16 - Hangover

700 111 50
                                    


Haiii, siapa yang kangen nih? :p

Jangan lupa vote dan komen nya yaaa 😁

Siap?

Warning : ada sedikit 17+


**

Ada rasa jengah dan lelah ketika Mina selesai bekerja sore hari ini.


Terpikirkan keberadaan kakaknya sekarang, bagaimana keadaannya, lalu menunggu jawaban dari Jefry, suami Jihan. Dan... Caranya bertahan kali ini, membuat Mina pusing setengah mati.


Melirik sekilas pada jendela, hujan gerimis masih membasahi kota Semarang sore hari ini, Mina menghela nafasnya dengan berat, dan suara ketukan pintu membuatnya tergugah.


"Mbak Mina, mau pulang sekarang?" tawar Banda, Mina menganggukan kepalanya.


Segera bersiap, mengambil tas dan mantelnya, satu pesan dari Jihan membuatnya terhenti.


Ajakan makan malam, tidak terlalu buruk.



**

"Saya temani, ya?" Mina menggelengkan kepalanya lagi dan lagi, saat Mirza menahannya untuk menuju ke garasi mobil.


"Aku tidak akan kenapa-kenapa, Mas." ucap Mina tanpa menghiraukan Mirza, ia membuka pintu mobil dengan cepat, dan Mirza menahannya.


"Hubungi saya kalau terjadi sesuatu, secepatnya." Mina menganggukan kepala.


Pasalnya, siapa yang tidak khawatir. Malam ini Mina tiba-tiba ingin makan malam sendiri, di luar, bersama seorang teman wanita yang baru ditemuinya minggu lalu.


Apa lagi, pakaian yang dikenakan Mina malam ini cukup sedikit terbuka. Hanya berbekal mantel untuk menutupi bahunya. Dress hitam selutut, warna lipstik yang tidak biasa, itu membuat Mirza sedikit sakit kepala.


"Udah lah, Mbak Mina tuh masih muda." ujar Banda saat mobil yang dikendarai Mina berlalu dari pekarangan.


"Apa hubungannya?" tanya Mirza.



"Ya lo pikir aja. Dia di usia segini udah jadi istri kedua, masa mudanya abis buat mikirin nasibnya sendiri. Kali-kali party lah, menikmati hidup."


Iya, Mina hanya ingin menikmati hidupnya.


"Tapi takutnya dia bohong gitu Nda, gak sama cewek." gusar Mirza, sementara Banda berdecak.


"Kalo mau tau kenapa lo gak ikutin Mbak Mina aja? Gak usah cemburu— "


"Gue gak cemburu, gue khawatir tau." elak Mirza.


Tak ada yang perlu dicemburui malam ini, Mirza. Mina pun sudah menitipkan kontak Mirza— berjaga jika sesuatu terjadi padanya, pada pengelola restoran, dan Jihan.




Saat selesai makan malam, hidangan penutup tak Mina lewatkan ketika melirik buku menu, disana terdapat minuman vodka yang cukup ia kenali rasa dan efek sampingnya.


"Serius lo pesen itu?" tanya Jihan tak percaya ketika Mina selesai memesan pada pelayan.
Karena Mina yang Jihan kenal saat kuliah dahulu cukup pendiam, tetapi faktanya Mina peminum yang cukup kuat.


Mina hanya tersenyum sebagai jawaban. Tak lama yang ia pesan datang.


Sambil mengobrol dengan Jihan, tegukan pertama, kedua, ketiga... Lolos semuanya. Memasuki keempat, kepalanya mulai pusing, kelima dan seterusnya....


Bittersweet ; MinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang