Pernah enggak kepikiran jatuh cinta dengan tetangga sendiri, aku bahkan rasanya tidak pantas menyukai orang bernama Sakusa Kiyoomi. Melihat dia dari jauh aja aku sudah mau gila apalagi jika berdekatan dengannya.
Dia adalah tetanggaku, kami berbeda sekolah, jadi aku hanya bisa melihatnya bersama sepupunya jika berangkat sekolah walaupun arah kami berbeda tapi setidaknya aku bisa melihatnya walau hanya saat pergi ke sekolah.
Pagi ini seperti biasa aku menyamakan jam berangkatku dengan Sakusa dan sepupunya agar aku bisa melihatnya walaupun melihatnya dari belakang.
"Okaa-san aku berangkat dulu" Aku buru buru segera pergi takut jika tidak bisa melihatnya. Padahal aku ini tetangganya tapi hanya bisa melihatnya berangkat ke sekolah, karena jam pulang kami berbeda.
Aku dengar dia mengikuti klub voli di sekolahnya, itu salah satu alasan kenapa aku tidak pernah bertemu dengannya, jika hari libur dia lebih memilih mendekam di dalam rumah, Komori yang harus repot repot pergi ke rumahnya.
Kenapa ya dia begitu?
Di pertigaan ini adalah menit menit sebelum kami berangkat ke arah yang berbeda. Aku segera pergi ke sekolahku.
Sampai di sekolah aku melihat seseorang, ah salah satu teman sekelasku. "Ohayo Akaashi-kun" Sapaku, habis lihat Sakusa-san jadi semangat.
"Ohayo (surname)-chan" Akaashi Keiji, ketua kelas, merangkap menjadi wakil ketua di klub voli, pawang bokuto-san, dan menjadi sahabatku karena kami sudah sekelas selama 2 tahun ini dan tempat duduk kami selalu bersebalahan, makanya kami akrab.
"Sepertinya hari ini semangatmu masih bagus, entah nanti siang"
"Tenang Akaashi-kun, semangat efek dari melihat tetangga tampanku pasti akan bertahan lama"
Tapi nyatanya siang ini semangatku sudah luntur karena ulangan matematika. Padahal baru tadi pagi aku bilang pada Akaashi-kun kalau semangatku tidak akan luntur. Payah sekali memang aku ini.
Pokoknya pelajaran terakhir nanti aku harus semangat seperti melihat Sakusa-san tadi pagi.
Pelajaran terakhir bukannya semangat lagi, justru semakin luntur karena pelajaran sejarah yang membuat mengantuk berat.
"Pulanglah" Aku menatap Akaashi-kun yang sudah sangat rapi, dia bahkan sudah berganti pakaian, sejak kapan dia ganti baju?
"Iya habis ini aku pulang, enak ya kalau punya pacar bisa jemput" Sindirku, yang di sindir hanya tersenyum, aih manis sekali memang senyum kaichou.
"Segeralah dekati tetangga tampanmu itu, siapa tau bisa jadian dan di jemput"
"Aku iri lho Akaashi-kun dengan pacarmu, bagaimana bisa kalian jadian padahal beda sekolah" Akaashi-kun hanya terkekeh.
"Sudah sana pulang" Aku segera membereskan semua barangku dan pergi, tidak lupa memberi salam tanda berpisah dengan Akaashi-kun.
Hari ini aku tidak ada les, mungkin pulang dengan arah memutar tidak masalah. Tapi jika bertemu apa alasanku, sekolahnya jauh dari sini, untuk apa sengaja pulang dengan cara memutar. Tapi karena aku ingin mendapat semangatku kembali aku bertekat pulang jalan memutar agar bisa setidaknya melihat sekolahnya.
Aku buru buru ke halte dan menaiki bus, sengaja karena kalau naik kereta kemungkinan akan penuh sesak, padahal aku ingin cepat melihatnya.
Selama perjalanan aku sambil mendengar beberapa lagu yang sekiranya bisa mematahkan rasa bosan. Jarak sekolahku dengan sekolahnya itu cukup jauh. Padahal sama sama di Tokyo tapi kenapa jauh sekali rasanya.
Setelah sampai di halte yang paling dekat dengan sekolahnya, aku segera turun dan berjalan sesantai mungkin, padahal jantung sudah berdebar debar.
"Semoga enggak ketemu"
"Surname-chan kok disini? Salah naik bus? Atau kereta?" Kenapa sih Komori ini cepat menotice diriku. Aku hanya tersenyum canggung, malu kalau Komori sampai mikir yang enggak enggak.
"Oh bukan, aku mau ke rumah teman, dan kebetulan rumahnya dekat sini, tapi dia baru aja memberi tau kalau dia sedang tidak di rumah, ini mau pulang kok" Semoga aja Komori percaya.
Komori mengangguk aja. "Kebetulan aku dan Kiyoomi sedang tidak ada latihan, pulang bersama kami aja" Rasanya kaki lemas sekali mendengar namanya di sandingkan dengan kata pulang bersama.
"Kiyoomi sedang membeli sesuatu, menunggu sebentar tidak apa apa?" Aku mengangguk sambil tersenyum.
Tapi pulang bersama dengan Sakusa Kiyoomi tidak semulus yang ku pikir, karena dia menatapku seperti kuman aja, jutek sekali dia.
13.10.20
Halo ketemu lagi denganku, kali ini dengan membawa kamu dan Sakusa Kiyowo ah maaf salah kiyoomi maksudnya. I hope you enjoy :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky
Fanfiction[15+] Aku liat dari jauh aja deg degan apalagi dari dekat, pingsan mungkin