-Callisto Aldebaran-
***
Pemuda yang tengah memandang ayahnya sarat akan kekesalan itu namanya Callisto Aldebaran. Sudah beberapa menit berlalu dia habiskan hanya untuk menatap dan mendengarkan serentetan kata tak penting yang keluar dari bibir sang ayah.
Dia, anak CEO yang ternama dan sering disorot beberapa stasiun TV, kata orang-orang begitu. Kata orang-orang juga, dia anak baik, sopan, dan penurut. Itu hanya katanya, Callisto tidak sebaik itu, lalu kenapa orang-orang bisa berpikir begitu? Maka akan dia jawab dengan, 'ayahnya yang selalu menuntut dia jadi sosok pemuda sempurna dengan uang berlimpah'.
Dia tidak suka diatur sebenarnya, tapi ayahnya selalu menekannya untuk melakukan ini-itu.
Callisto harus terlihat luar biasa di mata orang lain karena dia anak CEO. Dia tidak boleh melakukan sesuatu yang mengakibatkan nama ayahnya jadi buruk.
"Ayah udah bilang kalau ada kamera yang menyorot kamu harus senyum!" Suara serak ayahnya berucap penuh penekanan.
Kalau bisa, maka dia akan senyum selebar-lebarnya, seolah manusia paling bahagia di dunia, tetapi tidak, dia tidak bisa dipaksa tersenyum. Itu akan terlihat tidak natural.
"Listo gak bisa, Yah ...," ujar Callisto pelan, mencoba memberi pengertian ayahnya padahal kini kesabaran Callisto semakin menipis.
Pria paruh baya itu berdecak kesal. Ia membatin, mengapa anaknya ini susah sekali untuk menuruti apa yang ia inginkan?
"Apanya yang gak bisa? Kamu cuman narik sudut bibir kamu ke atas. Mudah, bukan?" kata ayah dari Callisto tersebut, "ayahkan udah ajarin gimana caranya kamu bertingkah laku di depan kamera. Masa masih nggak bisa?"
"Itu karena ... aku terpaksa melakukannya," kata Callisto begitu lirih.
"Terpaksa? Jadi selama ini kamu terpaksa, hah?"
"Ya ...."
Rahang tegas milik sang ayah sudah mengeras. Pria setengah baya itu menggertakkan giginya tanda ia geram kepada sang anak.
"DASAR ANAK SIAL!" bentak sang ayah yang membuat Callisto menatap penuh wajah sang ayah, "Selama ini, ayah tidak terpaksa untuk mengurus kamu sampai sebesar ini. Tapi kamu ..." Sang ayah menjeda kalimatnya sembari memgacak surai hitamnya yang sebagiannya sudah memutih. "Kamu ... Anak gak berguna!"
BUGH!
Suara pukulan itu terdengar begitu keras. Sang ayah mengusap pipi kanannya yang sudah mengeluarkan sedikit darah segar sambil menatap sang pelaku yang merupakan anak kandungnya sendiri.
"Ditempat umum, ayah udah mengatakan bahwa aku anak yang gak berguna? Apa, Yah? Dalam hal apa aku gak berguna? Selama ini Callisto selalu membantu dan menuruti semua kemauan ayah. Tapi ayah bilang aku gak berguna?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria
FanfictionAda begitu banyak kisah di dunia ini. Kisah suka, duka, kepahitan, canda tawa dan penderitaan. Ada senyuman yang menyimpan semua kesedihan. Banyak juga diantaranya yang bersandiwara. Semua orang merasakan yang namanya lelah, muak, letih, dan kadang...