Thanks, Keenan.

3 0 0
                                    

Semester enam akhir menjelang awal semester tujuh, kampusku mengadakan kuliah kerja nyata. Aku dan Aca telah sepakat memilih wilayah kabupaten yang sama, agar kami bisa lebih dekat. Ternyata impian kami itu terwujud, aku dan Aca KKN di kabupaten yang sama hanya saja kami beda desa, dan kami KKN di wilayah yang dekat dengan pantai dengan pemandangan yang bagus banget.

Setelah sampai di posko KKN, aku langsung ngabarin Aca bahwa aku telah sampai dan malamnya Aca main ke posko, setelah itu posko kami menjadi lebih akrab, apalagi ketua regu KKN ku suka dengan anggota KKN-nya Aca.

Hampir setiap hari aku dan Aca keluar jalan-jalan sore di pantai berdua. Sampai pada suatu saat, Aca pergi berdua dengan seorang cowok. Dan dia adalah Keenan jurusan hubungan internasional yang berasal dari Manado, berkacamata dan terlihat dari mukanya sepertinya dia anaknya menyenangkan.

"Min, kayaknya Keenan suka lo deh." Kata Aca berbisik kepadaku.

"Ngarang lo."

"Eh walaupun mukanya kaya cowok brengsek seperti itu, dia nggak pernah pacaran."

"Ia kali anak kaya dia nggak pernah pacaran."

"Beneran, tapi kata temen-temennya dia yang satu fakultas atau jurusan, dia suka PHP-in cewek. Tapi enggak kenapa-kenapa sih, kan pas ama lo, tukang PHP-in cowok."

"Resek lo!"

"Eh, asal lo tau ya, Keenan itu, Duta pariwisata di daerahnya, keren kan."

"Keren sih, kenapa nggak sama lo aja?"

"Lebih cocok ama lo aja, lihat deh mukanya, cakep banget kan."

Kami berdua memandangi Keenan yang sedang asik dengan kamera handphonenya, badannya bagus dan gagah, lumayan enak dipandang. Ia tersenyum kepada kami yang saat itu ketahuan curi-curi pandang dengan dirinya. Entah kenapa semenjak pertemuan pertama aku dan Keenan, Keenan jadi lebih sering main ke posko KKN-ku. Kebetulan kami menangani bidang yang sama, yaitu sosial masyarakat. Kami sering kerja bareng berdua untuk ngumpulin data-data buat program kerja masing-masing.

Dan menurutku Keenan anak yang pinter banget public speaking dan itu adalah kelemahanku. Semakin lama aku mengenal Keenan, menurutku dia anak yang perhatian dan baik. Entah kenapa, Keenan selalu berhasil membuatku merasa di-spesialkan layaknya indomie pake telor.

Banyak cara-cara Keenan untuk menemuiku, yang saat itu aku tau semua hanyalah caranya untuk mendekatiku, namun aku selalu mengabaikannya karena saat itu aku tidak suka padanya.

Pada suatu malam, aku nginep di posko KKN Aca. Aku tidur berdua dengan Aca malam itu, beralaskan tikar Palembang dan selimut yang sama tebalnya dengan tikar yang jadi alasnya. Kami bicara banyak hal dari mulai masa SMA, kuliah ku di Jogja, Arman, Rendi, dan Rangga juga. Dan ditengah pembicaraan tiba-tiba Aca membahas pembahasan yang tak aku sangka sebelumnya.

"Lo masih suka sama Arman?"

"Ya enggaklah, Arman yang dulu ama yang sekarang itu udah beda banget Ca."

"Terus kenapa lo masih jomblo? Kenapa sih enggak coba aja dulu ama Keenan. Keenan anaknya baik kok, jiwa pemimpinnya itu keren banget, baru sekali gue ketemu orang yang bentuk-nya Keenan. Bergaul juga, belajar juga, sosial nya juga."

Aku diam.

"Gue pernah merasa bersalah banget udah ngelarang lo untuk nyatain perasaan pada saat itu, pada hal gue tau, dari awal SMA, Arman itu suka ama lo. Dan gue rasa seluruh angkatan kita juga tau, terutama gue, gue bisa lihat gimana cara dia memperlakukan lo."

BBF (best friendzone forever)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang