"Dan Bandung bagiku bukan cuma masalah geografis, lebih jauh dari itu melibatkan perasaan, yang bersamaku ketika sunyi."
- Pidi Baiq
Hari itu aku melihatnya lagi. Si Cantik dengan senyum dan tawa yang sama, seperti si Cantik yang selama dua belas t...
"Yang membuat galau bukan dirinya, tetapi penilaianmu yang berlebihan tentang dirinya"
-Pidi Baiq
CANTIK - BAGIAN SEBELAS : PERGI
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sinian buru, ini timernya cuma tiga detik!"
"Cepet amat—WOI BELUM SIAP ATUHLAH!"
"HAHAHA komuk pisan kamu!"
"Aa mah ih anjir sebel ah jangan diupload!"
"Katanya mau manas—"
"Diem! Berisik banget, ga nyadar gitu kita diliatin orang-orang?"
Ajun mengangkat alis, lantas mengangguk pasrah waktu Riu sudah melayangkan tatapan galaknya pada Ajun. Sedari tadi mereka memang berisik, sampai-sampai beberapa kali bikin orang-orang di sekitar mereka menatap mereka aneh. Riu yang seneng banget teriak-teriak, dan Ajun yang sama berisiknya, apa lagi dengan suara tawanya yang melengking aneh.
"Dari tadi siapa yang berisik teriak-teriak mulu? Kamu, bukan Aa!" Ajun membela diri.
"Aa juga berisik!" Riu bersungut-sungut. "Pokoknya nggak jadi, jangan diupload,"
Ajun menghela napas. "Aneh-aneh aja lagian. Kalau mau bikin Dani cemburu mah fotonya jangan sama Aa, tapi sama temen kamu siapa kek yang lebih ganteng dari Dani,"
"Lah A Ajun kan lebih—"
"Cie, mengakui nih Aa lebih ganteng dari Dani?" Ajun mencolek-colek dagu Riu, menatapnya jahil.
"Lebih—eh," Riu menatap punggung seseorang yang baru saja menimbulkan bunyi bel di pintu keluar. Orang itu baru saja keluar dan Riu menatapnya tanpa berkedip.
"Kenapa?"
"Kok yang tadi kaya A Dani, bentar—" Riu mengecek ponselnya yang sedari tadi ia geletakkan di atas meja. Ada pesan masuk dari Dani.
Kesayangan Riu
Lagi dimana?
"A, kayanya, yang tadi bener A Dani,"
Riu langsung bergegas keluar kafe, melihat ke sekeliling cuma buat mencari A Dani-nya. Namun sia-sia, yang ia lihat cuma kendaraan-kendaraan asing yang berlalu lalang di jalanan. Tidak ia lihat A Dani-nya di manapun. Mungkin sudah pergi, atau mungkin Riu cuma salah lihat.
Ia hendak kembali ke dalam, namun Ajun keburu menyusul keluar membawa barang-barangnya.
