Chapter 10

619 98 6
                                    

Sifra Maree Victoria

Bulan madunya telah berakhir. Ya, karena kami hanya bisa menghabiskan waktu tiga hari saja di sana.

Saat kami sampai di istana, ternyata Yang Mulia Raja dan Ratu sudah menunggu kami di Guest Room.

Jungkook mencium pipi Ibunya sebelum akhirnya kami duduk berhadapan dengan Yang Mulia Ratu.

“Selamat datang kembali.” Ujar Yang Mulia Ratu.

Aku tersenyum. “Terima kasih,”

“Bagaimana bulan madu kalian?”

Jungkook melihatku terlebih dahulu sebelum akhirnya dia menjawab, “it was delightful.” Ujarnya.

Mau tidak mau, aku memberikan senyum lebar dan mengangguk. “Yes, it was, your highness.”

Yang Mulia Raja menghela nafas lega. “Ah, syukurlah. Ternyata kalian cepat sekali dekat dengan satu sama lain. Ya, itu memang penting. Kalian sudah menikah. Tentu kalian harus dekat.”

“Jadi, apakah kalian akan memberikan cucu dalam waktu dekat?” tanya Yang Mulia Ratu, tapi kemudian, dia tertawa sendiri. “Ibu terlalu bersemangat sepertinya. Maaf sekali. Tapi Ibu sangat ingin menggendong cucu.”

“Tidak apa-apa, Bu. Aku dan Sifra akan berusaha.” Jungkook menjawab dengan disertai senyum lebar di wajahnya.

Dia tahu bahwa mau tidak mau, pada akhirnya aku harus memberikan anak juga. Itu artinya, kami harus bercinta.

Ugh!

Pembicaraan selanjutnya begitu membosankan karena yang berbicara hanyalah Yang Mulia Raja dan Jungkook dengan pembahasan mengenai kerajaan dan lain macamnya.

Saat pembicaraannya sudah selesai, Jungkook dan aku dipersilahkan meninggalkan Guest Room karena Yang Mulia Raja dan Ratu memiliki hal penting untuk dibahas.

Pada akhirnya, aku keluar juga dari pembicaraan membosankan itu.

Ketika kami sudah keluar dari Guest Room, aku berniat untuk segera pergi, namun Jungkook menahan lenganku. “And where do you think you are going?”

“Ke kamarku, tentu saja.”

“Oh, ma chérie. How quickly you forget that it is our chambers now.”

Astaga. Kenapa dia menyebalkan sekali, sih? Memangnya harus diperjelas seperti itu?

Tidak bisa, ya, aku menikmati waktuku sendiri? Menyebalkan!

Tapi, ketika di kamar, kami tidak melakukan apa pun selain berbincang saja.

Dan pada akhirnya, setelah berbincang cukup banyak dengan Jungkook, dia pun keluar dari kamar. Kugunakan kesempatan itu untuk menghubungi Brigitte.

“Porcupine. Bagaimana keadaanmu?”

“Bri, aku sebal sekali. Sangat, sangat sebal!”

“Kenapa?”

Kuceritakan semua yang terjadi pada Jungkook dan aku selama bulan madu kami. Yang Brigitte lakukan hanyalah tertawa saja. Oh, astaga.

Aku mendecak. “Bri, this isn’t funny!”

“Sifra, kau harus mencoba membuka hatimu untuk Pangeran Jungkook. Kalian akan hidup bersama selamanya. Jadi, lebih baik kau memperbaiki hubungan dengannya.”

“Tidak, Bri. Aku akan mempersiapkan diri untuk menceraikannya.”

“Apa? Oh, Sifra, itu tidak boleh! Maksudku, kalian baru saja menikah. Kau akan menambah masalah di keluarga kita? Ibu akan semakin membencimu. Bukan hanya Ibu, tapi rakyat Callon juga.”

HARD TO GET PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang