14 - Bulan Madu

853 120 102
                                    


Warning : semi 18+


**

Sore hari saat Mina pulang dari kantornya, ia dikejutkan dengan sebuah mobil mewah terparkir di halaman rumahnya.

Menutup pintu mobil, Mina berpikir sejenak.

Siapa?

Tegar— atau...

"Mina? Sudah pulang?"

Gita. Ya, wanita itu baru saja keluar dari rumah dan menyambut kedatangan Mina.

"Tidak perlu aku jawab, kan?"

Banda dan Mirza yang berdiri di sebelah mobil hanya saling bertatapan, canggung.

"Basa basi, yang basi." ucap Mina kemudian berlalu meninggalkan Gita yang tengah berdiri di pintu masuk.

Menatap pada Banda dan Mirza yang masih berdiri, Gita tersenyum.

"Banda dan Mirza, nanti makan malam sama-sama ya disini?"

Mirza tersenyum tipis hendak menolak, namun—

"Boleh, Bu?" Banda tersenyum lebar.

"Tentu, nanti saya panggil. Saya tinggal kedalam ya," ucap Gita. Sementara Banda memekik kegirangan, Mirza berdecak.

"Lo tuh, kan kita mau ke pecel lele malem ini." ucap Mirza sedikit kesal.

"Sama Mbak Mina itu? Lo liat gak tadi mukanya bete abis, denger Za, gue rasa nih ya— " Banda menyipitkan matanya, Mirza mengerutkan keningnya.

"Mbak Mina bipolar deh. Tadi waktu sama-sama kita dia ketawa, seneng banget. Eh begitu ketemu Bu Gita, gila galak banget." ujar Banda menggelengkan kepalanya.

"Bener-bener persaingan istri muda dan istri tua yang ketat. Sinetron ikan terbang kalah dah," sambung lelaki jangkung itu, yang membuat Mirza melebarkan matanya, melotot pada Banda.

"Kita tuh gak tau apa-apa tentang Mbak Mina yang kaya gitu sama Bu Gita, jadi— "

Mirza menghentikan ucapannya ketika Banda mendekat dan memicingkan matanya,

"Lo yakin gak tau apa-apa?" tanya Banda tersenyum miring.

Mirza mendengus pelan, menutup grogi.

"Apa sih, udah lah. Mandi." gerutu Mirza sambil berjalan menuju bangunan belakang.

**

Makan malam, berjalan dengan lancar. Mirza sesekali memperhatikan Mina, wajah Mina tampak tak berubah sejak ia temui sebelum makan malam tadi.

Dingin, tak ada ekspresi hangat seperti saat di kantor atau perjalanan pulang tadi. Mirza mengerti, selain amarah, ada air mata yang tengah wanita itu pendam.

"Mirza dan Banda, ini ada makanan ringan, bawa saja ya." ucap Gita memberikan lima bungkus makanan ringan pada Banda dan Mirza.


"Terima kasih ya Bu, atas makan malam nya juga." Gita membalas dengan anggukan, tak lama ia menutup pintu dapur ketika Mirza dan Banda kembali ke bangunan belakang.

Sementara Mina menatap lurus pada banyaknya paperbag yang berdiri diatas karpet kamarnya.

Paperbag berisi banyaknya lingerie, piyama, dress,  dan jubah tidur dengan bahan premium tentunya berkualitas tinggi.

Bittersweet ; MinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang