menetap di villa yang terletak di dekat pantai. Ketika aku keluar dari mobil dan disambut oleh sejuknya angin, seketika aku merasa semua bebanku hilang.

Ada banyak asisten yang bekerja di sini. Aku menyapa mereka semua, lalu aku dan Jungkook pun masuk ke dalam villa nya.

“Kau mau lihat kamar tidurnya?”

Aku memutar bola mataku. “Hanya itu saja yang kau pikirkan, ya? Mesum!”

“Mesum? Hei, aku hanya bertanya saja. But I’m not opposed to the idea of us making love.”

“Ugh!”

Akhirnya, kami pergi dan melihat kamar tidurnya.

Satu kata yang keluarkan dari mulutku; INDAH. Serius, indah sekali kamar tidurnya. Ranjangnya dipenuhi dengan bunga-bunga, lalu ada pemandangan pantai yang terhampar luas.

Aku membuka pintu untuk ke balkon di mana ada sofa yang disediakan di sana. Mungkin ini bisa kugunakan untuk menikmati indahnya pemandangan malam hari.

Ketika aku kembali masuk ke dalam kamar, aku mendapati Jungkook hanya memakai boxer saja. He’s shirtless!

“Astaga!”

“Kau masih malu melihatku shirtless? This is all yours now. My body is yours.”

“Mine?”

Dia mengangguk. “You might as well find a way to make the most of this marriage. We are stuck together for good.”

Aku memutar bola mataku. “Stuck? Bukankah itu idemu sejak awal memintaku untuk menikah denganmu? Berapa kali kukatakan padamu untuk menikah dengan kakakku saja? Sekarang kau bilang bahwa kau stuck denganku?”

“Kau tidak mengerti, Sifra. Aku harus menikah dan keluargaku setuju untukku menikahi wanita dari keluargamu. Saat itu, aku tidak terpikir bahwa pada akhirnya aku akan jatuh cinta padamu. Tapi kau membenci pernikahan ini. Kau tidak suka padaku.”

“Ya, memang.”

“Oleh karena itu, kukatakan padamu; we stuck together.”

“Kalau begitu, maka kau tidak perlu khawatir lagi. Nanti aku yang akan mengurus perceraiannya. Jadi, kita tidak perlu stuck bersama selamanya.”

Jungkook menaikkan alisnya. “Bercerai? Tidak semudah itu, ma chérie.”

“I’ll find a way.”

Kami tidak berbicara lagi setelah itu.

Bahkan hingga hari berganti menjadi malam dan kami makan malam bersama, namun tidak ada perbincangan apa pun di antara kami.

Kurasa Jungkook tersinggung karena kalimatku yang mengatakan akan menceraikannya.

Selesai makan malam, aku membersihkan tubuhku dan bersiap-siap untuk tidur. Namun, ketika aku keluar dari kamar mandi, aku melihat Jungkook sudah berbaring di ranjang dengan hanya memakai boxer saja.

Aku bertanya. “Kau akan tidur di sini?”

“Memang di mana lagi?”

“Di mana pun asal tidak di sini!”

“Tough luck, ma chérie. We are married now, there is no escape.”

Oh, astaga. I am so getting that annulment.

a/n: sorry for spamming y’all notification. but i can’t help it. i want to finish this asap☺️

HARD TO GET PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang