The Special One
.
.Drap! Drap! Drap!
Seorang pemuda manis tampak berlari secepat yang dia bisa sebelum kemudian berbelok tajam memasuki perpustakaan. Melangkah cepat namun berusaha untuk tidak menimbulkan keributan di ruangan sakral itu. Sungguh jika bukan karena dua pemuda jangkung yang mencarinya tadi maka dia tidak akan mau repot-repot berlari menghindar.
Namanya Park Sungjin. Siswa kelas dua biasa yang kehidupan sekolahnya mendadak berubah seratus delapan puluh derajat. Awalnya Sungjin berpikir dia akan menjalani kehidupan masa sekolah menengah atasnya dengan tenang layaknya siswa lain.
Sayangnya seperti kata orang-orang dewasa, ekspektasi tidak akan pernah sesuai dengan realita.
Dua bulan lalu saat festival ulang tahun sekolah diadakan, Sungjin mendadak memiliki fans fanatik. Bukan hanya satu tapi dua. Lebih parahnya lagi keduanya adalah pangeran sekolah.
Berawal dari kelas Sungjin yang menyuguhkan pameran berkonsep cafe dan Sungjin yang didaulat mewakili kelasnya untuk tampil di penutupan festival. Padahal rasanya Sungjin tidak melakukan hal yang mencolok. Perannya sebagai pelayan cafe pun rasanya tidak banyak menunjukkan diri. Penampilannya di panggung biasa saja, dia tampil berdua dengan Sandeul.
Esoknya tiba-tiba dia dijemput saat jam istirahat di kelasnya oleh Park Jaehyung. Salah satu fans fanatiknya. Dia pangeran sekolah dari angkatan kelas 3. Tanpa basa-basi Jaehyung duduk di sampingnya lalu mengajaknya bicara. Bertanya banyak hal padanya kemudian berakhir memberinya bungkusan coklat dari Belgia.
Kemudian saat pulang sekolah tiba-tiba pangeran sekolah dari angkatan kelas 1 mendatanginya. Namanya Kang Younghyun tapi satu sekolah memanggilnya Brian karena permintaan langsung dari pemuda itu. Brian mengaku dia adalah fans Sungjin sejak melihat pemuda asal Busan itu menjalankan perannya di pameran. Semakin mendedikasikan diri saat melihat penampilan Sungjin yang memukau.
Awalnya Sungjin meladeni mereka. Karena dia pikir hanya berlangsung selama satu atau dua minggu. Nyatanya mereka terus mengejarnya sampai dua bulan lamanya. Sungjin malu sekali terlebih satu sekolah jadi mengenalnya sebagai incaran para pangeran sekolah.
"Yak! Park!" seruan pelan itu sukses membuat Sungjin terkejut. Ternyata itu Sandeul.
"Apa mereka sudah pergi?" tanya Sungjin.
Sandeul menghela nafas. "Ini kesekian kalinya kau menyusahkan ku. Kenapa tidak menolak mereka secara langsung saja daripada berlari dan bersembunyi begini? Aku jadi sasaran introgasi mereka kalau kau mau tau." sahabat seperpopokan Sungjin itu mengeluh panjang lebar.
Sungjin cemberut. "Kalau aku bisa pasti sudah kulakukan, bodoh. Aku....malu,"
"Kau? Malu? Astaga mimpi apa aku semalam," Sandeul memang definisi 'teman terbaik'. "Sudahlah ayo ke kantin. Aku lapar dan kau juga pasti lapar."
Sungjin menahan tangan sahabatnya, "Kau yakin mereka sudah kembali ke kelas mereka, kan?"
"Sudah, Park Sungjin. Kita ke kantin gedung dua saja jadi kau tidak perlu takut bertemu mereka." saran Sandeul.
Tiap angkatan menempati satu gedung. Gedung dua yang dimaksud Sandeul adalah gedung yang mereka pijak saat ini. Gedung satu berada di sebelah kanan dan gedung dua di sebelah kiri.
"Sandeul terbaik! Ayo kutraktir ramen di kedai bibi Jung." Sungjin merangkul pundak sahabatnya dengan gembira. Sepenuhnya melupakan adegan dia berlari dari kelasnya menuju perpustakaan hanya demi bersembunyi dari dua pemuda tampan itu.
YOU ARE READING
Sungjin's
Fiksi PenggemarOneshoot collections all x Sungjin Warning! Sub!Sungjin Bot!Sungjin Uke!Sungjin