Unfair

99 21 2
                                    

-Bentala Althair-

-Bentala Althair-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Perkenalkan, namanya Bentala Althair. Pemuda dengan senyum canggung dan suara sejernih air itu kini membeku di tempatnya. Dia ... bingung, dia tidak melakukan kesalahan apapun di sekolah, tapi kenapa Pak Junair selaku kepala sekolah memanggilnya? Dia terlalu malu untuk bertanya, bibirnya kelu hanya untuk mengucapkan sepatah kata. Orang 'kecil' seperti dia tak boleh banyak protes juga bertanya.

"Sudah berapa kali kamu nunggak bayaran sekolah, Benta?" tanya Pak Kepala Sekolah kepada Bentala.

Akhirnya hening buyar juga, dan Bentala makin berkeringat di tempatnya. Dia meremat erat baju putih lusuh yang dipakainya, sudahlah kusut sekarang tambah kusut.

Bentala sedikit banyak tahu ke mana arah pembicaraan ini. Pasti ditagih lagi, biasanya Bu Mirda yang menanyakan tentang itu dan menagihnya, tapi kali ini berbeda, Pak Junair secara langsung memanggilnya. Baru Bentala ingin angkat suara, Pak Junair langsung menyela,

"Bapak suruh orang tuamu datang kan, Benta?" Suara berat Pak Junair membuat Bentala menundukkan kepala.

Bentala tersenyum kikuk lalu menganggukkan kepalanya pelan. "Iya, Pak."

"Lalu kenapa tidak datang?"

"Ayah sama Ibu saya lagi kerja, Pak. Saya takut nambah beban pikiran mereka," ujar Bentala yang kini makin menundukkan kepalanya dalam, "Maaf, Pak."

Bentala dapat mendengar hembusan napas pak Junair, mungkin dia lelah. Dan Bentala membuat lelah itu bertambah.

"Benta ..., ini uang bayaran kamu udah berbulan-bulan gak dibayar." Pak Junair memandangi Bentala dengan tatapan yang sulit dimengerti, kasihan dan rasa kesal bercampur menjadi satu.

"Saya usahakan bayar, Pak."

"Itu kalimat yang selalu kamu bilang pas Bu Mirda tagih. Apa bapak bener?"

Bentala lagi-lagi harus menghela napas, seakan ia sudah pasrah dengan keadaan yang kini mendesaknya. Jujur saja, Bentala sama sekali tidak menyukai ketika orang-orang terus-terusan menagih uang kepada Bentala, sedangkan mereka saja tahu Bentala berasal dari keluarga yang bisa disebut tidak mampu. Namun, disisi lain, Bentala harus membayar tagihan yang diberikan kepadanya. Karena itu sudah menjadi tanggung jawab Bentala dan keluarga kecilnya.

Ia harus membayar ... utangnya.

"Mengapa kamu diam? Jawab saja. Apakah itu kalimat yang selalu kamu bilang ketika Bu Mirda tagih?"

Suara berat namun lembut itu masih membuat Bentala merasa takut dan terancam. Padahal dari nada bicaranya, Pak Junair berkata dengan lembut, berniat untuk membuat Bentala tetap rileks.

EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang