⚠️ Di tengah-tengah ada adegan 17+⚠️
🍂🍂
Mirza menatap lurus pada Mina dan Tegar yang berjalan berdampingan menuju perkebunan.
Berbeda dengan Banda yang tengah bertepuk tangan terlebih saat Tegar memeluk pinggang Mina dari samping, namun Banda kembali terdiam kecewa ketika Mina menjauh dari rengkuhan Tegar.
Saat itu pula, Mirza merasakan ada sesuatu yang aneh diantara Mina dan Tegar.
"Mbak Mina tipe yang gak bisa diajak romantis, gue kalo jadi Mbak Mina udah gelendotan aja ke Pak Tegar. Ya cakep, tajir." ucap Banda.
Mirza berdecak, "Repot-repot mikirin orang lain. Lilis udah beres belum ngambeknya?" Banda tersenyum.
"Udah lah, gue kirimin video tiktok kemarin langsung ceria." Mirza tertawa kecil merespon Banda.
Andai saja, meminta maaf dan menghibur semudah itu.
Sudah dua hari Tegar ada disini. Di Semarang, dan dua hari itu pula baik Mina dan Mirza tidak saling bertegur sapa.
Dalam diam, ketika mata keduanya bertemu, mengalihkan adalah satu-satunya cara.
Mungkin, selama Tegar berada disini.. Mirza tidak sesering dahulu menatap Mina, mengagumi senyuman wanita itu secara diam-diam.
Terlebih, saat malam hari Tegar berkata..
"Saya berikan waktu tiga hari untuk kalian berlibur. Tidak perlu bekerja. Silahkan pulang ke rumah masing-masing atau berjalan-jalan."
Jelas itu diluar dari kemauan Mirza, meskipun ia tidak mengobrol dengan Mina, tetapi baginya melihat Mina meski tak bertegur sapa itu cukup.
Namun mau tak mau,
"Baik, Pak. Terima kasih."
Meskipun malamnya, Mina memprotes apa yang Tegar lakukan.
"Tenang. Mas akan melindungi kamu. Biarkanlah mereka liburan. Kasihan." ucap Tegar, Mina hanya terdiam. Dalam hal seperti ini, ia tak memiliki kuasa.
Tertidur, dalam pelukan suaminya, Mina tak bisa membayangkan bagaimana esok pagi tanpa melihat Mirza yang biasanya muncul dari bangunan belakang.
**
Di kantornya, Mina tidak dapat fokus bekerja sedari pagi. Namun ia berusaha yang terbaik, membagi penghasilan perkebunan, bagian dirinya disimpan dan langsung ditabungkan kedalam rekeningnya.
Ia tidak bisa selamanya berdiam diri di keadaan seperti ini.
Ada rasa yang berbeda, saat Tegar menjemputnya. Tidak senyaman saat Mirza ataupun Banda ketika menjemput dirinya sepulang bekerja.
Sepanjang jalan, Mina menebak-nebak apa yang tengah Mirza lakukan. Apa lelaki itu memakai jatah liburnya dengan baik? Atau bermain bersama Aru?
Rasanya Mina ingin menekan tombol telepon di ponselnya, menyambungkannya pada Dhiza. Sekadar bertanya, apa yang tengah dilakukan Mirza sekarang.
Percayalah, bahwa Mirza juga memikirkan hal yang sama. Merindukan Mina, di kursi terasnya ia termenung, ditemani Aru dan Dhiza yang sedang bermain game di ponselnya Dhiza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet ; Mina
FanficMalam terburuk yang pernah ada. Di malam pertama, Mina harus mendapati kenyataan bahwa dirinya hanyalah seorang istri kedua dari pengusaha kaya raya. Hidupnya yang kelam semakin bertambah muram. Namun- pertemuan bersama Mirza mengubah segalanya. ...