Chapter 22

154 22 6
                                    






Padahal ayah Taeyeon bercanda soal mengikutkan Baekhyun ke biro jodoh. Namun siapa sangka jika ayah Baekhyun benar-benar melakukannya. Buktinya Baekhyun sudah dipanggil untuk menemuinya di sebuah cafe.

Baekhyun sudah ada di meja VIP. Letaknya di lantai dua. Di sudut ruangan dengan tiga sofa menjulang tinggi mengelilingi meja. Terlihat sangat privasi tanpa sebuah tembok karena sudah terhalang sofa tersebut.

Pemuda dengan stelan kemeja hitam itu kini menegak soda di gelasnya. Walaupun ini belum cukup lama untuk membuatnya marah, namun hatinya bergemuruh penasaran.

"Appa ingin membicarakan apa kira-kira? Tak biasanya dia memintaku bertemu di luar seperti ini," ujar Baekhyun berpikir.

"Permisi, apakah Anda Baekhyun?"

Baekhyun mendongak. Dia melihat seorang wanita cantik dengan gaun pastel sederhana selutut. Baju itu tak melilitnya, tubuhnya seperti terbungkus sempurna dengan bagian bawah mengembang anggun.

"Ya, kenapa?" jawab Baekhyun tak mau ambil pusing.

"Aku diminta untuk bertemu denganmu, bolehkah aku duduk?" tanya wanita itu. Dengan setengah bingung Baekhyun mengangguk.

"Aku tidak tahu apa tujuan appa-ku, sebentar aku telepon dia," ujar Baekhyun meminta permisi. Wanita itu mengangguk setelah duduk di sofa seberang Baekhyun.

Sembari menunggu sambungan teleponnya diangkat, Baekhyun juga sempat mencuri pandang pada sosok di depannya. Wanita itu terlihat begitu muda dan segar di mata. Sungguh Baekhyun tak membual, apa yang dia tangkap memang seperti itu. Jika dikira, mungkin umurnya sekitar 17 tahun. Masih sangat kecil bagi Baekhyun, namun perawakan dan riasan di wajahnya menunjukkan keanggunan sehingga terlihat dewasa dan kalem.

"Halo Appa. Kenapa kau mengutus seorang wanita untuk menemuiku?" tanya Baekhyun setelah panggilan teleponnya diangkat.

"Baekhyun, cobalah berkenalan dengannya. Dia baik kurasa. Kau harus membuka hatimu, Nak."

"Jadi maksud Appa, ini kencan buta?" tanya Baekhyun yang berbisik di dua kata terakhir.

"Ya. Usia appa tak muda lagi. Jangan keras kepala. Kau harus segera memIliki anak, Baek. Kuliah dan menikah bisa dilakukan secara bersamaan. Tidak perlu khawatir." Telinga Baekhyun memerah, kepalanya tiba-tiba pening. Berikutnya panggilan itu terputus. Menyisakan pikiran Baekhyun yang bingung.

"Jadi...." Baekhyun mulai berkata, namun dia tak melanjutkan karena tidak tahu apa yang harus dia katakan.

"Aku sudah tahu, mungkin kau sangat terkejut. Aku juga, tetapi appaku bilang setidaknya aku harus menemuimu dulu. Cocok atau tidaknya apa yang terjadi setelah ini," jelas wanita itu terlebih dahulu. Suaranya lembut, namun nada  bicaranya menunjukkan jika wanita di depannya itu sangat ceria.

Baekhyun mengangguk. Setidaknya pikirannya tak terlalu bingung untuk berpikir seperti apa. Anehnya, kenapa sang ayah menyuruhnya seperti ini? Dia bisa memintanya baik-baik. Ya, walaupun mungkin Baekhyun akan menolak.

"Namaku Kim Chaewon, mahasiswa  jurusan desainer semester ketiga dan kau?" tanya Chaewon.

Ternyata dugaan Baekhyun dengan umur wanita itu salah. Buktinya wanita itu ada di semester yang sama dengan Baekhyun. "Byun Baekhyun. Semester tiga jurusan Manajemen."

Chaewon mengangguk paham. "Lalu, apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya Chaewon.

***

"Kau mengatur kencan buta untuk Baekhyun?" tanya ibu Baekhyun di depan televisi pada orang yang di seberang telepon. Kebetulan pekerjaannya selesai lebih awal dan dia sudah ada di rumah saat ini.

"Ya, apakah salah?"

"Bukan begitu. Aku masih berusaha untuk mendekatkan Taeyeon dan Baekhyun," ujarnya sedikit keras dan tak sadar jika suaranya terdengar oleh Taeyeon yang baru saja menuruni tangga.

Taeyeon terdiam. Dia memikirkan segala yang dia dengar barusan. Sambil melihat hati-hati pada ibu Baekhyun yang duduk di sofa dan belum menyadari keberadaannya.

"Tidak, aku masih berusaha untuk mereka. Kau jangan aneh-aneh," ujar ibu Baekhyun lagi.

Karena penasaran Taeyeon melangkah mendekat. Dia berdiri tepat di belakang ibu Baekhyun duduk. "Kenapa ahjumma ingin aku dan Baekhyun oppa bersama?"

Ibu Baekhyun menegang seketika. Matanya terbelalak. Lalu, menoleh ke arah belakang. Bibirnya yang terbuka tiba-tiba saja sulit bergerak. Lidahnya kelu, bingung untuk mengatakan sesuatu.

"Ahjumma?" panggil Taeyeon lagi.

Berikutnya wanita paru baya itu tersenyum. Mematikan panggilan telepon dan meletakkannya di sofa. "Maksudku, akhir-akhir ini kalian seperti sedang bermusuhan. Ahjumma tidak suka melihatnya. Itu sangat mengganggu, padahal dulu kalian sangat dekat bukan? Jadi ahjumma ingin kalian dekat kembali, bagaimana jika kalian liburan bersama? Ahjumma baru saja membuka penginapan di Jeju. Letaknya sedikit jauh dari penginapan keluarga kita. Bagaimana jika kau pergi bersama Baekhyun di sana? Sekaligus ahjumma ingin tahu bagaimana hasilnya, bicarakan pengalaman liburan kalian di sana. Karena itu adalah sebuah riset, untuk ahjumma memperbaiki," kata ibu Baekhyun panjang lebar. Bahkan, Taeyeon berkedip beberapa kali untuk mencerna baik-baik perkataannya.

"Kau berangkat ya? Besok bagaimana? Bukankah ideku bagus? Meminta taster kepada keluarga adalah pilihan terbaik bukan? Sepertinya besok hari yang cerah, kalau begitu ahjumma akan menyiapkan segala keperluan kalian," ujar ibu Baekhyun riang tanpa memberi jeda Taeyeon untuk menolak. Bahkan, wanita itu sudah pergi ke kamarnya. Tidak memedulikan Taeyeon yang kini mematung dibuatnya.

"Apakah itu ide bagus?" beo Taeyeon bingung sendiri.





Kim Chaewon

Kim Chaewon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Mohon maaf yaaaa, untung ada yang mengingatkan. Terima kasih sudah mampir.

Terima kasih masih setia di lapak ini.

Terima kasih untuk vote-nya

Terima kasih untuk komentarnya..

Terima kasih untuk cintanya❤

Love Is Never Wrong : Taeyeon & BaekhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang