BAGIAN TUJUHBELAS

266 73 23
                                    

CANTIK - BAGIAN TUJUHBELAS : BERPISAH LAGI


Kalau dipikir-pikir, aneh juga cara berbaikannya Dani dan Riu. Padahal, Dani cuma mengobrol dengan Ajun. Curhat segala macam keluh kesahnya pada Ajun, bukan pada Riu. Tapi seakan sudah mewakili Riu, waktu Dani berbaikan dengan Ajun, otomatis berbaikan dengan Riu juga. Karena setelahnya, mereka langsung akur lagi.

"Ya udahlah, A, kita saling maafin aja yah?" begitu kata Riu waktu itu. Yang dibalas anggukan Dani. Lelaki itu tersenyum. Pertanda hatinya sudah kembali membaik.

Hari ini Dani kembali ke Jakarta, sebab waktu liburannya telah habis. Tapi bukannya bersiap-siap di rumahnya, Dani malah lagi tiduran di sofa ruang tengah rumah Riu. Gadis yang baru bangun tidur dan masih mengenakan setelan tidur favoritnya—kaus kebesaran dan celana pendek—itu menepuk-nepuk keras lutut Dani.

"Aa mau pergi jam berapa?"

"Kenapa emang?"

"Aku mau tidur lagi, ngantuk semalem abis gadang,"

Memang benar, semalam Riu tidur setelah lewat tengah malam. Bukan apa-apa, sih, Riu benar-benar lagi mengejar ketertinggalannya di beberapa materi pelajaran, karena Senin besok ada latihan Try Out pertama di sekolahnya.

"Jangan tidur lagi, atuh. Sini aja temenin Aa,"

Dani duduk, bergeser untuk memberikan Riu tempat di sebelahnya. Riu duduk dan kembali memejamkan mata setelah menyandarkan kepalanya di bahu Dani.

"Aa,"

"Hm?"

"Jadi burung enak kali ya?"

"Hah?" Dani mengerutkan dahi waktu mendengar pertanyaan random dari Riu.

"Iya, hehe," Riu nyengir. "Biar mau pergi ke mana-mana nggak usah kejebak macet. Nggak usah capek desek-desekan di kendaraan umum,"

"Emang kamu mau kemana gitu?"

"Mau nyusulin Aa ke Jakarta, hehe," Riu nyengir lagi. Dani tertawa mendengarnya.

"Kamu ngigo nih," katanya sembari mencubit hidung Riu.

"Aa jangan dulu pulang, atuh," sekarang Riu memeluk Dani protektif. Menaikkan sebelah kakinya ke atas kaki Dani dan melingkarkan tangannya di pinggang Dani erat-erat.

"Riu, jangan gini atuh nanti kalau diliat bapak atau ibu, Aa yang dimarahin,"

Riu mengabaikan ucapan Dani. "Biarin aja, kan bapak sama ibu lagi keluar,"

Dani berdecak. Namun tetap membiarkan Riu seperti itu. Tangannya tergerak untuk mengacak puncak kepala Riu yang bersandar di dadanya. Sebenarnya, mereka jarang kontak fisik yang setengah ndusel kayak gini. Aslinya masih kagok. Soalnya, Riu kan selalu diawasi oleh kedua orang tuanya. Kecuali kalau Riu memang lagi manja banget kayak gini, Dani mana bisa nolak, sih?

Dani jadi deg-degan, apalagi waktu Riu menggerak-gerakkan kepalanya di dada Dani, mencari posisi nyaman.

"Riu..."

"Hm..." Riu cuma bergumam.

"Ka-kamu, kamu udah sarapan belum?"

Riu menggeleng. Masih dalam posisi yang sama. Detik berikutnya mendongak dengan mata yang masih rapat.

"Aa nggak usah pulang ya?"

"Hah? Pulang lah, mau kuliah,"

"Aku marah lagi nih," Riu memajukan bibirnya.

CANTIK (Hyunsuk x Ryujin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang