Bagian 11🎭

1.5K 68 1
                                    

Happy Reading.

"Sir.." panggil kyla, sambil mencoba mendekati bosnya itu, tapi sosok yang dia panggil tetap diam sambil sesekali menghisap rokok yang ada disela-sela jarinya. Baru ingin menggapai tangan Erlan, suara Erlan terlebih dahulu menghentikan pergerakan tangan kyla.

"Keluar, saya butuh sendiri." Ucap Erlan dingin. Bukannya kyla takut, justru itu yang membuat kyla tetap mendekati Erlan.

"Saya tidak akan keluar."

"KELUAR!!" Mendengar bentakan tersebut, membuat kyla kaget, tapi dengan pendiriannya kyla tetap tidak akan keluar.

"Tidak."

"Jangan jadi wanita pembangkang kyla, saya bilang keluar!!!!" Erlan begitu geram dengan wanita didepannya itu, setelah mendengar penolakan dari bibir kyla tadi, Erlan langsung membalikkan badannya langsung menghadap ke kyla dan juga mencengkram kuat rahang kyla.

"Apa kamu tidak mengerti apa yang saya katakan tadi!!" Muka Erlan begitu memerah karena mengeluarkan semua amarahnya, berbeda dengan kyla , wanita itu tetap diam dengan cengkeraman Erlan yang kuat, tatapan matanya terus mengarah ke mata Erlan dibalik mata  Erlan yang tajam tapi itu semua terlihat jelas sebuah kesedihan.

Terlalu lama mereka saling menatap, Erlan yang sadar itupun langsung melepas cengkramannya dari rahang kyla, membuat kyla sedikit meringis.

"Apakah itu cara anda untuk melepaskan semua beban yang ada dipikiran anda?" Tanya kyla sambil mengusap rahangnya.

"Kalau cara ini yang membuat anda puas, anda bisa melakukannya kepada saya." Ucapan kyla terdengar seperti orang bodoh, bagaimana bisa sama saja membawa dirinya untuk hancur ditangan Erlan. Tapi kyla percaya bahwa bosnya ini tidak akan menyiksa kyla lebih jauh.

"Kenapa? Kenapa tidak anda lakukan saja seperti yang anda barusan lakukan kepada saya?" Erlan hanya diam, dan mencoba untuk tidak terpancing oleh ucapan kyla, kalau tidak kyla akan hancur ditangannya.

Karena tidak menunjukkan apapun, kyla akhirnya mendekati Erlan, satu tangannya mengambil tangan Erlan, dan satunya lagi mencoba menyentuh pipi Erlan dan mengarahkan wajah Erlan menghadap ke arahnya, diusaplah pipi Erlan dengan lembut. Tidak peduli jika yang kyla perbuat ini tidak sopan karena menyentuh wajah atasannya, yang kyla pikirkan saat ini orang didepannya adalah orang lain bukan bosnya.

"Aku tahu tidak mudah menjalani semua masalah ini sendirian, bagaiman beban yang sangat berat kita panggul sendiri, apakah dengan melakukan ini semua akan meringankan beban anda? Dan cara menghancurkan semua benda yang ada disekitar kita?, atau merusak tubuh kita sendiri?" Kyla sedikit tersenyum akhirnya dengan perlakuannya ini membuat Erlan sedikit tenang.

"Tidak baik memendamnya sendiri, akan berdampak buruk untuk kita, alangkah lebih baik ungtuk bercerita ke seseorang yang kita percayai."

"Saya tidak percaya semua orang, dengan menunjukan kelemahan saya, sama saja memancing orang untuk  memanfaatkan kelemahan yang saya punya." Bagaimana tidak semua orang mengenal sosok Erlan yang begitu kejam dan dingin tiba-tiba menunjukan sisi lemahnya kepada orang, taru dimana harga dirinya ini.

Kyla melepastakan tangannya dan menyuruh Erlan untuk duduk diatas kasur, karena capek harus berdiri terus.

"Apa anda tidak punya orang terdekat untuk mendengarkan keluh kesah anda?"

"Tidak." 

"Sekarang ada saya, mungkin anda mau membaginya dengan saya, setidaknya dengan anda bercerita membuat beban sedikit ringan."

"Apakah saya bisa mempercayai mu?" Masih ada keraguan di hati Erlan, dari dulu dia tidak pernah sekalipun mempercayai seorang, apalagi harus membagi masalahnya ini.

"Kalau tidak biasa tidak apa-apa." Melihat keraguan dari jawaban Erlan, kyla memutuskan untuk keluar. Baru ingin memegang kenop pintu tiba-tiba dikejutkan dengan suara Erlan.

"Apa kah kau pernah kehilangan seseorang yang berharga bagimu, lebih dari dirimu sendiri kyla." Pertanyaan yang keluar dari bibir Erlan membuat kyla membalikkan badannya.

"Maksud bapak siapa? Apakah pacar anda atau orang tua anda?"

"Kau tidak perlu tahu, cukup jawab pertanyaan ku?" Mendengar itu kyla kembali menghampiri Erlan dan duduk disampingnya.

"Iya, saya pernah merasakannya, dunia saya saat itu rasanya ingin runtuh, saya merasa hancur karena orang yang sangat berharga buat saya haris meninggalkan saya sendirian didunia ini." Kyla seketika merasa sedih karena harus mengugkit masa lalunya yang sudah dikubur dalam-dalam dan kini harus muncul lagi.

" Dan itu yang saya rasakan selama ini, dia begitu berarti buat saya sehingga sulit bagi untuk melepaskan nya kepada orang lain." Kyla mulai berfikir, apakah yang dimaksud pak Erlan adalah ibu Aqilah, dimana istrinya berselingkuh dibelakang pak Erlan, membuat beliau sekarang ini  begituh membenci Aqilah yang tak lain anak mereka, kenapa?bisa saja pak Erlan melihat istrinya didalam diri Aqilah sehingga membuat beliau marah. Kalau iya, malangnya gadis itu harus menjadi korban kedua orangtuanya,~Batin kyla.

"Ehmm...pak, apa yang anda maksud adalah istri anda, ibunya Aqilah."  Erlan langsung mengubah raut wajahnya kembali dingin setelah mendengar pertanyaan kyla.

" Kenapa kau menyebut wanita jalang itu." Eh..apa yang kubilang barusan  salah? Tanya kyla pada dirinya sendiri.

"Salah ya pak, maaf kalau begitu."
"Tapi apakah aku boleh mendekati Aqilah, karena aku merasa kasihan dengan Aqilah, begitu banyak tekanan pada dirinya." Kyla bertanya hanya untuk memastikan apakah boleh atau tidak.

"Saya tidak peduli." Jawab Erlan ketus.

"Satu lagi pak, apakah Aqilah adalah anakmu?" Pertanyaan kyla seperti bom yang siap meledak, lihat saja Erlan yang awalnya dingin bertambah dingin, tatapan nya kembali menajam.

" Bagaiman kau tau" suara Erlan membuat kyla kelabakan.

"Ehmm...itu...sa-ya...hanya menembak nya, karena kalian berdua sangat mirip." Jawab kyla sambil menunduk kan kepalanya.

"Kuharap kau tutup mulut dan tidak menyebarkan rumor tentang saya."

"Eh...berarti benar apa yang saya bilang tadi?"

"Tidak tau."

Gimana sih, Aqilah itu anaknya atau bukan, kan jadi bingung mau percaya yang mana.

Keheningan terjadi diantara mereka, mereka memilih dengan pikirannya masing-masing, hingga suatu suara terdengar ditelinga kyla.

"Kyla apakah saya boleh memelukmu?" Belum selesai dengan keterkejutan nya , tiba-tiba tubuh kyla menubruk dada bidang Erlan, kyla masih terpaku tanpa membalas pelukan Erlan.

Erlan begitu nyaman dipelukan kyla, sehingga enggak untuk melepaskannya, apakah ini sebuah kemajuan pada diri Erlan, bisa sedikit membuka dirinya untuk orang lain, pasalnya dari dulu tidak pernah sekalipun dia dekan dengan orang seperti ini, Erlan merasa ada sesuatu hal aneh dan juga merasa nyaman bila berdekatan dengan kyla.

































BERSAMBUNG......
See you next part🤗









THE SECRET OF MY CEO'S LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang