3

4.1K 369 8
                                    

Sudah tiga minggu sejak insiden itu terjadi. Ntah bagaimana Sasuke dan Sakura malah bertambah dekat. Awalnya Sakura mencoba menghindar dari Sasuke, tetapi bukan Sasuke namanya jika tidak bisa menaklukan para wanita, dengan segala usahanya akhirnya Sakura sediki luluh. Dibalik sifat dinginnya Sasuke mempunyai sisi romantis yang ia tidak tunjukkan kepada orang - orang. 

Sakura juga heran dengan dirinya sendiri, disisi lain ia masih kesal dengan Sasuke yang tiba - tiba datang dalam hidupnya, tapi disisi lain juga ia senang karena Sasuke yang selalu ada untuknya. 

"Huuu..." Sakura menghela nafasnya dan menyerumput kopi miliknya sambil melihat guruyan hujan yang menerpa sekitarnya. Sudah sejak tadi ia berada dikafe. Terjebak hujan membuat ia bernostalgia tentang awal pertemuannya dengan Sasuke. Mengingat awal pertemuannya dengan Sasuke, membuat Sakura tertawa kecil.

Suara panggilan masuk menyadarkan Sakura dari pikirannya. Tanpa membaca siapa nama penelepon itu Sakura bisa tau jika Sasuke lah yang menelponnya, sebab Sasuke dengan sengaja merubah panggilan masuk dari dirinya.

"Hallo..." ucap Sakura. Dengan ogah - ogahan Sakura mengangkat telpon dari Sasuke. Bukan karena ia tidak menyukai Sasuke, hanya saja ia merasa bebas hari ini, tanpa ada gangguan dari siapa pun,  Sasuke yang dari pagi sibuk dengan perusahaan milik keluarganya, dan tugas yang tidak terlalu banyak membuat Sakura merasa lebih relax

"Ada apa dengan nada suaramu?" Disisi lain Sasuke sedikit mengeraskan wajahnya. Urusan perusahaan yang membuatnya pusing menjadikan ia sensitif. Ia berjalan menuju parkiran. 

"Maaf. Lagian kau mengganggu waktu ku yang berharga saja," ucap Sakura.

"Hn...Dimana kau?" 

"Aku sedang berada di kafe dekat kampus, Sasuke - kun."

"Sedang apa? Dengan siapa?" ucap Sasuke dengan nada mengintimidasi. 

Sakura menggelengkan lemah kepalanya. Mungkin jika orang - orang mengatakan Sasuke sangat dingin, maka dengan tegas Sakura mengatakan jika Sasuke sangat cerewet dan posesif.

Sakura melihat sekeliling kafe. Tanpa sengaja ia melihat seorang pria yang sedang menikmati kopi miliknya sambil membaca koran ditangannya. Pria itu hanya selisih satu meja dengannya, tiba - tiba sebuah ide jail muncul diotaknya.

"Sedang santai dengan seorang pria tampan berambut merah," ucap Sakura dengan senyum liciknya.

Sasuke menghentikan langkahnya pada lobi perusahaan.

"Apa!!! Jangan macam - macam Sakura! Atau kau akan tau akibatnya," ucapan keras Sasuke membuat orang - orang yang berlalu lalang sedikit ketakutan. Sasuke yang menyadari hal itu tidak memperdulikannya.

"Aku akan menjemputmu. Lima belas menit lagi aku akan sampai. Jangan kemana - mana!" Perintah Sasuke. Dengan terburu - buru Sasuke melangkahkan kakinya.

"Cepatlah...Aku dan dia mulai kedinginan. Jika kau terlambat aku dan dia akan pergi." Sakura memanas - manasi Sasuke yang sedang terbakar habis - habisan.

" Jangan macam - macam!" ucap Sasuke yang sedang mengemudikan mobilnya.

Sakura mematikan sambungan telponnya, ia tertawa senang. Menjahili Sasuke adalah hal yang paling menyenangkan untuknya.


-0-


Terdengar bisik - bisikan dikafe saat Sasuke dengan baju yang sedikit basah memasuki kafe itu. Pengujung kafe yang rata - rata perempuan menjadi salah tingkah saat melihat baju Sasuke yang terkena air hujan menampilakan bentuk badan Sasuke. Sakura yang melihat itu pun juga ikut salah tingkah tetapi berhasil mengendalikan diri. Sasuke berjalan menuju meja Sakura.Para wanita itu tersenyum lemas saat orang yang mereka kagumi duduk bersama seorang wanita.

Rival Nii - chanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang