13 - Pembatalan

652 132 89
                                    

18+ ditengah-tengah.
Selamat bermalam minggu ceria 🤗


**

Menstruasinya selesai lima hari yang lalu.

Selama itu pula Mina mempersiapkan diri, memikirkan baik-baik terkait keputusannya.

Ya, mungkin ini lebih baik baginya. Mengandung, melahirkan anak untuk Tegar, lalu bercerai dan hidup bersama... Mirza?

Bolehkah Mina berharap seperti itu?


Mina juga tidak dapat menampik perasaannya pada Mirza. Perhatian kecil Mirza, kepeduliannya, sikap baiknya, semua itu adalah nilai tambah dari perasaan cinta yang baru saja tumbuh untuk Mirza.


Lalu, bagaimana dengan Mirza?

Gusar, sudah pasti. Galau, apa lagi. Setiap malam pekerjaannya memperhatikan lampu kamar Mina. Ia terjaga untuk melihat, takut Mina diperlakukan buruk seperti waktu itu.

Mina menghitung masa suburnya secara manual, dan hari ini adalah dimana dirinya berpeluang tinggi untuk hamil.

Sejenak melirik pada Tegar yang tengah membereskan dan menandatangani berkas, berkutat dengan laptop dan ballpointnya, ada sedikit rasa tak rela.


Tapi, Mina tak ada pilihan lain.


**

Tegar memasuki kamar tidur, membuka kenop pintu setelah Mina tadi siang menyampaikan, "Malam ini, tolong tidur di kamar utama." Sempat terkejut karena Tegar sejak datang kemari tertidur di kamar tamu.


Lelaki itu bisa menghirup aroma manis yang menggoda, irisnya menatap lurus pada istri keduanya yang tengah membelakanginya, berdiri di ujung tempat tidur.


Jantung Mina berdetak keras, kedua tangannya mencengkram bagian tali yang ia kenakan.


Tegar terdiam, seraya menutup pintu. Kedua matanya membulat ketika Mina dengan perlahan menanggalkan jubah tidur satin berwarna abu-abu, yang menyisakan gaun tidur pendek berwarna serupa.


"Mina..." Tegar berucap pelan seraya berjalan ke arah Mina, Mina segera berbalik ke belakang ketika Tegar mendekat, kedua matanya dengan sayu menatap dalam mata Tegar.  Tegar mengaku kalah pada tatapan itu.

"Mas.." Mina mengusap dada bidang suaminya, perlahan.. menatap wajah Tegar, seketika matanya terpejam, saat menyadari mengapa wajah Mirza menggantikan Tegar dihadapannya.

Mina menggelengkan kepala, menunduk, membuat Tegar cemas.

"Kamu gak apa-apa?" tersadar bahwa suara itu bukan milik Mirza, Mina menatap kembali wajah Tegar, menahan rasa sakit karena berdusta pada dirinya sendiri.

"Ayo, kita selesaikan semua ini. Seperti yang kamu bilang. Aku akan mengandung, melahirkan, lalu—"


Tanpa menyelesaikan ucapannya, bibir Mina telah dibungkam oleh ciuman Tegar. Ciuman yang lembut, Mina dapat merasakan lengan lelaki itu melingkar erat di pinggang rampingnya.


Dengan sedikit menitikkan air mata, Mina berusaha membalas, namun ia tak dapat melakukan reaksi apa-apa ketika Tegar berhasil mendaratkan tubuhnya diatas ranjang.


Kedua mata Mina berkaca-kaca, tanpa menyadari kedua mata Tegar juga terpejam— menahan rasa bersalah, lalu ciuman mereka terlepas, Tegar bernafas tak beraturan di sisi lehernya.


Bittersweet ; MinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang