Bagian 9🎭

1.5K 62 0
                                    

Happy Reading.

Kyla POV.

Seminggu sudah aku berada di Paris, hari-hari ku tidak ada yang berubah, seperti biasanya aku menyiapkan semua kebutuhan bos ku, mulai soal pakaian, berkas hingga makanannya, apalagi setelah kejadian seminggu yang lalu, dimana bos ku pulang  dengan keadaan yang tidak baik, sikap dinginnya semakin bertambah, semua orang melakukan kesalahan sedikit akan terkena amukannya, dan berakhir dengan dipecat. Seperti saat ini memecat seorang pelayan dengan seenaknya, padahal pelayan tersebut tidak sengaja menumpahkan kopi ke meja pak Erlan, pelayanan tersebut sudah memohon untuk tidak dipecat, tapi pak erlan tetap dengan pendirian nya. Sungguh dia begitu kejam.

"Kyla iku saya." Perintahnya kepada ku. Sebelum pergi aku melihat kembali ke pelayan tersebut, aku melihatnya merasa kasihan, dia saat butuh uang untuk keperluan anaknya yang sedang sakit, bagaimana aku bisa tau, karena kemarin gak sengaja kita mengobrol dan dia bercerita alasan dia bekerja disini karena saat ini butuh uang untuk pengobatan anaknya.

"KYLA!" Untuk kedua kalinya diriku dipanggil , aku pun buru-buru menemui pak Erlan yang sudah ada di kamarnya. Setelah sampai dikamar pak Erlan aku langsung mencari kemeja untuk mengganti kemeja yang tadi terkena tumpahan kopi.

Sesudah pak Erlan mengganti kemejanya, dengan keberanian ku memanggil pak Erlan.

"Sir." Si empunya yang dipanggil menoleh ke arah kyla dan mengangkat salah satu alisnya.

"Pak saya mau bicara sebentar."

"Apa"

"Itu, soal pelayan tadi apakah anda bisa tidak untuk memecatnya sekarang."

"Kenapa"

"Saya merasa kasihan, apakah anda tidak kasihan beliau bekerja untuk anaknya yang sedang sakit dan membutuhkan uang yang tidak sedikit, saat ini untuk mencari pekerjaan kembali sanggat susah, bagaiman bisa pelayan tadi mendapatkan uang sedangkan saat ini anda pecat, ku harap anda bisa memikirkan nya." Pak Erlan masih saja diam, melihat itu aku melanjutkan perkataan tadi yang sempat berhenti.

"Saya tahu saat ini banyak sekali yang anda pikirkan, sudah cukup seminggu ini banyak pelayan yang menjadi korban kemarahan bapak , apa anda tidak kasihan, coba anda pikirkan baik-baik."

"Siapa kamu yang berani menasehati saya."

Aku yang mendapat jawaban begitu mencoba bersabar dengan menarik nafas dalam-dalam.

"Bukan begitu, saya tahu saya cuma asisten bapak tidak lebih, cuma saya merasa kasihan dengan mereka semua."

" Saya tidak peduli."

Mendengar apa yang dikatakannya tadi diriku hanya pasrah percuma apa yang dikatakan tadi tidak diperdulikan, sebegitu keras kah hati seorang Erlan sehingga tidak punya rasa kasihan.

Author POV.

Dikantor.
Sesampainya di kantor mereka berdua menuju ke lantai yang paling atas dimana ruang CEO dan sekretaris berada, sesampainya dilantai paling atas mereka berdua berpencar menuju ke tempat masing-masing, dari rumah Erlan hingga dikantor, mereka berdua memilih diam tidak ada lontaran satu kata pun.

Saat kyla terlalu lama fokus dengan pekerjaannya, tidak tahu bahwa ponsel miliknya berbunyi, karena terganggu dilihata ternyata tertera  nama jovanka.

"Hai Jo, ada apa? Tumben Lo hubungi gue?"

"Seharusnya gue yang tanya, kemana aja Lo seminggu ini gak pernah hubungi gue sekalipun, apa Lo lupa sama gue ha!"

"Hehehe ya sore Jo, gue lagi sibuk seminggu ini."

"Sok sibuk Lo, loh ada dimana kemarin? Gue datang ke kantor lo kagak ada?"

"Gue ada diparis, ada urusan pekerjaan, ada apa cariin gue?"

"Lo ke Paris gak bilang-bilang sih, tuh nyokap gue nyari Lo terus katanya kangen, masak sama Lo kangen sedangkan sama gue anaknya sendiri kagak kangen."

"Uwhhh...utututt kasihan temen gue, kayaknya gue sebulan deh di Paris, karena perusahaan di sini ada sedikit masalah."

"Lama amat sih, yaudah nanti nyokap gue kasih tau, oh ya nanti kalau pulang, jangan lupa bawa oleh-oleh ya"

"Iya-iya tenang aja, sudah ya gue masih ada pekerjaan, bye Jo."

"Bye ky, baik-baik disana."

"Ok thanks."

Tutt....

Sambungan pun terputus, kyla langsung meneruskan pekerjaannya yang sangat banyak dan mungkin hari ini akan menguras energinya, dan sedikit melupakan kejadian tadi.

Tak terasa jam cepat berlalu, karena terlalu capek kyla mencoba merenggangkan kedua tangannya, saat melihat jam ternyata sudah siang dan waktunya untuk makan siang, sebelum ke kantin kyla menyempatkan diri dulu untuk menemui bosnya, mungkin bosnya saat ini butuh sesuatu.

Tok....tok....tok....

Masuk~~
Mendengar suara bosnya, kyla langsung masuk keruangan tersebut, dilihat bosnya masih setiap dengan laptop dan kertas yang sudah berceceran diatas meja, jika dilihat-lihat bosnya saat ini pasti sibuk sekali.

"Sir saya mau kekantin, apakah anda mau nitip sesuatu?"

"Tidak." Karena merasa bosnya tidak butuh sesuatu kyla memutuskan untuk keluar, tapi baru melangkah, suara Erlan menghentikan langkah kyla.

"Siapa suruh kamu keluar." Kyla membalik badannya, dan..

"Bukannya bapak tidak butuh sesuatu, saya mau kekantin sir perut saya minta diisi."

"Tidak, duduk dan bantu saya mengerjakan ini."

"Tapi sir.."

"Duduk!" Perkataan Erlan tidak bisa dibantah, membuat kyla mau tidak mau menurutinya.
Tapi tak lama, pintu ruangan Erlan diketuk saat dibuka ternyata zander yang datang, dilihat ditangannya terdapat sebuah bungkusan.

"Ini yang tuan pesan." Ucap zander.

"Taruh dimeja, dan pergilah ke ****, dan jalankan tugasmu, jangan mengecewakan."

"Baik, tapi tuan  tadi saya dapat telphon bahwa barang yang kita kirim ada kendala."

"Kau urus saja."

"Kalau begitu saya permisi tuan." Zander pun pergi meninggalkan kyla berdua dengan bosnya, kyla yang mendengar percakapan tadi merasa aneh tapi ditepis oleh kyla.

"Makan" karena kyla yang sudah makan lapar tanpa pikir panjang langsung memakan bungkusan yang dibawah zander tadi, pas ingin memasukkan makanan ke mulutnya kyla menengok ke arah Erlan yang masih setia dengan pekerjaannya.

"Apakah anda tidak makan juga sir?" Tanya kyla.

"Tidak."

"Tapi dari pagi tadi anda belum makan, setiknya sedikit saja takutnya anda sakit."

"Apa mau saya suapin, sekalian saya juga makan." Mendengar tawaran kyla, tatapa Erlan mengarah ke kyla.

"Hm.." setelah itu kyla langsung keluar mengambil sendok lagi untuk bosnya. Kyla begitu baik walau hampir setiap dibentak oleh kyla tapi tidak terbesit rasa benci kepada bosnya, kyla mengerti dibalik sikap bosnya yang kasar pasti bosnya punya sisi yang baik.



























BERSAMBUNG.......
See you next part!🤗

THE SECRET OF MY CEO'S LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang