Someone to hold tight

3 0 0
                                    

Dulu aku pikir bahwa cinta itu hal yang mudah, ketika kamu menyukai seseorang dan seseorang itu juga menyukaimu semua akan selesai. Semakin berjalannya kisah hidup, semua tak sesederhana itu, belum lagi ketika kamu dan aku sama-sama suka tetapi kita sama-sama egois untuk menjadi satu.

Atau kita yang ingin jadi satu tapi tak pernah kunjung dipersatukan. Aku percaya, setiap orang akan bertemu dengan seseorang yang membuatnya selalu merasa bahagia, dengan bersamanya ia merasa dipahami dan ditemani, semua orang akan bertemu dengan sosok seperti itu, tapi tak semua orang bisa bersama.

Aku sama dengan perempuan-perempuan lain diluar sana, dari remaja yang mengharapkan cinta akan semudah novel-novel yang kubaca, selalu berakhir bahagia selamanya, lambat laun perkara cinta itu pasti selalu jadi hal yang rumit.

Apa lagi jika kamu menjatuhkan cinta itu ke orang yang salah, salah satunya bisa jadi kepada teman kamu sendiri. Tentang rasa yang ingin bersama dan menjadi milik, namun ditentang logika yang ingin semua tetap pada tempatnya, takut pecah, takut berantakan.

Bersama Arman adalah hal indah yang lambat laun membuat hatiku selalu berdetak kencang, melangkah bersamanya selalu menghadirkan tawa, dan aku selalu ingin itu selalu terjadi dan tak akan pernah berakhir.

-.-

"Teh, Teteh ada hubungan apa sih dengan Mas Arman? Teteh pacaran ya?" tanya Lisa dengan penuh antusias.

"Lisa kenapa sih? Teteh ama dia itu cuma temenan."

"Kenapa sekarang itu dia sering antar-jemput Teteh? Padahal dulu dia nggak pernah kemari. Teteh baru deket ama dia ya?"

"Dari SMA aku itu satu kelas ama dia, tiga tahun barengan terus. Orang tua kami temenan juga, dan sekarang kami sama-sama kuliah di Jogja. Dulu tu kami kemana-mana bareng kaya sekarang, cuma sempat berantem sampai aku pindah kesini."

"Teteh suka gak sih dengan Mas Arman?"

"Em... Ya enggak lah, perasaan suka gitu bisa ngerusak pertemanan."

"Tapi perasaan kan nggak bisa dikendalikan Teh."

"Bisa Lisa. Kalau kamu berpikiran dia teman kamu, maka selamanya dia akan jadi teman kamu. Kenapa? Kamu ada suka sama teman kamu sendiri."

"Iya Teh, teman kuliah."

"Ya itu semua balik lagi ke kamu sih."

Aku meninggalkan Lisa di teras depan hari itu, karena telah dijemput Kelvin. Kelvin, kakak tingkatku yang ngajakin aku nongkrong di café yang jadi camp organisasi mapala (mahasiswa pecinta alam) dari kampus Arman.

Sebenarnya setelah tragedi aku berantem hebat dengan Arman kala itu, sempat dekat dengan beberapa cowok untuk mengganti figure seorang Arman dalam hidupku, mencari sahabat cowok yang baru, tapi tak pernah ada yang bisa sama. Setiap kali aku dekat dengan cowok dan menganggapnya sahabat layaknya aku dan Arman, cowok itu malah pasti akan menyatakan perasaannya padaku.

Sampai akhirnya Awal semester 3 aku di deketin senior paling hits sekampus. Kelvin, mahasiswa asal Bali. Aku sebenarnya tak terlalu menggubris usaha-usaha Kelvin mendekatiku karena aku tau, cowok itu sama bajingannya dengan Rangga.

Empat bulan sudah ia berusaha penuh untuk mendekatiku, terkadang kami pergi makan bareng, nonton konser, dia nemenin aku ngerjain tugas di kampus sampe malam tanpa aku suruh. Dia gigih sekali agar aku bisa dekat dengannya, sampai akhirnya setelah dekat kembali dengan Arman, aku benar-benar menjauh dari dia. Dan hari itu entah kenapa, ia ngajakin nongkrong di café sekalian dengerin penyanyi kesukaanku tampil di tempat itu.

BBF (best friendzone forever)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang