Kepada Jogja aku akan kembali

2 0 0
                                    

Aku menepati janjiku kepada Keluarga, teman-temanku, dan Keenan, bahwa aku akan berusaha semampuku untuk bisa sidang skripsi bulan itu. Aku masih ingat, hari itu hari Jum'at, jadwal sidang berlangsung selama satu jam, mulai dari jam delapan pagi sampai jam sembilan. Mendekati hari sidang, Keenan mendadak susah dihubungi, Aca mendadak tak bisa pergi ke Jogja karena berbarengan dengan jadwal Seminar Proposalnya.

Setelah selesai sidang dan dinyatakan lulus, aku bergegas pergi ke warung, makan lontong di depan kampus, kemudian balik lagi karena ada beberapa berkas yang mau ditanyakan kepada dosen pembimbing. Sampai saat aku balik lagi ke ruang sidang itu, aku melihat dua orang laki-laki yang memegang buket bunga berwarna pink dan biru di depan pintu itu. Mereka berdua serentak kaget melihat diriku yang berdiri di depan mereka.

"Selamat sayang!" kata Salah satu dari mereka.

"Makasih Kee"

"Selamat Min." kata salah satunya lagi.

"Makasih Man." Jawabku.

"Ini bunga daisy kesukaan lo, plus di sampulin warna biru kesukaan lo juga." Kata Arman dengan nada lembut sekali.

"Makasih Man, Oiya Man, kenalin ini Keenan, pacar aku yang satu kampus sama Aca itu." kataku.

Keenan dan Arman berjabatan tangan.

"Dia kenal Aca?" tanya Keenan kepadaku.

"Dia teman SMA ku Kee, kita bersahabat berempat, Aku, Aca, Arman, dan satu lagi Rendy namanya." Jawabku.

"Oiya, Aca pernah cerita, jadi ini yang namanya Arman?" Tanya Keenan, Arman tersenyum.

"Kamu setelah ini mau jalan kemana Kee?" tanyaku pada Keenan.

"Kaya mau makan dulu deh setelah itu sholat Jum'at, baru deh mikir mau kemana." Jawab Keenan.

"Ya udah solat bareng aja nanti, kalau mau jalan-jalan pake mobil gue aja." kata Arman menawarkan.

"Nggak usah Man, kami jalan-jalan naik motor aku aja kok." Jawabku.

"Beneran nggak kenapa-napa Bro kalau minjem mobil lo?" tanya Keenan.

"Beneran nggak masalah." Jawab Arman dengan yakin.

"Ya udah Babe, kita pergi naik mobil dia aja. Hari ini panas, entar kasihan kamu, entar kulit kamu jadi gelapan mau?" Kata Keenan kepadaku.

Aku diam, kesal ku sembunyikan dalam hati. Hari itu kata Arman, ia yang akan menjadi pemandu-nya. Setelah dari kampus, Arman mengajak kami makan soto favorite-ku, favorite kami berdua maksudnya. Entah kenapa waktu itu, kuah yang tersaji untukku kurang panas, Arman melihat mukaku saat memegang mangkok soto itu, segera Arman langsung memanggil pelayannya dan bilang,

"Mas, bikinin yang baru tolong, Kuahnya yang panas ya." Kata Arman.

"Anget?" tanya Keenan.

"Enggak, yang panas, yang mendidih." Jawabnya.

Kemudian pelayan itu pergi, Keenan masih heran dengan Arman, ia terus memandangi muka Arman dengan aneh. Sampai akhirnya Arman sungkan, dan bilang,

"Emangnya lo nggak tau ya, kalau Jasmine ini, beli Bakso di depan gang aja, sampe kosan harus dipanasin lagi?"

Keenan memandang wajahku, seperti bertanya sebenarnya.

"Iya, aku kaya gitu." Jawabku.

"Kalian sudah berapa lama sih kenal?" tanya Keenan kepada Arman.

"Masuk SMA 2011, sekarang berarti udah hampir 7 tahun kita temenan." Jawab Arman dengna santai.

"Pantesan udah tau banget seluk-beluknya Jasmine." Kata Keenan dengan nada yang datar.

BBF (best friendzone forever)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang