"Janji, kita akan tumbuh sama-sama. Sampai kita jadi orang dewasa, yang bisa mengerti siapa diri kita sebenarnya,"
-Ardani Danadyaksa
CANTIK - BAGIAN TIGABELAS : JANJI
(Bagian khusus, sudut pandang Dani)
Bandung, Juli 2018
Di mana ada Riu, di situ ada Dani.
Sudah tak heran, kalau orang-orang meledekku dengan kalimat itu. Aku tidak malu, tidak juga kesal. Sebab apa yang mereka katakan memang benar adanya.
Di mana ada Riu, di situ aku ada. Untuk mengawasinya, dan memastikan ia tetap aman.
Seperti saat hari terakhir masa pengenalan sekolah hari itu, Riu tidak membawa ikat rambut untuk mengikat rambut sebahunya seperti yang diperintahkan.
Bagiku, diikat atau tidak, tidak ada masalah. Ia tetap cantik. Tentu saja, ia kan si Cantikku yang tidak pernah terlihat jelek dalam keadaan apapun.
Tapi tentu saja peraturannya tidak boleh begitu. Panitia sudah menegur si Cantik perihal ikat rambut yang katanya lepas di jalan itu. Aku tahu, Riu-ku tidak akan mudah menerima hukuman begitu saja. Suara nyaringnya bahkan sampai mengundang perhatian peserta MPLS yang lain.
"Ya namanya juga gak sadar??? Aku lari-lari ke sini mana sempet mastiin iket rambut aku ga lepas???"
Aku masih diam. tersenyum memperhatikan si Cantik dengan wajah galaknya malah membentak balik panitia. Tak terima disalahkan terus menerus.
"Minta maaf, push up sepuluh kali karena kamu teledor, lari keliling lapangan sepuluh kali—"
"GILA KALI??????!!! Gak masuk akal, Teh!"
"Harusnya cukup push up sepuluh kali. Tapi karena kamu ngeyel dan ngelawan terus, jadi ditambah lari,"
"TEH AKU GAK SENGAJA!"
"Mau jadi lima belas kali?"
Aku mulai berdiri tidak nyaman di tempatku. Seingatku, tidak ada hukuman semacam itu di MPLS tahun lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CANTIK (Hyunsuk x Ryujin)
Fanfiction"Dan Bandung bagiku bukan cuma masalah geografis, lebih jauh dari itu melibatkan perasaan, yang bersamaku ketika sunyi." - Pidi Baiq Hari itu aku melihatnya lagi. Si Cantik dengan senyum dan tawa yang sama, seperti si Cantik yang selama dua belas t...