Prolog

2.4K 249 15
                                    

"Kak Indra, hari ini bang Dan kemana kok ga kelihatan?" Cewek bertubuh gendut duduk di dekat pria berkaca mata yang tengah menekuri soal-soal ujian untuk mahasiswa. Cewek itu adalah Alsava Kumari atau biasa di panggil Alsa oleh keluarganya, dipanggil endut oleh beberapa temannya. Karena memang yah, harus diakui oleh Alsa kalau berat badannya terus bertambah seiring bertambah dosanya.  Hari ini hari Minggu, dimana waktunya Alsa bermalas-malasan, tidak seperti pria berkaca mata yang malah sibuk menekuni soal-soal ujian.

Alsa mengunyak keripik singkong dari stoples kaca di pangkuannya sembari melihat kakaknya, Kawindra Arkana, kakak satu-satunya yang kata orang beda peranakan karena rupa mereka yang berbanding terbalik 180 derajat. Kawindra Arkana itu termasuk salah satu sosok pria idaman semua wanita. Pembawaannya tenang, sopan, tegas, ramah dan yang paling  penting wajahnya ganteng meski badannya nggak terlalu atletis. Beda sekali dengan  Alsa yang punya badan gendut, pipi chubby, otak pas-pasan, tingkahnya suka aneh, dan nggak ada manis-manisnya kaya Le mineral. Pokoknya mereka beda banget lah, penggambarannya seperti langit dan bumi.

Nah, kalau orang yang dipanggil bang Dan oleh Alsa itu adalah sahabat Indra dari SMA dan sama-sama menjadi dosen di universitas yang sama. Nama lengkapnya Akhdan Ziyad dan rumahnya terletak hanya beberapa blok dari rumah keluarga Alsa. Akhdan ini, laki-laki yang paling disukai  Alsa selain Indra dan ayahnya. Pokoknya Alsa tuh maunya nanti kalau menikah ya sama Akhdan, pengeran impiannya yang super ganteng.
"Makan mulu dek, gimana mau kurus. Nanti nggak ada yang mau jadi suamimu," celetukan Indra yang telah selesai memeriksa kertas soal yang akan dikerjakan mahasiswanya besok.

"Nggak apa. Udah ada bang Dan ini yang bakal jadi calon suami Alsa," acuh Alsa sembari terus mengunyah camilan favoritnya.

"Emangnya Akhdan mau sama kamu dek?"

"Sekarang memang belum sih, tapi nanti Alsa bakal bikin bang Akhdan nggak bisa nolak Alsa jadi istrinya."

"Percaya diri sekali kamu dek. Kurusin dulu tuh badan." Dengan gemas Indra mencubit pipi Alsa. Biar bagaimanapun bentuk Alsa, Indra sangat menyayangi adiknya itu.

"Ih, kak Indra nih," Alsa menyingkirkan tangan Indra dari pipinya dan mengusapnya dengan sebal. Indra tertawa terbahak melihat aksi merajuk Alsa.

"Dasar endut!"

"Kak Indra jahat!" Teriak Alsa sembari melihat Indra berlalu menuju kamarnya di lantai atas.

"Kak, ditanya juga, bang Dan kemana nggak ada kelihatan!!" Teriak Alsa dari bawah. Indra melongokkan kepala ke bawah ke arah Alsa.

"Mana kakak tahu, memangnya kakak ngantongin dia. Cari tahu aja sendiri!" Setelah itu Indra berlalu, meninggalkan Alsa yang mencak-mencak kesal pada kakaknya.

Alsa kembali memasukkan beberapa keripik sekaligus ke mulutnya dan mengunyahnya dengan keras. Hah, Alsa mendesah dengan kasar. Kalau mengingat berat badannya, membuat Alsa kesal setengah mati. Tapi mau gimana dong? Alsa tuh nggak bisa LDRan sama makanan, terutama es krim, bakso dan gorengan. Aduh, rasanya dunia berasa mau kiamat kalau sehari saja Alsa nggak makan mereka.

Pernah nih, Alsa mencoba untuk diet, ga makan makanan yang mengandung karbo dan gula dan hanya makan sayur dan buah-buahan. Hasilnya? Bukannya berat badannya turun yang ada ia seperti mau pingsan. Dan setelah itu Alsa kapok nggak mau diet-diet lagi. Biarlah Alsa gendut dan dikatain jelek. Kan udah ada bang Dan yang semoga saja mau menerima Alsa apa adanya.

"Bang Dan, kemana sih? Apa aku telepon aja ya?" Alsa bermonolog sambil mengeluarkan ponsel dari saku celana bergambar animasi penguin, animasi kesukaannya.

Alsa terlihat mengotak-atik ponselnya, mencari nama Akhdan dengan tambahan emoticon love. Alsa sudah akan menekan tombol panggil ketika ia mendengar suara salam dari orang yang begitu ia hafal suaranya.

"Walaikumsalam." Alsa menjawab lalu menoleh dan melihat pangeran hatinya, Akhdan si bapak dosen muda ganteng yang berjalan menghampirinya dengan senyum manis bak gulali. Tampilannya yang menggunakan celana jeans panjang dan kaos berkerah serta potongan rambutnya yang diberi gel menambah segar penampilan Akhdan dimata Alsa.

"Bang Dan!!" Teriak Alsa sambil berlari menghambur ke pelukan Akhdan dengan stoples keripik di tangannya.

"Alsa kangen sama abang. Abang kemana aja?" Alsa mengusel-usel rambutnya di dada bidang Akhdan.

Akhdan mendorong pelan tubuh gendut Alsa dari tubuhnya dan tersenyum. Senyum yang mampu membuat Alsa rela salto saat ini juga. Yah tapi sayangnya Alsa nggak  bisa salto. Jalan aja bikin ngos-ngosan apalagi salto, bisa-bisa Alsa kena ayan nanti.

"Heboh banget kamu Sa, kaya nggak ketemu abang berapa abad aja. Kemarin juga baru ketemu dan lagipula rumah kita deketan." Akhdan  tersenyum lembut pada Alsa yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri. Akhdan mengelus lembut rambut panjang Alsa, membuat Alsa berdebar-debar.

"Yah, nggak ketemu abang satu jam aja udah berasa satu windu bang. Alsa tuh nggak bisa kangen dikit sama abang, bawaannya pengen deket terus." Akhdan menggelengkan kepala, merasa sudah sangat biasa dengan sifat kekanakan dan manja gadis yang baru saja menginjak usia tujuh belas tahun itu.

"Eh, tunggu, abang kenapa rapi banget. Tumben hari Minggu rapi gini?" Tanya Alsa penuh selidik. Akhdan berdehem pelan kemudian  tersenyum malu.

"Dia mau kencan dek, mau double date sama kakak dan mbak Jenny," sahutan tak terduga dari Indra yang menuruni anak tangga membuat Alsa menatap ke arah kakaknya dan Akhdan bergantian.

"Double date? Memangnya bang Dan udah punya pacar?" Tanya Alsa. Perasaan Alsa menjadi nggak nyaman. Rasanya seperti mau ada gempa di tubuhnya.

Akhdan tersenyum dan akan membalas pertanyaan Indra ketika Indra menginterupsi duluan.

"Lah ini mau kakak sengaja ajak dia karena kakak mau ngenalin Dan sama kenalan kakak. Ceweknya cantik banget loh dek, pasti Dan nggak bakal nolak," kata Indra sembari tersenyum simpul, melirik Akhdan. Akhdan menggelengkan kepala dengan sikap Indra. Dan Akhdan bisa melihat raut wajah Alsa yang semula ceria berubah menjadi sendu seperti awan mendung di Minggu pagi yang ceria.

"Emangnya bang Dan mau dikenalin ke cewek itu?" Tanya Alsa pelan, menanti jawaban langsung dari mulut Akhdan.

Akhdan tersenyum lalu mengangguk. Dan itu berhasil membuat hati Alsa dilanda gempa yang berpotensi tsunami. Airmatanya sudah menggenang siap tumpah ruah di hadapan Indra dan Akhdan. Dengan kaki dihentakkan, Alsa berlari menaiki tangga menuju kamarnya sembari berteriak.

"Kalian semua jahat!! Alsa benci kak Indra!"

🐡🐡🐡
Tbc
Kasih komen kalian dong di part prolog ini. Maunya lanjut atau ga nih?

CINTA OVER SIZE (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang